Berdendang Bergoyang, Upaya Pembajakan Peran Pemuda


Oleh: Oktavia1453

Beberapa hari lalu Indonesia dihebohkan dengan konser  Berdendang Bergoyang yang over kapasitas. Acara tersebut diselanggarkan di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada sabtu, 29 Oktober 2022. Karena over kapasitas dan diduga adanya minuman keras (Miras) akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian.  Karena over kapasitas dari yang seharusnya, banyak penonton yang pingsan karena kurangnya tenda kesehatan di area tersebut, tak hanya itu tindakan kejahatan seperti pencopetan juga terjadi dalam konser. (TvOneNews, 30/10/22) 

Anehnya pembubaran acara Berdendang Bergoyang dilakukan hari kedua setelah terjadi over kapasitas yang menimbulkan bahaya bagi penonton. Pada hari kedua penonton semakin banyak hingga terjadi desak-desakan yang mengakibatkan penonton yang jatuh pingsan. “sampai (Sabtu) pukul 20.00 WIB, jumlah penonton sudah lebih dari 21.000. kami cek memang sangat penuh kondisi di Istora Senayan, dengan Lay Out panggung dan sebagainya”, ungkap komarudin. (Kompas.com, 30/10/22) 

Begitu luarbiasa antusias masyarakat untuk menghadiri konser tersebut, padahal tiket yang harus ditebus tidaklah murah yaitu mencapai Rp. 275.000 dan pada hari ketiga mencapai Rp 790.000. dengan harga tiket yang tinggi tak mengurangi minat masyarakat untuk membeli, buktinya acara tersebut dibubarkan karena salah satu faktornya adalah kelebihan kapasitas penonton yang menyebabkan bahaya lainya.


Pembajakan Peran Pemuda 

Acara Berdendang Bergoyang menjadi salah satu gambaran bagaimana karakter anak muda saat ini. Pemuda saat ini adalah pemuda pemuja kesenangan belaka, sebelum acara berdendang  ada banyak acara serupa, seperti  konser-konser serupa, Citayam Fashion Week (CFW) dan masih banyak lagi. Satu hal yang sama dari agenda-agenda pemuda saat ini, yaitu kesenangan, maka tak salah jika pemuda saat ini di sebut-sebut sebagai pemuja kesenangan. 

Sejak tahun 2012 hingga nanti tahun 2035 Indonesia diperkirakan akan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 2 kali lipat dari jumlah penduduk  usia anak dan lanjut usia. Jumlah yang sangat banyak ini cukup menggiurkan bagi kapitalis. Jumlah yang banyak tentu seiring dengan  potensi yang banyak pula, potensi ini sudah dilirik oleh para kapitalis untuk dibajak dan diambil keuntungannya. 

Tanpa sadar potensi yang dimiliki pemuda  telah dibajak secara keseluruhan, jumlah pemuda yang banyak menjadi sasaran pasar produk-produk kapitalis dari segala sisi (hiburan, makanan, gaya berpakaian ataupun film-film yang diproduksi). Selain itu mereka didesain acuh terhadap permasalahan yang ada (individualis), anti  terhadap penerapan Islam dan juga anti  terhadap politik.


Pemuda dan Islam

Kapitalisme memandang pemuda hanya sekedar pasar untuk produk-produk yang diproduksi. Hal ini dilakukan demi menguatkan pondasi ekonomi yang sejatinya sudah hampir tumbang, selain itu pemuda juga sengaja dijauhkan dari Islam supaya Islam tidak lagi memimpin dunia. Padahal mau tidak mau, Islam akan kembali ditempat yang seharusnya (memimpin dunia) dan kapitalisme akan hancur. Semua yang dilakukan kapitalisme hanya untuk memperpanjang masa hidup yang sebentar lagi akan meninggal.

Islam memandang pemuda sangatlah spesial bukan seperti kapitalis. Islam menaruh harapan besar terhadap pemuda untuk mengembalikkan pada posisi yang seharusnya. Pemuda mempunyai kekuatan diatara dua kelemahan, pemuda mempunyai segala potensi yang tidak dimiliki oleh orang tua ataupun anak-anak. Masa muda menjadi masa emas, masa yang paling produktif, pada saat itu pikirannya tajam, fisiknya kuat, kemauanya kuat, semangatnya membara dan masih banyak potensi yang dimiliki pemuda. Sayang rasanya jika potensi yang luar biasa ini dibajak oleh kepentingan kapitalisme. 

Pada masa Rasulullah Saw, mayoritas sahabat yang pertama  masuk Islam adalah pemuda. Gagasan besar yang dibawa oleh Rasulullah Saw. adalah sebab yang membuat para pemuda memeluk agama Islam dan menjadi pengikut setia Rasulullah Saw. Pemuda menjadi ujung tombak melesatnya dakwah. Rasulullah Saw, jeli melihat potensi yang dimiliki oleh para pemuda, Rasulullah Saw, memetakan dakwah sesuai potensi yang dimiliki sahabat. Ada yang dipersiapkan untuk berjihad, ada yang disiapkan untuk mendalami ilmu, ada yang menjadi diplomat Islam, dibidang kesehatan, strategi perang dan masih banyak lagi. Dan semua sahabat tarbiyah yang luar biasa hingga akhirnya melahirkan sesosok sahabat yang mempunyai syahsiah islamiah (pola sikap Islami), pola fikirnya Islami dan pola sikapnya Islami. Sesosok pemuda yang ahli dibidang keilmuan dan keahliah namun tetap rendah hati karena sudah terlebih dahulu di tarbiyah oleh Rasulullah Saw. secara langsung.

Didikan, pemetaan dan dukungan Rasulullah Saw, sangat berpengaruh pada jiwa  para sahabat muda, dakwah yang mempunyai banyak tantangan, tidak ringan berhasil dilewati oleh mereka hingga akhirnya mati dalam keadaan mulia. Seperti itulah didikan, pemetaan dan dukungan yang seharusnya dirasakan oleh pemuda saat ini, bukan malah potensi yang dimiliki dibajak demi kepeningan kapitalisme. Maka sudah saatnya kita kembali kepada pola tarbiyah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yaitu dengan membentuk pola fikir dan pola sikap yang Islami.

Pola fikir dan pola sikap yang Islami berhasil dibentuk dengan 3 point. Point pertama, individunya harus mau diarahkan, di didik dan dipetakan potensinya menjadi hamba yang bertakwa, kesadaran dibentuk sehingga ia tidak akan merasa terpaksa. Point  kedua, masyarakat yang ada disekitar individu tadi harus bersedia untuk saling amal makruf nahi mungkar (menjadi alat kontrol terhadap individu, jika ada yang berbuat salah maka masyarakat sigap untuk mengingatkan). Point ketiga yang tak kalah penting adalah pemerintah yang senantiasa mendukung semua lapisan masyarakat dengan semua progam-progam yang dirancang dengan tujuan membentuk pola fikir dan pola sikap Islamiah.

Gambaran ini sangat indah jika diterapkan, dan semua ini akan nyata terjadi bila kita  senantiasa berupaya memperbaikinya pada semua lapisan, dengan mengganti sistem kapitalis yang rusak ini dengan sistem yang sempurna yakni sistem Islam. Semoga kita menjadi umat Rasulullah Saw yang bertakwa.

WalLâh a’lam bi ash-shawâb.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar