Identitas Islam yang Disembunyikan


Oleh: Nuryanti (Lisma Bali)

Inilah yang disebut akhir zaman. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kaum muslimin terhadap ajarannya berada di titik nadir. Sebagian besar kaum muslimin di seluruh dunia Islam masih menikmati buaian sekularisme. Paham yang memisahkan antara kehidupan agama dan kehidupan dunia. Akan menjadi terbiasa jika sudah diadopsi banyak orang.

Ketika pun ada sekelompok orang yang tetap berpegang teguh pada ajaran Islamnya, maka tidak jarang akan ditemukan perlakuan kekerasan/ketakutan kepadanya. Karakternya kemudian dijauhkan dari identitas keislaman. Dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat, bahkan tak dianggap sebagai bagian dari masyarakat.

Memang kondisi seperti ini akan terjadi, sebagaimana sabda Rasullullah SAW "Islam akan datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing seperti kedatangannya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing itu". (HR. Muslim dalam kitab Al-Iman)

Namun sampai kapan akan terus terasing? Sampai kapan pula identitas keislamannya terus dijauhkan atau bahkan dihilangkan?

Memang akan ada rasa bahagia yang didapat atas keterasingan itu seperti yang dijanjikan oleh Rasullullah SAW. Akan tetapi, kebahagiaan atas keterasingan yang didapatkan tidak semata-mata berdiam diri atas ketidakadilan dan kesewenang-wenangan pemimpin. Tetap harus ada upaya untuk mengembalikan kehidupan dan identitas Islam sebagai peraturan yang sempurna.

Ditambah lagi memang saat ini kondisi identitas kaum muslimin tidak lagi terlihat jelas, seakan-akan sudah tenggelam dibawa oleh genggaman sekularisme. Jati diri muslim yang sesungguhnya dapat berubah-ubah ketika ada manfaat yang didapat. Paling dominan akibat materi yang ditawarkan, yakni berupa harta, tahta, atau jabatan yang ditawarkan. 

Dalam pemilihan umum contohnya, setiap 5 tahun sekali dalam proses pelaksanaannya pasti ada yang mendadak alim. Bagi calon-calon wakil rakyat yang perempuan tiba-tiba berkerudung, dan yang laki-laki bersongkok, meskipun mereka bukan muslim. Sering pula tiba-tiba sering berkunjung ke pesantren, dan kepada para kyai, ritual solat, dzikir, dan berdoa diviralkan seolah-olah menunjukkan kesalehan. Begitulah jika kaca mata kehidupannya hanya berasaskan penilaian manusia.

Hanya penerapan Islam secara kaffah yang akan mewujudkan kemaslahatan manusia seutuhnya. Menerapkan syariat Islam beserta seluruh fikih Islam yang mencakup seluruh kehidupan kita sehari-hari. Maka ketika umat tidak menggunakan Islam sebagai peraturan kehidupannya dan tidak meneguhkan keislamannya secara keseluruhan, bisa dipastikan akan terjadi kerusakan-kerusakan di bumi dan tidak adanya keberkahan yang didapat.

Dari sinilah identitas kaum muslimin harus ditunjukkan. Artinya, tidak boleh seorang muslim meninggalkan syariat Islam dalam keadaan apapun. Dan wajib terikat dengan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Tidak dengan menyembunyikannya  ataupun menghilangkannya. Karena dengan menyembunyikan, sama saja dengan menghilangkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Wallahu a'lam bish showab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar