Oleh : Rina (Aktivis Dakwah)
Sejak awal adanya isu recana pembangunan Ibu Kota Negara baru, banyak pihak masyarakat yang mengkritik proyek tersebut. Namun pemerintah tetap jalan terus dan mengesampingkan suara penolakan dari masyarakat. Demi menjaring investor, pemerintah membuat iming-iming adanya insentif dan menyiapkan regulasi pendukung (Rancangan Peraturan Pemerintah) yang mengatur insentif pelaku usaha dan investor di IKN.
Kalau ditelisik lebih dalam, dengan memperhatikan keadaan masyarakat yang kian hari kian sulit memenuhi kebutuhan hidup, Pemerintah seharusnya menunda proyek IKN, dan mengalihkan alokasi dana pembangunan untuk menyelesaikan persoalan nyata yang menyulitkan hidup rakyat, terlebih membuat APBN terbebani sementara ekonomi dalam ancaman resesi.
Dari Tindakan pemerintah, terlihat nyata keberpihakan penguasa bukanlah kepada rakyat, namun justru pada investor.Kesulitan yang dihadapi oleh rakyat saat ini tidak terlepas dari aturan yang diberlakukan di negara tercinta. Alih-alih berniat ingin mensejahterakan rakyat melalui keputusan baru, tapi pada kenyataannya semakin mempersulit dengan naiknya BBM. Semua bahan-bahan kebutuhan lainnya serentak naik, namun tidak dengan pendapatan masyarakat.
Sistem yang berlaku saat ini menghasilkan ketimpangan disegala aspek kehidupan. Bagaimana tidak, sistem kapitalis sekuler adalah sistem buatan manusia yang sejatinya lemah, terbatas dan serba kurang. Tidak sedikit aturan yang dibuat malah menyengsarakan rakyat namun menguntungkan pihak kapital hingga sering disebut dengan Undang-Undang pesanan. Ketika ada manfaat dan keuntungan dari pemberlakuan suatu aturan, maka akan diambil sekalipun masyarakat menolak, Jelas sistem seperti ini akan membuat para kaum kapital, untung, namun sebaliknya masyarakat lokal akan akan bunting.
Sekalipun sistem ini memiliki slogan bahwa suara terbanyak yang diikuti, tapi nyatanya bukan demikian. Penolakan mayoritas masyarakat terkait pembangunan IKN misalnya ditengah sempitnya keadaan ekonomi, ditengah utang negara yang kian membengkak,. Namun pemerintah tetap melanjutkan pembangunan, yang terjadi kenaikan harga BBM. Inikah yang dinamakan sebagai penguasa yang melayani rakyat?
Umat membutuhkan penguasa yang dapat menjadi perisai yang mampu melindungi rakyat dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi dunia. Dan penguasa semacam ini tidak akan pernah berjalan beriringan bersama sistem yang rusak. Penguasa yang didambakan oleh seluruh masyarakat pastinya adalah penguasa yang keberadaannya dicintai rakyatnya begitupun ia mencintai rakyatnya.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Auf ibn Malik, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian." Salah satu ciri seorang pemimpin itu dicintai oleh rakyatnya adalah yang dapat mengayomi rakyatnya, melayani, menyayangi, membela, dan tidak berbuat zalim kepada rakyat. Hal ini akan terwujud Ketika penguasa mentaati Rabbnya sehingga siap untuk menjalankan amanah yang Allah titipkan padanya sesuai dengan syariat yang sudah Allah tetapkan.
Dalam pandangan islam sendiri, keberadaan pemimpin bukanlah sebagai pembuat aturan, melainkan sebagai pelaksana aturan yang sudah Allah tetapkan. Artinya aturan yang diberlakukan untuk rakyat dan segala aspeknya berasal dari Allah pencipta alam. Dengan demikian terbentuklah islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin
Wallahua’lam Bisshawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar