Oleh : Wina Apriani
Belakangan negeri ini banyak dilanda musibah, mulai dari gempa di Cianjur, banjir bandang, hingga longsor yang hampir terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Termasuk di kabupaten Sumedang pun tak ketinggalan yaitu kondisi jalan amblas di sekitaran jalan yang mengalami pergerakan, sehingga mengakibat jalan retak dan amblas ke bawah.
Seperti yang disampaikan BERITA SUMEDANG.ruber.id – Jalan Raya Umar Wirahadikusumah yang menghubungkan Sumedang-Wado, ambles di wilayah Tanjakan Eba, Desa Cinangsi, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jumat, 11 November 2022. Badan jalan yang mengalami ambles mencapai 10-15 sentimeter, dengan panjang mencapai 50 meter. Kondisi ini, membuat pengguna jalur jalan provinsi yang menghubungkan Sumedang-Garut via Wado harus ekstra waspada.
Pasca-ambles, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang telah memasang safety line. Dengan tujuan, supaya pengguna jalan dapat menghindari badan jalan yang mengalami ambles. Sebelumnya menurut warga sekitar, Nanang (42 tahun), wilayah Eba merupakan daerah dengan tingkat kerawanan tinggi terjadinya pergerakan tanah. Bahkan, badan jalan penghubung Sumedang-Wado di tanjakan Eba ini kerap kali ambles hingga menyebabkan jalan bergelombang. “Di sepanjang jalan yang masuk ke wilayah Eba ini memang kerap kali ambles, akibatnya jalan terlihat bergelombang. Dan ini kejadian ambles sudah yang kesekian kali terjadi, jadi harus hati-hati,” kata Nanang.
Apa yang disampaikan diatas terkait amblasnya jalan, khususnya kepada APBD Sumedang segera untuk menangani, jangan dibiarkan begitu saja karena tidak cukup hanya dengan memasang safety line. Belum lagi kondisi cuaca sekarang yang sering diguyur hujan deras otomatis akan memberikan dampak salah satunya warga yang melintas akan menimbulkan kemacetan disekitar jalan, ditambah lagi sekitaran jalan yang banyak bergelombang bisa menyebabkan kecelakaan. Maka dari itu pemerintah Sumedang harusnya segera tanggap untuk memperbaiki, jangan berlarut-larut dibiarkan tanpa ada solusi pasti.
Sebetulnya wajar ketika penguasa saat ini lalai. Karena bagaimanapun bahwa negeri ini mengemban sistem kapitalisme. Hal ini jelas menunjukkan lalainya negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur transportasi infrastruktur jalan yang rusak tidak diperbaiki. Padahal jelas, jalan umum adalah sesuatu yang vital, tentu ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melancarkan keperluannya dalam rangka memenuhi hajat hidupnya.
Dalam Islam terkait jalan ini pernah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khatthab, seorang pemimpin yang memperhatikan kenyamanan dan keamanan jalan umum bagi rakyatnya. Beliau pernah mengatakan bahwa, " seandainya seekor keledai terperosok karena jalanan yang rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Swt. Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?’,” kutipnya.
Namun berbeda ketika saat ini terjadi pada fakta yang sama. Sungguh ironis, di negeri yang kaya sumber daya alam, infrastruktur transportasinya pada sebagian wilayah amat buruk. Bahkan ada beberapa jalan di wilayah lain yang sangat memprihatinkan tapi malah dibiarkan begitu saja. Padahal “Dengan sumber daya alam yang ada, sebenarnya negeri ini mampu membangun infrastruktur terbaik untuk rakyatnya. Infrastruktur yang dapat diakses oleh semua orang, tanpa harus berbayar,”
Terkait anggarannya, negara bisa menyiapkan anggaran secara mutlak. Maksudnya, ada atau tidak ada kekayaan negara untuk pembangunan infrastruktur transportasi, tetap wajib diadakan negara, karena hal ini juga sesuatu yang sangat penting. Tapi semua itu tidak bisa diterapkan dengan penerapan sistem ekonomi kapitalisme saat ini yang mengkomersialkan infrastruktur. Dengan fakta banyaknya infrastruktur yang rusak bahkan hancur, patut dipertanyakan sudahkah anggaran yang dikeluarkan negara digunakan untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat ataukah sebagian anggarannya dikorupsi?.
Belum lagi dengan banyaknya bukti karut marutnya tata kelola transportasi yang berkaitan dengan pengelolaan infrastruktur dalam sistem kapitalisme liberal. Di era ini boleh jadi kita menemukan jalan yang bagus seandainya akses jalan tadi dipakai untuk kelancaran para koorporasi. Kalau jalan yang hanya untuk dilalui rakyat biasa ya begitulah kondisinya. Jadi masihkah kita berharap pada sistem kapitalisme ini?. Dengan demikian saatnya mengganti sistem kufur ini dengan Sistem Khilafah ala minhaj an-nubuwah, sistem inilah yang akan memberikan solusi tepat. Oleh karena itu marilah bersama-sama untuk menegakan sistem khilafah di muka bumi ini. Sistem inilah yang akan memberikan kemakmuran dan infrastruktur yang layak bagi seluruh umat, tanpa pandang bulu.
Wallahu alam bi ash shawab []
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar