Gagal Ginjal Akut, Tanda Negara Gagal Lindungi Kesehatan Anak


Oleh : Reni

Tragedi gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di Indonesia sangatlah menghawatirkan. Case fataliti ratenya tinggi hingga mencapai lebih dari 50%. Dilansir dari CNBC Indonesia (Jum’at, 21/10/2022), Menkes menyebut 241 anak terkena gagal ginjal akut misterius dengan total pasien meninggal sebanyak 133 kasus. Fatalitas rate (angka kematian) 55% dari total kasus. 

Kasus gagal ginjal akut ini melonjak sejak Agustus di 22 provinsi. Kementerian kesehatan mencatat jumlah pasien dengan gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 245 orang. Per Minggu (23/10) sudah dilaporkan ada 245 kasus di 26 provinsi dengan jumlah kematian mencapai 141 orang. Adapun peningkatan fatalitas rate kasus ini menjadi 58 % (BBC Indonesia, 23/10/2022).

Penyebab kasus gagal ginjal pada anak tak lain disebabkan adanya pencemaran dari bahan pelarut yang terkandung dalam obat sirup yang beredar di pasaran. Pelarut tersebut memicu terbentuknya kristal-kristal tajam yang merusak ginjal. Akibatnya, gagal ginjal harus dialami anak-anak yang notabene pengkonsumsi obat-obatan berjenis sirup. 

Diketahui, senyawa dari bahan pelarut obat ini melebihi ambang batas. Lagi-lagi hal ini mengindikasi bahwasanya negara kecolongan dalam mengatur dosis bahan baku obat. Juga mencirikan jika negara lalai dalam pengawasan  obat dan deteksi dini yang menyebabkan keterlambatan penanganan. 

Parahnya, negara hari ini selalu saja seolah menunggu angka kematian meninggi barulah kemudian mencari solusi. Padahal, mahal biaya layanan kesehatan dan terbatasnya berbagai sarana kesehatan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian pada kasus ini. Hemodialisa yang dibutuhkan mendesak untuk menangani kasus ini sangatlah terbatas. Ini artinya, penyediaan layanan kesehatan dari negara belumlah optimal bagi masyarakat. 

Dalam sistem kapitalisme biaya mudah terjangkau ibarat omong kosong belaka. Rakyat harus menyediakan dana sendiri untuk mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi. Angka kematian yang tinggi di masyarakat disebabkan kurangnya edukasi negara pada masyarakat di kesehatan. Indonesia termasuk negara terlemah di ASEAN dalam layanan kesehatan. Buktinya, 70% penduduk Indonesia lebih memilih untuk mengobati sendiri.

Seharusnya, kasus gagal ginjal akut pada anak yang mencapai Case fataliti rate tinggi, negara menetapkan kasus ini sebagai pelajaran berharga. Di mana negara bertanggung jawab atas kematian anak-anak yang terkena gagal ginjal akut. Dibutuhkan peran besar negara dalam menginvestigasi kasus ini. 

Dengan menerapkan langkah komprehensif, hingga negara mampu mengantisipasi dan mengindentifikasi penyebabnya gagal ginjal pada anak. Langkah inipun akan menunjang negara dalam penanganan gagal ginjal akut pada anak secara cepat dan tepat. 

Negara menggencarkan edukasi pada masyarakat tentang penyebab terjadinya gagal ginjal akut guna mendeteksi dini yang otomatis mengupayakan pengobatan lebih cepat pada anak. Penyediaan layanan kesehatan yang lengkap, murah bahkan gratis bisa dilakukan negara. Sebab, kesehatan merupakan hak setiap manusia yang harus didapatkan dan wajib bagi negara untuk menyediakannya. 

Penyelidikan secara tuntas pun patut segera dilakukan oleh negara dalam pengecekan obat yang sudah terlimbahi zat pelarut berbahaya tersebut. Apakah
ada unsur kesengajaan ataukah tidak, baik dilakukan oleh produsen obat maupun pihak terkait lainnya. Jika semua itu benar adanya, maka mereka harus bertanggungjawab atas kasus ini.

Padahal, anak adalah generasi penerus yang merupakan aset masa depan. Sudah selayaknya mereka dilindungi demi melestarikan kehidupan yang akan datang. Peran negara dalam Islam bertindak sebagai pengurus (Ra’in) dan junnah (perisai) bagi rakyatnya. 

Negara dalam Islam akan benar-benar mengurus rakyat sehingga rakyat jauh dari segala marabahaya. Negara mampu melindungi rakyat dari obat-obatan terlarang yang mengancam jiwa mereka. Sebab, dalam Islam keselamatan nyawa manusia harus lebih dikedepankan ketimbang masalah lain, tak terkecuali masalah ekonomi. 

Menjaga keselamatan hidup adalah perkara pokok yang menjadi perhatian negara, termasuk nyawa anak-anak. Rasulullah SAW bersabda: “Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak”(HR An-Nasai &Tirmidzi).

Wallahu ‘alam bishawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar