Si Makhluk Lemah yang Sombong


Oleh : Maya Dhita (Pegiat Literasi)

Manusia diciptakan Allah Swt dengan sempurna. Bentuk yang indah, susunan tubuh yang seimbang, dan berbagai keistimewaan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya.

Segala kelebihan ini diberikan Allah Swt. dengan tujuan besar dan mulia yaitu, agar mereka mengkhususkan seluruh ibadah hanya kepadaNya. Allah Swt. melengkapi manusia dengan akal supaya mereka mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk. Antara yang bermanfaat dan mencelakai.

Namun, tidak semua manusia menyadari perannya di muka bumi. Manusia mudah silau dengan kemewahan. Gampang terlena oleh kekuasaan. Fokusnya mudah terdistraksi oleh cara pandang duniawi. 

Karena lemahnya hati manusia, maka Allah membekali kehidupan manusia dengan seperangkat aturan. Siapa yang mampu memegang teguh aturan ini maka jaminannya adalah keselamatan di dunia dan akhirat.

Allah Swt. berfirman, "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Rasulullah saw. bersabda, “Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)

Tak hanya aturan yang diturunkan, tetapi manusia pilihan ditugaskan untuk menjadi tauladan. Bukti bahwa aturanNya tak mustahil diterapkan. Dialah Rasulullah, kekasih Allah, yang selalu memikirkan nasib umatnya. Bahkan hingga kematian menjemput beliau. 

Namun, masih saja ada yang menegasikan syariat ini. Bahkan, menjadi sombong dengan membuat aturan sendiri.Memaksakan segala hal yang tidak sesuai fitrahnya. Menjadikan hawa nafsu sebagai rajanya. 

Mulailah terjadi kerusakan di muka bumi. Segala mimpi buruk menjadi kenyataan. Kelaparan, pertikaian, kerusakan moral, pembunuhan, dan semua yang terjadi akibat semakin jauhnya manusia dengan agama. Sekulerisme membuat umat kembali pada masa kejahiliahan.

Di tengah kacaunya kehidupan akibat kemunduran berpikir, masih ada tangan-tangan yang menengadah dengan linangan air mata. Masih ada gerakan dalam senyap yang memintal jalan menuju kebangkitan umat. Masih ada keyakinan kuat atas keimanan tentang hari yang dijanjikan.

"Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).

Mereka adalah umat yang sadar bahwa mereka adalah makhluk yang lemah. Tidak punya kuasa kecuali hanya berharap pada Zat yang kuasaNya tak terbatas. Memantaskan diri untuk sebuah hujjah bahwa diri tak hanya diam, melihat, tetapi ikut bergerak, menjadi bagian dari proses perjuangan penegakannya.

Rasa takut si lemah pada zat yang Maha Kuat, membuat tangannya mencengkeram kuat tali-tali syariat. Menggigitnya dengan geraham agar tidak terlepas dan hanyut terbawa deras arus dunia yang melenakan. 

Lalu mereka berkumpul dalam satu gerbong ketaatan. Bersama-sama saling menguatkan, saling mengingatkan. Bersama-sama berjuang untuk satu tujuan agar syariat segara diterapkan. 

Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar