Ratusan Pelajar Minta Dispensasi Nikah karena Hamil Duluan, Refleksi Gagalnya Sistem Sekulerisme


Oleh : Maya Dhita (Pegiat Literasi)

Generasi muda adalah tombak peradaban. Masa depan suatu negara bisa tampak dari kualitas generasinya. Lalu bagaimana jika generasi yang diharapkan mampu memajukan negara malah merusak dirinya sendiri?

Seperti dilansir dari media CNN (13/1), ratusan siswi SMP dan SMA di Ponorogo, Jawa Timur, hamil di luar nikah. Hal ini terungkap saat para siswi ramai-ramai mengajukan permohonan dispensasi menikah ke Pengadilan Agama Ponorogo. 

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas menyatakan keterkejutannya dan menegaskan bahwa hal ini memalukan bangsa. Beliau merefleksikan fenomena ini sebagai kegagalan mendidik anak-anak Indonesia untuk memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik. Kesalahan ini bukan hanya tanggungjawab orang tua dan sekolah tetapi juga masyarakat dan negara.

Generasi muda zaman sekarang, di usia remaja SMP dan SMA belum memiliki kesiapan mental untuk menjalani pernikahan. Secara fisik mereka mampu karena alat-alat reproduksi mereka telah berkembang sempurna. Namun tidak dengan mental mereka. Tidak dapat dimungkiri bahwa generasi kita memiliki mental yang lemah. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dengan bijaksana. Mereka belum siap menghadapi masa kehamilan dan bertanggung jawab penuh pada keluarga dan anaknya nanti.

Mental remaja yang lemah ini tumbuh dari sistem sekulerisme. Tidak adanya dasar akidah yang kuat serta kurikulum pendidikan yang berubah-ubah membentuk jiwa yang rapuh. Ditambah gempuran budaya Barat yang membawa ide-ide kebebasan yang jauh dari syariat Islam. Gaya hidup hedonisme, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, hingga l687 adalah hal buruk yang meracuni generasi kita saat ini. Jadilah generasi kita ini bak bunga yang layu sebelum berkembang.

Mari kita kembali ke masa lalu. Kembali ke masa di mana Islam berjaya karena tegaknya peradaban Islam dengan diterapkannya syariat Islam secara sempurna, yaitu masa Kekhalifahan. Masa di mana tumbuh pemuda-pemuda hebat seperti Muhammad Al Fatih. Pada masa itu pemimpin negara memberikan perhatian yang luar biasa pada generasi muda karena mereka adalah potensi dan aset besar negara. 

Pendidikan usia dini menjadi perhatian utama. Keluarga menjadi madrasah pertama yang akan membentuk masa golden age anak. Di masa lalu, balita-balita ini dibiasakan untuk menghafal Al-Qur'an dengan memperdengarkannya. Sehingga di usia tujuh tahun mereka telah hafal dan mulai menghafal kitab-kitab hadis. Di usia sepuluh tahun, anak-anak ini telah menguasai Al-Qur'an dan kitab-kitab bahasa Arab. Tak hanya itu, mereka juga dibiasakan untuk salat, puasa, zakat, infak, hingga jihad.

Dengan ilmu yang luas dan juga pembentukan nafsiyah yang kuat, pemuda di masa khilafah jauh dari hura-hura, minuman keras, dan kehidupan hedonis. Selain karena penerapan syariat yang membentuk lingkungan bersih bagi generasi muda, kuatnya akidah juga membuat kuat mental pemuda. Sehingga setiap ada permasalahan maka mereka memiliki tempat mengadu yaitu Allah Swt.

Interaksi antara lelaki dan wanita sangat jelas batasannya. Tidak boleh ada ikhtilat (bercampur baur) dan juga khalwat (berduaan) dengan selain mahrom. Kondisi ini juga mampu menekan terjadinya kemaksiatan. 

Wanita pun memiliki kedudukan yang istimewa di dalam Islam. Perlindungan itu berupa syariat yang mewajibkan muslimah untuk menutup aurat, mengenakan gamis atau jilbab di atas baju rumah (mihnah). Lalu adanya larangan tabarruj atau berhias diri dan juga  menundukkan pandangan merupakan upaya melindungi kaum hawa.

Kehidupan yang terkondisikan dalam ketaatan mampu meningkatkan produktivitas generasi muda. Sibukkan mereka dengan ketaatan maka mereka akan tinggalkan kemaksiatan. Peran negara, masyarakat dan keluarga sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian tangguh dan Islami. 

Hanya negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah yang mampu mengkondisikan negaranya dalam iklim ketaatan kepada Allah Swt. Saat ini terjadi maka tidak akan ada pemuda bermental rapuh yang menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang menyelisihi syariat. Tidak akan ada pernikahan dini akibat hamil di luar nikah, dan berbagai permasalahan yang menimpa remaja saat ini. Generasi gemilang pun akan terwujud saat syariat Islam tegak dalam naungan daulah Islam.  
Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar