Banyak Solusi Menyiasati, Islam Solusi Pasti


Oleh :  Yayat Rohayati 

Mengutip dari aladokter.com HIV  (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Dimana sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.

Jika HIV tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi yang serius yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). 

AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Di tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Berbicara virus HIV/AIDS, akhir-akhir ini membuat miris hati. Kasus orang dengan HIV/AIDS semakin hari semakin meningkat.

Di Indonesia, terdapat sekitar 543.100 orang hidup dengan HIV dengan estimasi 27.000 kasus infeksi baru. Sekitar 40 persen kasus infeksi baru pada perempuan, lebih dari 51 persen terjadi pada usia remaja (15-24 tahun), dan 12 persen terjadi pada anak (Sindonews.com, 28 November 2022).

Kemudian, kabar harian Jabarnews.com, 5 Desember 2022 mengabarkan, bahwa di Purwakarta sepanjang tahun 2022 ini ditemukan 136 kasus orang dengan HIV/AIDS.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (DinKes) kabupaten Purwakarta sejak 2016 sampai dengan November 2022 tercatat orang dengan HIV/AIDS mencapai 998 orang.

Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pelayanan penyakit (P2P) Dinkes Purwakarta Dokter Eva Lystia Dewi mengatakan, distribusi kasus ini yang paling beresiko didominasi oleh populasi Lelaki Seks Lelaki (LSL).  Sedangkan kelompok umur terbanyak usia 19-35 tahun, didominasi oleh pria.

Dari angka kasus yang terus naik ini, akhirnya menghadirkan berbagai langkah sebagai solusi.

Diantaranya dengan mengadakan sosialisasi pencegahan penularan, tes HIV/AIDS bagi calon pengantin. Ada juga yang melakukan kampanye penggunaan pengaman dalam berhubungan intim.

Maraknya kasus HIV/AIDS tak lepas dari makin bebasnya perilaku manusia dalam pergaulan, pacaran, hingga LGBT.

Sistem kapitalisme yang mengagungkan aturan manusia telah menyuburkan perilaku bebas penyebab HIV/AIDS.

Lagi-lagi semua dilindungi oleh hak asasi manusia. Setiap individu bebas berperilaku asal tidak menggangu individu lain.

Ada yang mengatakan butuh peran keluarga guna memutus kasus ini. 

Memang betul keluarga juga berperan penting dalam menekan angka kasus agar tidak terus bertambah. Akan tetapi, adanya peran negara sangatlah penting dalam hal ini. Negara yang mampu mengurus, menjamin, dan memberikan perlindungan kepada rakyatnya. 

Selain itu sistem yang digunakan pun harus sistem berasal dari Allah Swt, yakni sistem Islam. Dalam sistem Islam semua problematika hidup ada solusinya.

Islam bukan hanya mengatur ranah ibadah tapi mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pergaulan. 

Dalam Islam sistem negara menawarkan sistem sosial dalam pergaulan.

Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan terpisah, dan boleh berinteraksi dalam hal kesehatan, pendidikan dan muamalah.

Islam pun mengatur tidak adanya khalwat (berdua-duaan tanpa mahram), Ikhtilat (bercampur baur) dan berzina. Bahkan mendekati zina saja tidak boleh, contohnya aktifitas pacaran.

Sebagaimana Firman Allah Swt. :
"Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk"  (Al-Isra : 32).

Selain itu Islam mewajibkan setiap muslim untuk menutup aurat ketika di hayatul am (tempat umum). Dimana aurat laki-laki yakni dari pusar hingga lutut dan perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Begitu sempurnanya Islam mengatur semua aspek kehidupan. Sehingga bisa menjauhkan dari kerusakan-kerusakan yang terjadi dalam kehidupan.

Jika kita menginginkan generasi cemerlang penerus peradaban, sudah saatnya kita kembali pada sistem yang memiliki akidah Islam.

Sebab sistem ini akan membentuk individu yang bertakwa. Setiap individu akan senantiasa terikat dengan hukum syara. Sebab mereka yakin kelak semua akan dipertanggungjawabkan dihadapanNya.

Wallahu'alam.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar