Oleh: Rhany (Pemerhati Remaja Andoolo)
Olahraga sepakbola merupakan olahraga paling diminati seluruh penjuru dunia. Tak heran jika perhelatan pesta olahraga sedunia ini selalu menjadi sorotan dan menarik diikuti apalagi hanya diselenggarakan 4 tahun sekali. Euforia masyarakakat sangat terasa mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua. Walaupun bukan penyuka sepakbola sekalipun, pasti turut merasakannya. Namun dibalik itu semua, ajang ini menyimpan begitu banyak sejuta cerita.
Dikutip oleh CNN Indonesia, Aksi tutup mulut pemain timnas Jerman yang dilakukan saat foto tim jelang kick-off melawan Jepang di Piala Dunia 2022 pada Rabu (23/11) menyiratkan makna khusus.
Dipertandingan melawan Jepang, Jerman harus menelan kekalahan 1-2 meski sempat unggul lebih dulu di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Rabu (23/11) malam WIB. Namun sebelum itu, video saat para pemain timnas Jerman melakukan aksi tutup mulut ketika foto tim jelang kick-off lawan Jepang di Piala Dunia 2022 ini viral di media sosial.
Aksi tutup mulut tersebut sebagai bentuk protes kepada FIFA yang melarang memakai ban kapten pelangi 'One Love' sebagai kampanye ramah LBGT+ di Piala Dunia 2022.
"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami pegang di tim nasional Jerman yaitu keberagaman dan saling menghormati. Bersama dengan bangsa lain, kami ingin suara kami didengar," penjelasan timnas Jerman di akun Instagram resmi pada Rabu (23/11).
"Ini bukan tentang membuat pernyataan politik, ini soal hak asasi manusia yang tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap saja tidak demikian. Itu sebabnya pesan ini sangat penting bagi kami. Menolak ban kapten kami sama dengan menolak kami bersuara. Kami berdiri dengan posisi kami," tulis timnas Jerman menambahkan.
Aksi tutup mulut di lapangan dilakukan timnas Jerman mengisyaratkan dukungan terhadap aktivitas kaum Luth ini. Hak kebebasan dan eksistensi pengakuan dunia selalu mereka suarakan dengan alasan kebebasan HAM. Slogan yang digaungkan selama ini sejatinya hanya utopis, mengingat kebebasan dan toleran hanya milik mereka yang memiliki kepentingan. Mengklaim diri orang lain tidak toleran, namun sulit menerima perbedaan kultur dan budaya negara lain.
Namun aksi tersebut, bukannya mendapat dukungan malah dihujat habis-habisan oleh warganet apalagi ditambah menuai kekalahan dari Jepang. Respon netizen bermacam-macam, katanya bukan fokus bertanding malah sibuk mengurus diluar perkara yang tidak memilki kaitan dengan dunia sepakbola.
Kaum sodom rupanya tak punya urat malu lagi menampakan penyimpangan kepada dunia internasional. Kebebasan berekspresi menjadi dalih pemaksaan atas tindakan mereka. Tak hanya itu, berbagai upaya seperti mengenakan simbol, stiker dipasang ban kapten upaya mengenalkan "One Love" diseragam timnas. Bahkan kampanye di sosmed sudah masif dilakukan semacam organisasi kesehatan dunia WHO turut andil melalui akun sosial medianya.
Berbagai upaya atas perilaku penyimpangan ini kian masif dan terstruktur. Buktinya melalui ajang piala dunia 2022 di Qatar menunjukan keberpihakan mereka atas kaum Sodom ini. Padahal pihak penyelenggara tuan rumah Qatar melalui FIFA sudah menegaskan dan melarang penggunaaan simbol kaum pelangi. Tapi rupanya sudah sifat asli mereka membangkang dan terbukti akhirnya memaksa melanggar aturan tersebut. Logikanya jika tamu berada di rumah orang lain, seluruh peraturan tuan rumah wajib ditaati. Jika tak mau taat, artinya tidak toleran. Padahal jika dipikir apa hubungannya dengan sepakbola?
LG8T jelas merupakan penyimpangan dan menyalahi fitrah manusia. Olehnya itu wajib ditolak baik tatanan individu, masyarakat maupun negara. Dan menolak celah apapun bentuk kampanye yang dilakukan. Termasuk tidak memberi ruang kepada publik untuk tampil diranah umum, contoh kecil saja laki-laki yang terlihat ayu dan berpenampilan seperti perempuan. Ini jelas membuka keran kesempatan bagi mereka. Walaupun hanya seru-seruan, apalagi ada seorang publik figur diundang sana sini padahal dikenal transgender. Naudzubillah.
Pergerakan semacam ini akan masif, jika masyarakat mentoleransi keberadaaannya dan tumbuh subur apabila negara membiarkan. Dalam Islam negara wajib menjaga fitrah manusia dan memiliki wewenang penjagaan atas pelaku penyimpangan. Bukan hanya memberi hukuman tapi melakukan preventif sebelum terjadi. Misal melarang seluruh konten berbau L8BT. Ketegasan ini muncul karena adanya individu bertakwa dan dibarengi negara yang menerapkan hukum Allah.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan kaum Nabi Luth as., maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Selain itu, hukuman bagi pelaku akan diberlakukan hukuman mati. Sebab Rasulullah bersabda, “Lesbi (sihaaq) di antara wanita adalah (bagaikan) zina di antara mereka.” (HR Thabrani)
Untuk menghentikan aktivitas tersebut, juga harus dilakukan dengan gerakan tersistematis transnasional dengan ideologi Islam sebagai pergerakan utamanya. Di bawah payung institusi negara Islam (Khilafah), kekuatan kaum muslim akan makin besar dan mampu menumpas L687 sampai ke akarnya. Wallahu a'lam bishowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar