Oleh : Siti Nur Rahma
Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Murtianto mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal itu disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro. Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan hewani, buah dan sayuran yang mengandung zat gizi mikro. Mereka mengalami kelaparan tersembunyi. Disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, namun sesungguhnya dampaknya sangat besar. Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan dan imunitas,” jelasnya dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (18,9).
Tingkat kelaparan Indonesia menurut Global Hunger Index (GHI) menempati urutan ketiga tertinggi di Asia Tenggara pada 2021. Indonesia mendapatkan skor indeks sebesar18 poin atau termasuk dalam level moderat. Skor ini telah berada di atas rata-rata global yang sebesar 17,9 poin.(databoks)
Surat Al-Ma'un adalah surat yang sangat tajam,cerdas, non kompromis, dan tanpa ampun menyerang langsung pada jantung pemerintahan yang mengabaikan rakyat miskin.Kita bisa membayangkan Al-Qur'an tidaklah turun dan dibacakan dalam forum pembelajaran. Akan tetapi, Al-Qur'an dibacakan dihadapan orang-orang. Setiap ayat yang dibacakan akan terasa menyerang para pemimpin masyarakat. Allah mengkritik siapa saja yang berbuat kejahatan dan menunjukkan kajahatan mereka beserta ide-ide mereka yang cacat. Pada ayat ke-3 surat Al-ma'un Allah azza wazallah berfirman "Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin". Ayat ini secara langsung menyerang reputasi publik yang sudah lama mereka bangun. Pemerintah memeliki peran dalam mengelolah aset negara. Mereka seharusnya memiliki kewajiban untuk menolong orang-orang yang lemah, tetapi tidak melakukannya.
Allah mengungkap kondisi psikologis orang-orang kaya korup. Para politisi yanv lebih melindungi orang-orang kaya dibandingkan orang-orang lemah mereka. Hal ini sangat gamblang dilihat dimana aset negara lebih banyak dijual kepada asing dan aseng, bukan dikelola untuk kebutuhan masyarakat. Kita pun menyaksikan hari ini, entah itu pada saat krisis moneter, krisis keuangan globlal, hingga krisis hari ini. Elit politik lebih memilih menolong para pemilik modal dibandingkan rakyat kecil. Negara lebih senang menyubsidi pengusaha terutama sektor keuangan, dibandingkan langsung menolong rakyat.
Karena orang kayalah yang menyokong para elit politik, sedangkan orang-orang miskin tidak memberikan manfaat dalam hal kekuasaan. Maka mereka tidak menolong orang-orang miskin, tidak pula mengajak orang-orang untuk menolong mereka. Kenapa? Karena inilah logika kekuasaan.
Allah berfirman di surat al-ma'un ayat ke-4 "Maka celakalah orang yang shalat". Didalam surat ini Allah menyebut mereka yg shalat namun mengabaikan orang-orang miskin adalah pendusta agama. Banyak daripada para elit politik yang menjaga status sosialnya dan tetap melaksanakan shalat, namun tetap mengabaikan orang-orang miskin.
Namun demikian hal-nya pemerintah hingga kini tidak pernah berubah, entah karna muka tembok atau sudah terlena dengan kekuasaan. Maka dibutuhkannya orang-orang yg mampu menyuarakan kembali Surat Al-ma'un, yg tanpa rasa takut bergerak menyerukan kebenaran isi Al-Qur'an seperti halnya Rasulullah saw dan para sahabat.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar