Rakyat Gagal Sejahtera, Radikal Jadi Biangnya


Oleh : Mira Ummu Abdan (Aktivis Lisma Bali)

Baru-baru ini Kepala KSP Moeldoko menyatakan radikal dan teroris akan meningkat ditahun-tahun politik hingga 2024 mendatang." Situasi internal kita juga perlu aware. Dinamika politik dan potensi radikalisme akibat politik identitas. Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020, potensi radikalisme 14 persen," ujar Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Kamis (20/10/2022)(Kompas.com).

Selang beberapa lama seorang perempuan menorobos istana dengan membawa senjata, tapi digagalkan oleh Potlantas dan paspampres. Setelah diperiksa oleh Polisi, mereka melakukan telkonferensi bersama dengan densus 88. Dan hasil keterangan mereka adalah dugaan adanya keterlibatan dengan ormas terlarang yang berfaham radikal.Akan tetapi dimedia sosial justru rakyat lebih memandang banyak keganjilan dan dugaan dramatis. Karena masuk istana tidaklah mudah sebab harus melewati beberapa ring. Yang nampak justru dibiarkan dan penangkapanpun seolah tidak terlihat begitu ketatnya dengan alasan humanis. Padahal versi rezim dan aturan,Radikal dan teroris itu adalah faham terlarang dan ekstraordinari crime, yang seharusnya dalam penangkapannya juga tidak biasa-biasa saja tapi harus ekstra juga.Sehingga lumrah jika rakyat justru menganggap ini hanyalah rekayasa dalam mengalihkan dalam berbagai isu-isu yang menimpa rezim dan institusi kepolisian karena kasus-kasus oknum mereka.

Rakyat sudah mulai muak dan bosan dengan narasi radikal dan terorisme apalagi dengan adanya isu-isu yang belum bisa memberikan rasa keadilan bagi rakyat. Penegakkan hukum bagi para pelanggar yang dilakukan oknum Polisi dan para pejabat karena korupsi belum memberikan efek 'jera' dan sanksi yang berat. Bahkan dalam proses penuh dengan intrik dan drama. Mereka lupa bahwa jaman ini adalah jaman keterbukaan, kebenaran dapat dibuka oleh rakyat sendiri. Adanya media sosial justru dimanfaatkan oleh rakyat dalam hal ini sebagai nitizen.Mereka Bisa dengan cepat mendapatkan fakta dan menganalisis sendiri. Bahkan dapat mem'viralkan'atas kelakuan penegak hukum dan para pejabat. 

Pola-pola narasi yang dilakukan oleh rezim yang tidak meyakinkan karena penuh dengan 'lipsevice', rakyat menilai dengan cara rezim ini mengurusi mereka justru tidaklah mendekatkan kepada kesejahteraan melainkan kegagalan. Rezim ini sudah periode kedua, rakyat dihadapkan pada kondisi pandemi yang mengakibatkan kondisi ekonomi yang tidak menentu, justru narasi-narasi mereka menakutkan, membebani rakyat dengan vaksin yang seharusnya tidak menghawatirkan dan memberatkan. Hal ini terjadi wajar jika rezim tidak berpihak pada rakyat karena sistem yang digunakan dan diemban adalah kapitalisme sekularisme yang lebih berpihak pada para kapital. Iming-iming kesejahteraan hanyalah angan-angan, keterwakilan dalam lembaga DPR yang melalui partai dalam sistem demokrasi juga merupakan cabangnya hanyalah isapan jempol, karena yang makmur dan sejahterah adalah mereka.

Ketika nampak kegagalan dalam mewujudkan kesejahteraan, berbanding lurus dengan beban rakyat meningkat karena kebijakan naiknya bbm dan kebutuhan pokok lainnya. Dampak resesi ekonomi ditahun depan, akibatkan semakin bertambahkan kemiskinan baru. Dengan kondisi ini juga semakin meningkatnya kriminalitas ditengah-tengah rakyat. Padahal jika saja rezim dan rakyat menerapkan sistem Islam tentu keberkahan dari bumi dan langit akan nampak dan terwujud sebagaimana Allah swt. Berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.( 'Al 'Araf (7) :96).

Akan tetapi realitasnya justru kemalangan yang terus dihadapi oleh Negeri ini. Bahkan kesempitanpun akan sering dihadapi. Maka Benarlah Firman Allah, "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS.Toha (20):124).

Oleh karena itu rezim gagal mensejahterakan rakyatnya dengan menutupi isu radikal yang justru sangat kontroversi dan tiada ujungnya. Hanya sistem Islam saja yang mampu mewujudkan kesejahteraan yang hakiki.InsyaaAllah.

Allahu 'Allam Bishowwab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar