Oleh : Naina Yanyan (Pegiat Literasi)
Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK menjelang akhir tahun 2022 semakin marak, terutama menimpa berbagai startup di tanah air dan dunia. Mengapa bisa terjadi?
Beberapa menyalahkan resesi ekonomi, lalu karena adanya tantangan makro ekonomi global, juga akibat kondisi pasar global.
Pekerja yang terkena PHK diprediksi akan terus bertambah hingga tahun depan.
Badai PHK terjadi pada sejumlah startup besar seperti Shopee untuk ketiga kalinya di tahun 2022 melakukan PHK pada 14 November kemarin, ada GoTo yang merumahkan 1300 karyawannya, Ruangguru juga melepas ratusan pegawainya pada 18 November lalu, kemudian ada Fabelio, LinkAja, Zenius, TaniHub, Tokocrypto, JD.ID, dan Pahamify yang melakukan PHK pada karyawannya. (CNBC Indonesia, 20/11/2022).
Sejatinya ambruknya startup sudah dapat diduga sebelumnya karena sistem bisnisnya yang rapuh. Di antaranya karena tidak berbasis pada sektor ekonomi riil.
Di awal ada propaganda bahwa startup adalah penyelamat ekonomi, karena banyak membuka lapangan kerja. Namun, ketika bisnis tak mampu berjalan, karena berbagai sebab, seperti tidak diterima pasar, dana habis, dan sebagainya, akhirnya ambruk satu persatu.
Inilah buah ekonomi yang tegak pada sistem kapitalisme sekularisme, yang hanya mengejar keuntungan materi tanpa didukung sistem yang kuat, juga pendanaan yang kuat.
Sistem ekonomi Islam dengan pembagian kepemilikan, yakni kepemilikan pribadi, kepemilikan negara, dan kepemilikan umum, akan menjaga kedaulatan negara dan eksistensi negara, serta tahan terhadap badai PHK.
Kepemilikan pribadi akan diberikan kebebasan rakyat dalam mengelola hartanya. Kekayaan negara yang berasal dari jizyah, fa'i, kharaj, ghanimah, harta tidak bertuan akan dikelola oleh negara dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan negara. Kepemilikan umum yang bersumber dari pengelolaan sumber daya alam (SDA) dikelola oleh negara dan dipergunakan untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat, seperti kesehatan, pendidikan, dan sarana umum lainnya.
Cara pandang kehidupan kapitalisme sekularisme yang diterapkan saat ini adalah dunia dijadikan tujuan, standar halal dan haram diabaikan. Dampak yang terjadi salah satunya adanya badai PHK yang makin kencang. Kesejahteraan rakyat makin jauh panggang dari api.
Negara hanyalah sebagai fasilitator antara para kapital dengan rakyatnya. Rakyat dibiarkan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Solusi total hanyalah dengan membuang sekularisme kapitalisme dan menerapkan syariat Islam secara kafah. Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang sempurna memiliki aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Islam memiliki metode untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Negara bertanggung jawab dan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu rakyat, baik pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Islam akan mampu menyejahterakan rakyatnya dengan sistem ekonominya yang kuat. Rakyat tidak lagi perlu memikirkan biaya pendidikan dan kesehatan. Jikalau masih ada yang hidup kekurangan, Islam menetapkan zakat bagi yang mampu. Zakat itu dikelola negara untuk diberikan kepada delapan golongan yang membutuhkan. Dengan begitu rakyat akan terpenuhi kebutuhannya, di samping itu juga Islam mendorong setiap laki-laki sebagai pencari nafkah untuk bekerja karena negara akan membuka lowongan pekerjaan seluas-luasnya. Para pekerja aman dari badai PHK.
Pemanfaatan dan pengembangan harta akan dikelola berdasarkan hukum syarak. Mendahulukan yang wajib, lalu sunnah, dan yang mubah. Pendistribusian kekayaan yang adil dan merata.
Ekonomi sektor riil yang menghasilkan barang dan jasa dimajukan. Seperti pertanian, industri, dan perdagangan.
Sungguh indah bila Islam diterapkan secara total dalam segala aspek kehidupan. Keberkahan dan kesejahteraan akan terwujud nyata di depan mata.
Wallahualam bissawwab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar