Proyek Ambisius, Kedaulatan Tergerus, Rakyat Mampus!!


Oleh : Uswatun Hasanah

"Gali Lobang Tutup Lobang, minta uang bayar hutang" begitulah potongan lagu dari si raja dangdut.

Saat ini proyek banyak dilakukan di beberapa tempat. Rakyat di Iming-iming dengan janji kesejahteraan, bebas macet, memudahkan aktivitas, biaya dan kualitas terjamin, terbukanya lapangan pekerjaan. Yang justru itu sangat menjadi beban rakyat.

Seperti proyek kereta api cepat terancam mandek karena penyebab pembengkakan dana. Indonesia diminta untuk ikut menanggung. Sebelumnya sudah banyak persoalan yang melilit proyek ini, namun proyek tetap dijalankan, karena merupakan proyek strategis nasional.

Menurut sumber Jakarta CNBC Indonesia, kereta cepat jakarta-bandung akhirnya meluncur mulus disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden XI jinping pada Rabu 16 November 2022. Namun dalam penyelesaiannya masih meninggalkan sejumlah kendala.

Seperti pembengkakan biaya/cost overrun yang saat ini masih menunggu suntikan dana dari pemerintah cair. yaitu, berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3,2 Triliun. 

"Kalau PMN diberikan maksimal di Desember kami bisa yakinkan tidak ada penambahan cost overrun lagi. Dan proyek akan selesai pada pertengahan tahun 2023" kata Dirut PT KAI Persero Didiek Hartantyo di hadapan Komisi UI DPR RI, rabu lalu 9/11/2022.

Pembangunan proyek seperti ini sebenarnya justru mengancam kedaulatan negara terkait dengan kepemilikannya. Apalagi ada potensi berbagai persoalan yang akan menghalangi pemanfaatannya. Para pekerja pun akan menganggur sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Rakyat juga terganggu oleh berlangsungnya proses pembangunan yang tak kunjung usai. Aset-aset rakyat kemudian dijual kepada konglomerat asing ataupun barat. Padahal negara akan dalam bahaya bila sampai kepentingannya yang merupakan aset strategis juga dikuasai asing.

Sedangkan jika ekonomi umat diatur oleh Islam, meski Adanya pembagian kepemilikan mereka tetap akan menjaga kedaulatan negara dan eksistensi negara. Sehingga negara tidak lagi terjepit pada keadaan yang rumit.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar