Ironis, Kemiskinan Daerah Terjadi di Tengah Kayanya Indonesia


Oleh : Rismawati

Dilansir dari KOMPAS.com bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 sebesar 9,57 persen. Angka itu setara dengan jumlah penduduk miskin 26,36 juta orang.

Pada September 2022 persentase penduduk miskin sebesar 9,5 persen, mengalami kenaikan tipis 0,03 persen poin dibanding Maret 2022 dan mengalami penurunan sebesar 0,14 persen pon dibandingkan September 2021,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).

Bumi pertiwi dengan segudang harta karun itu Lalu apa yang tidak dimiliki? Hanya satu, yaitu kemampuan untuk mengolahnya demi kepentingan rakyatnya. Sebuah sebab yang  berakibat fatal. Ibarat tikus mati di lumbung padi.

Fakta mengatakan bahwa Seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia Asian Development Bank (ADB) melaporkan 22 juta orang Indonesia masih menderita kelaparan.

Indonesia negara yang kaya SDA, namun kemiskinan terjadi di berbagai daerah, bahkan terjadi kemiskinan ekstrim.  Hal ini terjadi akibat salah kelola SDA, dan juga pengelolaan SDA yang diserahkan kepada swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri 

Kemiskinan memang selalu saja jadi PR besar bagi tiap pemerintah. Fakta berbicara, tsunami kemiskinan tidak juga rendah. Banyak para warga yang percaya bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada faktanya jauh lebih banyak dari angka-angka yang diklaim penguasa. Terlebih selain problem data yang sering bermasalah. Semua indikator kemiskinan dan kesejahteraan yang biasa digunakan penguasa selalu dihitung dengan rata-rata.

Kehidupan masyarakat memang terasa makin berat saja. Adapun kehidupan si miskin, nyaris tidak tersentuh tangan penguasa. Setiap rezim pemerintah selalu mengklaim sudah berusaha keras untuk memerangi kemiskinan dan semua problem yang mengikutinya. Selain itu, untuk memberantas kemiskinan esktrem telah keluar Instruksi Presiden (Inpres) nomor 04 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Kemiskinan adalah problem kompleks yang berakar dari penerapan sistem politik ekonomi yang asasnya rusak sehingga memproduksi berbagai kerusakan. Sepanjang struktur politik ekonomi global ala kapitalisme ini tetap tegak, maka problem kemiskinan dan segala bentuk dampaknya dijamin akan tetap ada.

Maka satu-satunya jalan keluar dari problem ini adalah melakukan koreksi total atas sistem yang ada dan mengubah dengan sistem yang berbeda, tidak lain adalah sistem Islam yang tegak diatas akidah dan standart halal haram. Politik ekonomi Islam, mewajibkan negara atau penguasa memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya secara orang per orang.

Negara akan menjamin kehidupan rakyat yang lemah, sekaligus menjamin kebutuhan kolektif, seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan bagi seluruh rakyat.

Alhasil sistem Islam tidak mungkin tegak tanpa dukungan umat yaitu menegakkan Islam secara kaffah. Umat harus kita sadarkan bahwa keburukan yang menimpa kehidupan mereka hari ini adalah konsekuensi hidup dalam sistem sekuler kapitalisme. Dan kita harus segera keluar dari keterpurukan dan cengkraman penjajah.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar