BBM Naik, Dimana Letak Kedzalimannya?


Oleh: Iim kamilah

Saat ini lagi-lagi masyarakat dibuat pusing karena pemerintah telah menaikan harga untuk tiga jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak 3 september lalu. Ketiga jenis tersebut yakni pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter, pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi 14.500 per liter  dan, dan solar dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter.

Dampak dari kenaikan BBM tersebut tentunya akan memicu inflasi yang berdampak kepada meningkatnya kemiskinan. Berbagai keluhan serta tanggapan buruk dari masyarakat pun sontak bermunculan hingga demo yang digelar di sejumlah tempat guna menolak kenaikan harga BBM.

Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyampaikan kehawatirannya karena kenaikan harga BBM bersubsidi bisa berdampak besar terhadap banyak hal, dari inflasi, biaya transportasi hingga harga bahan pokok yang sudah tentu akan menyengsarakan pedagang pasar," terang Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon. 

Diapun menegaskan, jangan sampai kebijakan kenaikan harga BBM ini hanya menguntungkan segelintir orang. 

"Kita tau sejak lama Indonesia disandera oleh mafia migas, kami harap kenaikan BBM ini tidak hanya menguntungkan para importir Migas dan menyengsarakan masyarakat, khususnya para pedagang pasar", tegasnya. Dilansir dari Liputan 6, 6 september 2022.

Sejumlah konsumen di Bali menyayangkan kenaikan harga BBM berlangsung kala ekonomi baru pulih. Beberapa dari merekapun mengeluh karena merasa waktu kenaikan BBM terlalu cepat. (Tempo.co, 4 september 2022).

Data Analyst Continuum Data Indonesia, Natasha Yulian mengatakan bahwa 92% masyarakat Indonesia memberikan respon negatif terhadap kenaikan harga BBM. Data ini diperoleh dari 891 pembicaraan mengenai BBM dari 424 akun twitter dari tanggal 29 Agustus sampai dengan 11 september 2022.

Dilihat dari perbincangannya Natasha meliha 72% berisiskan keluhan terhadap pengeluaran yang bertambah akibat kenaikan BBM. Selain itu masyarakat juga mengeluhkan solusi dari pemerintah hanya BLT yang dirasa tidak menjawab masalah. Sebagian lagi mengeluhkan gaji mereka tidak naik tapi BBM naik.

Masyarakat juga mengeluhkan kelanjutan pembangunan IKN dan kereta api cepat. Mereka mempertanyakan urgensi kelanjutan pembangunan ini dibandingkan mengurangi subsidi BBM.

Sementara itu terkait BLT BBM, sebanyak 89 % masyarakat memberikan respon Negatif. Masyarakat merasa BLT BBM ini hanya sesaat atau hanya 4 bulan. Manfaatnya juga dirasa tidak sebanding dengan kenaikan harga. Dikutip dari MediaIndonesia.com 15 september 2022. 

Sementara itu alasan pemerintah menaikan harga BBM ialah menjadi langkah menghadapi gejolak minyak dunia. Maka dari itu pemerintah menilai harga BBM didalam negeri tidak bisa ditopang dari subsidi APBN.

Menurut presiden Jokowi, uang negara seharusnya diprioritaskan untuk subsidi kepada masyarakat kurang mampu. Al hasil harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapatkan subsidi akan mendapatkan penyesuaian. Dikutip dari kompas.com, 3 september 2022.

Jika kita perhatikan, berbagai keluhan dari masyarakat ini jauh lebih mendasar dan dapat diterima oleh logika dari pada alasan-alasan yang disampaikan pemerintah. 

Misalnya, pemerintah beralasan kenaikan harga BBM dipicu karena Indonesia menghadapi gejolak minyak dunia yang tinggi, namun pada paktanya per 8 september 2022 harga minyak dunia justru turun hingga USD 80 per barelnya.

Anggota komisi VII Dewan Perwakilan rakyat (DPR) dari fraksi PKS, Mulyanto, mengatakan angka tersebut berada jauh dibawah besaran asumsi makro harga ICP alias harga patokan minyak mentah Indonesia. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) perubahan 2022, kata dia, harga ICP sebesar USD 100 per barel.

Dengan penurunan harga minyak dunia ini maka alasan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi jadi tidak relevan dan sulit di nalar logika masyarakat. Dikutip dari tempo.co, 8 september 2022.

Jika pemerintah mengeluhkan besarnya beban pengeluaran untuk subsidi BBM, maka apa salahnya jika pembangunan IKN dan kereta cepat yang menguras dana APBN sementara diberhentikan dulu dan dipakai untuk memenuhi beban subsidi yang manfaatnya jelas lebih dibutuhkan oleh masyarakat. 
 
Jika pemerintah beranggapan dengan penyaluran BLT adalah langkah tepat untuk menyalurkan subsidi agar lebih tepat sasaran, maka anggapan ini jelas tidak sesuai dengan apa yang dirasa oleh masyarakat. Sebab dana BLT sama sekali tidak bisa mencukupi besarnya dampak dari kenaikan BBM seperti mahalnya harga-harga pokok dalam segala hal. Belum lagi dengan banyaknya kasus penyaluran BLT yang tidak tepat sasaran. 

Lagi pula penyebab yang melatarbelakangi masalah BBM ini bukanlah dari tingginya harga minyak dunia, melihat dari sisi bahwa Indonesia adalah salah satu produsen minyak mentah dunia. Lalu mengapa Indonesia masih impor BBM dari negara lain yang jelas menguras Devisa negara dan membuat Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan negara lain?

Setiap tahun Indonesia selalu impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura, negara yang hampir tidak memiliki sumber daya alam. Mirisnya, BBM yang di impor dari Singapura merupakan minyak yang berasal dari sumur-sumur yang ada di Indonesia.

Banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau para perusahaan pengeboran minyak di Indonesia menjual minyak ke singapura. Alasannya, kilang di Indonesia tidak mampu menampung seluruh produksi minyak mentah tanah air. Meski luas Singapura tidak lebih luas dari DKI Jakarta, tapi Singapura memang lebih unggul dalam kepemilikan kilang minyak.

Meski sama sekali tidak memiliki ladang minyak, namun Singapura berhasil menjadi salah satu produsen BBM terbesar dunia selama puluhan tahun karena memiliki beberapa kilang minyak besar.

Letak Singapura yang strategis dan kemudahan berinvestasi dan perizinan, juga menjadi alasan banyak perusahaan minyak multinasional menempatkan kilang minyak di negeri tersebut. Dilansir dari kompas.com, 28 mei 2022.

Melansir dari sindonews.com, sabtu 27 Aguatus 2022. PT Chevron Pasifik Indonesia, anak perusahaan dari raksasa energi Amerika Chevron Corporation dan Pertamina adalah dua produsen minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan minyak asing lain seperti Total SA, Conoco Phillips, serta CNOOC juga ikut bagian penting dalam industri minyak tanah air.

Melihat hal ini, maka yang menjadi sumber permasalahan menyangkut tingginya harga BBM di negeri ini ialah liberalisasi ekonomi yang terlahir dari sistem kapitalis. Sistem yang mengusung kebebasan dalam kepemilikan.

Pemberlakuan kepemilikan diatur atas dasar "modal", sehingga kepemilikan umum seperti migas, batubara, emas, perak, dan sumber daya alam lainnya bisa dikuasai oleh pihak swasta, individu bahkan asing asalkan ia memiliki modal. Hal ini tentu merupakan suatu kedzaliman, sebab kekayaan yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat justru dimiliki oleh segelintir orang. Sedangkan kita tidak mendapatkan apa-apa kecuali harus membeli dengan harga yang tinggi.

Maka kita yang telah muak dengan keadaan ini sudah saatnya menyadari betapa buruknya sistem kapitalis. Menyimpan harapan pada sistem ini adalah sebuah kesalahan dan selamanya akan menyengsarakan. 

Sudah saatnya pula kita mencari sistem yang shahih untuk mengatur urusan negeri ini. Sistem yang bersumber dari Sang Pencipta manusia bukan sistem yang dibuat oleh manusia, yakni Islam. Kitapun perlu memahami bahwa Islam bukan hanya sebatas agama yang mengatur ruhiah saja. Islam adalah sebuah mabda yang mengatur segala hal termasuk bernegara. Islam memiliki sistem ekonomi yang sempurna,  yang secara detail mengatur dalam hal kepemilikan.

Islam membagi sistem kepemilikan menjadi 3 jenis, yakni: Kepemilikan umum, kepemilikan negara, dan kepemilikan pribadi.

Migas sendiri termasuk kepada kepemilikan umum. negara mengelola milik umum mewakili rakyat dan hasilnya di didistribusikan kepada masyarakat baik secara langsung maupun tak langsung dalam bentuk berbagai penyaluran.

Kepemilikan umum ini mencakup:
-Kepemilikan atas tambang yang devositonya sangat besar seperti logam, mineral, minyak, gas.
-Berbagai fasilitas publik, yaitu harta yang dibutuhkan oleh masyarakat yang jika tidak tersedia mereka tercerai berai dalam mencarinya. Jenis ini mencakup sumber energi, padang gembalaan, hutan dan air.
-Harta yang dari sisi pembentukannya tidak bisa dimiliki individu seperti sungai, danau, pesisir, laut, jalan umum dll. 

Namun, sistem ekonomi yang sempurna ini hanya bisa dijalankan dalam sistem pemerintah Islam. Sistem yang bersumber dari Allah SWT. dan di contohkan oleh Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam. Tidakkah kita merindukannya? 

Wallahu a'lam bissawab.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar