MENCETAK GENERASI TERBAIK


Oleh : Azna Kamila Rabbani

Peran generasi muda sangatlah penting. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadzah Ratu Erma dalam sebuah forum bahwa pemuda adalah kekuatan kita (qowwatuna) dan 80% umat terdiri dari pemuda, mereka detak jantung umat dan sangat berharga. Bahkan di tahun 2045, Indonesia digadang-gadang akan merasakan bonus demografi. Lalu seberapa besar persiapan pemuda sebagai generasi penerus bangsa dalam menghadapinya?

Menciptakan generasi penerus terbaik tidak semudah membalik telapak tangan.  Akan ada fase yang perlu dilalui untuk mencapai titik harapan itu.   Dalam perjalanan tarikh umat Islam, didapati Ali Bin Abi Thalib, Mushab Bin Umair, Muhammad Al-Fatih, Ibnu Sina, Al Khawarizi, Al Kindi, mereka pemuda-pemuda yang mampu memanfaatkan masa mudanya untuk kemaslahatan umat,  begitu pula dengan ketakwaannya tanpa diragukan lagi. Dan masih banyak lagi pemuda pemudi yang bisa menorehkan namanya di peradapan Islam. 

Bagaimana mencetak generasi muda agar mampu melawan kencangnya hembusan yang ditiupkan. Tidak hanya di media, tontonan bahkan  kurikulum pelajaran sekolah telah di susupi ajaran bukan dari Islam.  Sehingga terjadi krisis moral pada diri pemuda saat ini. 

Mereka diberi predikat yang sama oleh Allah SWT, "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia" (QS.  Al Imron: 110).

Sejarah telah menuliskan bahwa generasi sekaliber Ali Bin Abi Thalib lahir dari puncak keemasan peradaban Islam.  Dimana mereka menjalankan kehidupannya dengan standar perbuatannya menggunakan perasaan,  pemikiran  dan peraturan yang berpedoman pada Al Qur'an dan Sunnah.

Pencapaian kegemilangan akan berulang ketika sistem pendidikan dijalankan secara maksimal dan sesuai dengan Syara'. Dimana peran orang tua merupakan pintu pertama dalam pembentukan generasi, kontrol masyarakat juga tidak kalah penting, ketika mereka berada di lingkungan luar. Kepekaan masyarakat dibutuhkan disini agar generasi muda tidak melakukan pelanggaran syariat. Elemen terakhir adalah negara sebagai benteng penjaga aqidah umat. Di titik ini negara akan mencegah supaya tidak terjadi pelanggaran namun apabila hal itu terjadi maka negara segera menindaklanjuti pelanggaran itu dengan bekal syariat. Sehingga akan terbentuk generasi muda sebagaimana hari ini yang hanya mahir dibidang intelektual saja, namun miskin akhlak dan adab. 

Sesungguhnya Islam mengajarkan bagaimana kita menjalankan kehidupan yang seimbang dalam Ilmu Agama dan Ilmu Kehidupannya. Ilmu agama yang dipelajari bukan sekedar teori saja namun harus diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. 

Kita dapat memetik dari sejarah yang pernah ada bahwa kegemilangan generasi muda akan terbentuk dengan membumikan Al Qur'an dalam sanubari. Tibalah generasi muda yang taat dan berprestasi dalam balutan syariatNya. 

Wallahu a'lam bis-shawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar