Potret Buram Pelajar Masa Kini Hanya Islam Solusi Hakiki


Oleh : Iis Kurniawati, S. Pd.

Problematika seputar pelajar saat ini seringkali membuat kita mengernyitkan dahi. Betapa tidak, belakang banyak sekali permasalahan yang dilakukan oleh oknum pelajar dimana terkadang tindakan mereka tidak pantas dilakukan oleh anak-anak yang notabene sedang mengenyam bangku pendidikan. Dari hari ke hari kasus-kasus yang dilakukan oleh pelajar bukannya berkurang malah semakin menjadi-jadi. Publik dibuat geram dengan semakin banyaknya oknum pelajar yang melakukan tindakan tidak terpuji. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu viral sebuah video yang memperlihatkan seorang nenek  terjungkal karena ditendang dan dipukul menggunakan kayu oleh oknum pelajar. Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan polis,s diketahui bahwa nenek berusia lanjut tersebut adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dan dari hasil penyelidikan pula para pelaku masih berstatus sebagai pelajar di daerah Tapanuli Selatan.

Polres Tapanuli selatan menindaklanjuti perilaku anak-anak tersebut. Telah dilakukan pemeriksaan terhadap pelajar-pelajar tersebut dan disimpulkan bahwa pelaku yang melakukan kekerasan dengan cara menendang adalah inisial IHR yang direkam oleh ZA. Pelajar yang memukul dengan menggunakan kayu adalah VH yang direkam oleh AR. “anak-anak itu sudah diamankan oleh polres dalam pemeriksaan. Orang tua anak-anak itu meminta maaf atas perilaku anak-anaknya, “kata Kabid Humas Polda Sumut Hadi Wahyudi. (https://www.cnnindonesia.com)

Sembilan pelajar tersebut dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing karena masih di bawah umur. Namun, para pelajar tersebut masih tetap dalam pengawasan Polres. Polisi juga saat ini tengan melakukan pemeriksaan pada kondisi korban penganiayaan dan mencari pihak keluarga untuk memastikan apakah nenek tersebut seorang ODGJ.

Di tempat lain aksi perundungaan atau bullying juga kembali terjadi di lingkungan pendidikan. Kali ini kasus terjadi di di SMP Baiturrahman Kota Bandung. Korban dan pelakuknya adalah siswa yang sama-sama duduk di bangku kelas 9. Aksi perundungan tersebut terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak seorang siswa memasang helm pda korban. Kemudian pelaku menendang kepala korban hingga jatuh. Teman-temannya yang lain dan kebetulan berada di kelas hanya melihat aksi bully tersebut. Korban yang terjatuh juga dibiarkan dan malah ditertawakan reken-rekannya. Dari narasi yang beredar, korban juga sempat dilarikan ke rumah sakit. Kasus ini diselesaikan dengan mediasi antar kedua belah pihak dan memberikan peringatan kepada pelaku dan mendapatkan sanksi tak boleh mengikuti belajar offline bersama muridnya. (https://kumparan.com/kumparannews)

Demikianlah persoalan demi persoalan yang menimpa pelajar  kita hari ini terus terjadi. Munculnya berbagai fenomena kerusakan pelajar saat ini seharusnya dijadikan peringatan bahwa saat ini kita tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja. Berbagai problematika yang menimpa pelajar saat ini merupakan dampak dari diadopsinya sistem pendidikan yang lahir dari sistem sekulerisme kapitalistik. Dimana dengan diadopsinya sistem pendidikan saat ini telah gagal mencetak anak yang beriman, bertaqwa dan  berakhlak mulia, serta tak ada lagi sikap hormat kepada orang tua dan sesamanya. Negara tidak mampu mewujudkan generasi yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah, yang taat dan patuh pada perintah Allah SWT. Krisis adab tengah melanda pelajar saat ini,  hal tersebut tercermin dengan semkain banyaknya perilaku amoral yang dilakukan oleh pelajar. Mereka terbiasa dengan berkata kasar, mengumpat, melakukan perundungan, melawan kepada orang tua, dan kepada guru bahkan lebih dari itu, belakang sering terjadi kasus-ksus tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar seperti pencurian, tawuran, pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Seolah hilang rasa malu, dan hilang rasa takut kepada Allah SWT. Tanpa ragu mereka melakukan aktivitas yang bertentangan dengan syariat Islam. 

Hal tersebut semakin membuktikan bahwa sistem yang saat ini diadopsi adalah sistem yang gagal. Sistem yang semakin menjauhkan pengajaran islam dari sendi-sendi kehidupan. Sistem yang ada saat ini menjadikan ouput pendidikan hanya berorientasi pada pencapaian prestasi akademik semata, pelajar ditempa dengan pendidikan yang berorientasi pada lapangan kerja bukan membentuk kepribadian Islam. Pelajaran agama juga sangat minim hanya berupa hapalan minim pengamalan dan hanya mengejar target kurikulum dan target kelulusan. Hal ini sangat jauh berbeda dengan sistem pendidikan islam, dimana menjadikan akidah islam sebagai dasar keimanan. Para pelajar ditanamkan keimanan kepada Allah SWT dan taat pada ajaran Islam. Dengan demikian setiap ilmu yang dipelajari menjadikan para pelajar semakin beriman dan bertkwa.

Tujuan pendidikan dalam Islam sangat jelas, yaitu mencetak kepribadian Islam (syakhsiyyah islamiyyah). Bukan untuk mencetak para pengisi dunia industri atau pekerja. Mereka ditempa untuk menjadi pribadi yang memiliki berbagai kecerdasan untuk berkontribusi bagi umat dan peradaban mulia. Pola pikir dan pola sikap pelajar dibentuk untuk senantiasa taat pada ajaran islam. Pengajaran islam dijadikan petunjuk kehidupan yang praktis atau amaliah. Keberhasilan pembentukan pribadi yang mulia adalah karena islam meletakkan pendidikan adab atau akhlak bagi pelajar sebelum ilmu-ilmu yang lain.  

Para ulama percaya bahwa jika para pelajar memiliki adab yang mulia maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada para  pelajar dalam memahami ilmu-ilmu yang diberikan. Selain iu dalam penerapan pendidikan Islam saat terjadi pelanggaran atau tindak kriminal, maka negara akan menerapkan hukum yang tegas kepada para pelakunya. Para pelajar yang melakukan tindakan kriminal jika mereka telah terbukti balig, maka mereka akan disanksi sebagaimana orang dewasa. Jika mereka mereka mencuri maka berlaku hukum potong tangan, jika mereka berzina maka berlaku hukum cambuk. Namun jika mereka terbukti belum baligh, maka orang tua atau wali mereka diperintahkan untuk mendidik, menasehati, dan mengawasi mereka. Hal ini karena hisab Allah tidak berlaku pada anak yang belum baligh. 

Dengan demikian sudah saatnya kita rapatkan barisan untuk menyelamatkan para remaja dan pelajar kita dari bahaya krisis adab dan menjauhkan merekan dari pengaruh sistem sekularisme yang akan merusak akhlak pelajar kita. Saatnya Islam hadir untuk menjadi solusi total dalam kehidupan, Yang akan melahirkan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan mewujudkan peradaban yang gemilang. 

Wallàhu a`lam bi ashshawwàb.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar