Tanah Palestina: Tanah Milik Kaum Muslim


Oleh : Puji Ariyanti (Pegiat Literasi untuk Peradaban)

Kembali, Israel memborbardir Palestina. Serangan Israel hingga kini telah mengakibatkan tewasnya 12 warga Palestina, termasuk seorang anak dan seorang wanita. Serangan juga menyebabkan 80 orang korban luka-luka.

AWG (Aqsa Working Group) mengutuk sekeras kerasnya atas agresi Zionis ini. Serangan ini, sekali lagi membuktikan bahwa mereka adalah rezim zalim yang tersisa yang harus dimusnahkan dari muka bumi," demikian tulis AWG dalam keterangan tertulisnya kepada (Republika.co.id, 7/8/2022).

Kementerian Luar Negeri dan Agresi ini merupakan manifestasi dari arogansi kekuatan militer Israel, dan perpanjangan dari pola pikir kolonial rasis yang menganggap wilayah Palestina yang diduduki sebagai lapangan pelatihan. Dan warga Palestina sebagai target penembakan,” kata Kementerian Luar Negeri dilansir dari Wafa News, Sabtu (6/8/2022).

Berulang kekejian Israel terhadap Palestina. Bertahun-tahun negeri ini mengalami kezaliman luar biasa. Status politiknya masih dalam perdebatan. Tanpa ada kejelasan masa depan. Tanpa ada seorang pun penguasa yang mampu melindungi mereka barang sekedipan mata.

Mereka hanya beretorika untuk mengambil simpati internasional dalam kepentingan politik. Mereka bungkam, bahkan penguasa negeri muslim pun tidak mampu berbuat apa-apa. Negeri-negeri muslim hanya bisa prihatin dan mengecam. Namun hubungan baik dan normalisasi dengan Israel tetap mereka lanjutkan. 

Miris memang, bahkan Mesir mempertahankan blokade atas wilayah itu dengan alasan nation state. Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade ketat atas wilayah itu sepanjang waktu. Alasan Israel penutupan itu diperlukan untuk mencegah Hamas membangun kemampuan militernya. Sementara para kritikus mengatakan kebijakan itu sama dengan hukuman kolektif terhadap 2 juta penduduk Palestina yang berada di Gaza.

Saat ini solusi Palestina selalu diarahkan pada solusi 2 negara yakni memberikan kemerdekaan kepada Palestina dan hidup berdampingan secara damai dengan negara Israel. Sehingga perjuangan pembebasan Palestina hanya dicukupkan dengan gerakan-gerakan nasionalisme rakyat Palestina. Umat Islam di seluruh dunia pun tak lagi menganggap Palestina bukan persoalan mereka, tetapi persoalan negara internal rakyat Palestina semata. Padahal solusi tersebut sama halnya membiarkan tanah Palestina direbut oleh Yahudi dan menyisakan sedikit untuk rakyat Palestina.

Tentu saja ini adalah solusi batil dan tidak sesuai dengan Islam. Tanah Palestina adalah tanah milik kaum Muslimin maka sudah seharusnya dikembalikan kepada kaum muslimin seluruhnya. 

Sejak Khilafah runtuh pada tahun 1924 persatuan umat Islam terpecah belah menjadi lebih dari 51 negara. Saat itulah Turki melaksanakan nasionalisme republik Turki (sekuler). Tentu saja hal ini sangat dijaga ketat oleh militernya yang sangat kuat. Untuk mempertahankan hegemoninya atas dunia Islam barat dan Yahudi tetap menjaga sekularisme dan ide-ide turunannya termasuk nasionalisme tersebut.

Ide inilah mencipta perpecahan pada umat Islam dan menghalangi bangkitnya kekuatan Islam dan kaum muslimin serta penegakan sistem Islam yang amat sangat dibutuhkan negeri-negeri kaum muslimin dari kukungan rezim zalim. Harusnya dipahami bahwa, menjadikan perjuangan pembebasan.bPalestina hanya gerakan nasionalisme rakyat Palestina jelas-jelas menyalahi fakta sejarah.


Sejarah Tanah Palestina

Sejak Khalifah Umar bin Khatab menaklukkan Palestina dan menggabungkannya dalam bagian negara Islam yang bergelar Negara Khilafah Islamiyah. Sejak saat itu tanah Palestina menjadi milik kaum muslimin seluruhnya dengan Khilafah sebagai penjaganya. (Ingat kisah Sultan Abdul Hamid II mencegah zionis-Yahudi membeli tanah Palestina), di mana Sultan Abdul Hamid II merupakan Sultan ke-34 dari Turki, tepatnya Kekhalifahan Utsmaniyah yang populer disebut Ottoman Empire di dunia Barat. 

Dalam sejarah dikisahkan kaum salibis dapat menguasai Yerusalem pada 1099 M. Dan mendirikan kerajaan di atasnya dengan Godfrey dari Boulogne sebagai pangeran. Maka kaum muslimin berusaha merebut kembali dengan jihad hingga pada 1187 M wilayah itu dapat direbut kembali oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Shalahuddin al-Ayyubi melalui perang Hittin. Para Khalifah di sepanjang masa kekhilafahan Islam menjaga sekuat tenaga agar tidak ada sejengkal pun tanah Palestina yang jatuh ke tangan musuh-musuh Islam.

Khalifah Sultan Abdul Hamid II pernah menolak tawaran tokoh zionis Theodore Hertz yang berusaha membujuk sang Sultan agar mengizinkan kedatangan imigran Yahudi ke Palestina. Delegasi Hertz menyuap dengan memberikan hadiah sebesar 150 juta Poundsterling setara 3 triliun. Sultan Abdul Hamid II menolak. Sultan mengatakan: Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina) karena ia bukan milikku.

Tanah itu adalah hak umat Islam.  Umat Islam telah berjihad demi kepentingan Palestina. Mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Maka jelas perjuangan pembebasan Palestina dari dulu hingga sekarang bukanlah perjuangan rakyat Palestina semata dengan gerakan Nasionalisme. Tetapi perjuangan umat Islam di seluruh dunia dengan spirit persatuan Islam.

Kita semua wajib mengubah mindset, bahwa sejatinya masalah negara Palestina serta kemerdekaan negara Palestina adalah persoalan kita bersama pemilik negeri-negeri kaum muslimin. Tiada kesatuan kepemimpinan umat Islam dan praktik nasionalisme di masing-masing negeri. Maka tanah dan nyawa muslim tak bisa dilindungi. [] Wallahu'alam Bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar