Waspadai Pluralisme Diakhir Tahun


Oleh : Ummu Nadira

Pesona wajah Kota Surabaya menjelang perayaan Hari Natal 25 Desember 2022 tampil berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen menjaga semangat toleransi dan keharmonisan untuk menghormati umat beragama, dengan memasang berbagai ornamen dan hiasan Natal di beberapa tempat. (SURABAYA, Suarapubliknews). 

Mengenai pemasangan ornamen Natal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa Kota Pahlawan merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. 

“Saya ingin tunjukkan bahwa bukan suku Jawa saja, ada NTT, Maluku, Minang dan lain-lain. Serta, agama berbeda-beda tinggal di Surabaya. Peringatan Natal ya ornamen Natal, waktu (perayaan agama) Budha kita rubah, nanti waktu Hindu juga. Wayahe (waktunya) Islam gaeno (dibuatkan) ketupat, kan indah. Hidup kita ini beragam, jadi saling melengkapi, ini yang ingin saya bentuk dan saya yakin ini bisa,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Sabtu (17/12/2022).

Disisi lain ada juga himbauan untuk seluruh kantor agar memasang spanduk selamat natal dan tahun baru. Menghimbau surat edaran ini ust. Luthfi hidayat seorang aktivis dari tabayyun center menyatakan, "ini merupakan bentuk promosi toleransj agama yang kebablasan, tidak ada hubungan nya masalah toleransi dengan pemasangan spanduk selamat natal dan tahun baru, karena ini mencampuradukkan antara agama", uajarnya. Hal ini diungkapkan dalam kabar petang "Moderasi Beragama dari Pluralisme Hingga Natal Bersama" di youtube Khilafah News (Jumat 17/12/2021).

Jika kita telaah orang orang nasrani sendiri pun tidak pernah memaksa umat muslim untuk ikut merayakan hari raya mereka. Agama lain juga tidak ingin ketika agama nya disamakan bahkan dicampuradukkan dengan agama lain,mengikuti ritual-ritual nya dan lain sebagainya. 

Disini kita harus sadar bahwa ini adalah pengarusan agenda moderasi. Yang menyebarluaskan paham pluralisme, yaitu menganggap semua agama itu sama. Hingga memcampuradukkan keberagaman antar agama. 

Jika berbicara tentang toleransi, islam paham betul apa itu toleransi. Menyikapi keberagaman agama, umat iskam adalah umat yang paling menghargai keberagaman. Tapi bukan dengan ikut merayakan hari raya umat lain. Islam sudah memiliki hari raya sendiri, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. 

Bagi seorang muslim segala  perbuatan harus disandarkan pada Allah Quran dan as-sunah. Mengucapkan selamat natal dan tahun baru merupakan tindakan yang tidak sesuai dalam ajaran islam. Sebab menurut orang-orang nasrani hari natal itu merupakan lahir nya Yesus yaitu Tuhan mereka atau yang dikenal dengan nabi Isa.Sementara dalam islam nabi Isa adalah seorang nabi. 

 Saat umat sedang digempur dengan perang pemikiran. Maka saat ini kita harus berjuang mengembalikan penerapan syari'at islam dalam institusi negara. Hanya dengan dakwah lah kita bisa memberikan pemahaman kepada umat bahsa saat ini barat tiada henti hentinya menjauhkan umat islam dari identitasnya. 

Sudah saat nya kita beramarma'ruf nahi mungkar untuk menegakkan daulah islam. Sebab diam dalam pendangkalan akidah berlabel moderasi beragama tidak akan menghasilkan sesuatu selain terkikis nya syari'at islam kaffah dari umat islam. 

Wallahu'alam bishowab.
 




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar