Oleh: Ulfah Husniyah (Aktivis Muslimah)
Belakangan ini, kita sering disuguhkan dengan fenomena perilaku remaja yang semakin mengkhawatirkan. Di Bogor, ada seorang remaja yang tewas karena stop paksa truk demi konten. Di Tangerang, polisi tangkap 72 remaja yang hendak tawuran, bahkan di kecamatan Medan, Belawan, seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut tawuran, yang mengakibatkan remaja itu harus menjalani operasi bedah toraks. Selain itu, adanya ratusan siswi di Ponorogo, Kediri, Sumedang dan mungkin di daerah lain yang belum terekspos, meminta dispensasi nikah karena sudah terlanjur hamil.
Fakta ini sungguh bertolak belakang dengan harapan umat yang seharusnya remaja sebagai penerus peradaban, penuh semangat prestasi, dan agent of change. Lalu, mengapa semua ini terjadi? Jika kita perhatikan, kehidupan remaja saat ini yang dibarengi dengan perkembangan teknologi, ibarat dua mata pisau, di satu sisi memudahkan dalam mendapatkan ilmu, di satu sisi memudahkan juga mendapatkan contoh negatif. Maka dari itu, ada beberapa hal penyebab yang membuat kondisi remaja semakin mengkhawatirkan.
Pertama, kurangnya pendidikan agama dan pengawasan dari orang tua kepada anaknya sehingga anak kehilangan arah dan terbawa arus liberalisme dan sekulerisme.
Kedua, lingkungan yang tidak Islami dan masyarakat yang tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar kepada remaja.
Ketiga, negara yang menerapkan Kapitalisme sehingga banyaknya aturan-aturan yang berpihak kepada para pengusaha, contohnya aplikasi atau website unfaedah bahkan mudhorot diperbolehkan dikonsumsi masyarakat. Lingkungan yang tidak Islami pada masyarakat pun tercipta karena negara lebih menyuguhi masyarakat dengan hedonisme, liberalisme, dan sekulerisme, sehingga anak-anak remaja jauh dari nilai-nilai Islam.
Lalu, jika sudah seperti ini bagaimana solusinya? Tidak lain adalah dakwah Islam dan menerapkan aturan Islam dalam lingkup negara. Jika kita diam saja dan tidak mendakwahkan Islam ke lingkungan sekitar kita, maka masyarakat dan penerus generasi kita akan tergerus oleh paham-paham Barat.
Maka dari itu, jangan sampai berhenti dakwah Islam ini, baik secara lisan, tulisan maupun di media sosial. Jika masyarakat sudah tersadarkan dengan pemahaman-pemahaman Islam, maka dengan sendirinya pula mereka akan sadar bahwa penerapan sistem Kapitalisme ini adalah sesuatu yang merusak generasi, dan menginginkan penerapan aturan Islam.
Islam bukanlah agama ritual semata, tetapi Islam sudah lengkap mengatur semua aspek kehidupan manusia, dalam hal kenakalan remaja ini, aturan-aturan Islam akan memberikan pencegahan sebelum solusi bagi permasalahan ini, sehingga akibat yang ditimbulkan tidak akan banyak seperti saat ini. Kalaupun ada, maka solusi dalam Islam yaitu sanksi yang membuat jera. Contohnya, dalam pendidikan Islam, sebelum ilmu, anak-anak akan diajarkan adab dan akhlak-akhlak yang baik. Dalam pergaulan, anak-anak akan diajarkan bahwasanya hubungan laki-laki dan perempuan yaitu hanya sebatas tolong-menolong, di luar itu kehidupan mereka terpisah, sehingga akan mencegah dari khalwat atau ikhtilat. Jika aturan Islam ini diterapkan, maka kenakalan remaja seperti sekarang tidak akan terjadi.
Wallahu'alam bishawwab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar