Kepemimpinan Pemuda Muslim Sebagai Agen Perubah


Oleh : Mirawati, S.S. (Aktivis Lisma Bali)

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kutipan Bung Karno  dalam pidatonya. Pemuda dari zaman ke zaman akan selalu ada, dengan segala problematikanya. Beda zaman beda pula kondisi pemuda itu. 

Di masa Rasulullah saw. Para sahabat sebagian besar adalah pemuda yang senantiasa bagian terpenting dalam menegakkan agama Allah. Pemuda dizaman ini tergerus oleh fananya kegemerlapan dunia. Tak beda jauh dengan zaman Jahiliyah sebelum Islam hadir ditengah-tengah mereka. Akan tetapi pemuda di zaman Jahiliyah  jiwa kesatria masih ada dan saling menampakkan keberaniannya dalam berperang, bedagang, membuat syair-syair. Bahkan dalam hal kelahiran mereka yang senantiasa dinantikan kepemimpinannya. Terutama pemuda lelaki yang akan meneruskan tradisi kesatria versi Jahiliyah.

Di masa ini justru pemuda dihadirkan dalam memenuhi hajat ekonomi yang memaksa mereka harus sukses dengan harga materi namun rentan deprasi hingga memutuskan bunuh diri, sebagai wujud penyelesaian masalah mereka bahkan akhir dari masalah mereka. Narkoba, tawuran, seks bebas, lgbtqr dan sebagainya merupakan gaya hidup yang dihasilkan oleh sistem kapitalisme sekuler.

Problem kerusakan  yang menimpa para pemuda seolah dibiarkan, menumpuk bahkan solusi yang diberikan bukan menyelesaikan justru menambah masalah. Dan memelihara masalah tersebut. Misalkan dalam solusi mengatasi pernikahan dini dengan membatasi usia pernikahan. Alasannya pernikahan dini rentan rapuh disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang pendidikan, terjadinya kemiskinan karena ketidakmampuan dalam hal ekonomi demi kebutuhan keluarga.

Padahal sejatinya pernikahan itu bukan masalah justru sebagai solusi, bukan pula karena persoalan usia, dan ekonomi melainkan ketidakmampuan negera ini melakukan diagnosa yang tepat terhadap penyebab dan solusi tepat agar menyelesaikan problem kerusakan pada pemuda. Sehingga rentannya pemuda melakukan hubungan tanpa pernikahan bahkan hingga hamil diluar nikah. Hal ini terjadi karena pergaulan bebas, tayangan-tayangan yang merusak sebagai inspirasi mereka. Ironisnya justru para pelaku bisnis (kapital) meraup untung dalam kerusakan ini seperti hiburan dan lainnya.Dukungan pemerintah yang juga hanya melihat dari hitung-hitungan yang tidak jauh bedanya dengan otak para kapital.

Disupportlah berbagai bisnis-bisnis yang mengarahkan pemuda pada kehidupan hedonis dan serba bebas yang landasannya buah HAM dalam sistem demokrasi yaitu kebebasan bertingkah laku. Dengan kebebasan mereka alasan hak setiap orang asal tidak mengganggu. Realitasnya justru prilaku-prilaku merusak merekalah yang menyebabkan rentetan kriminal semisal aborsi yang terus meningkat bahkan jasad bayi dibuang diberbagai tempat. 

Pembunuhan pacar kepada pacarnya akibat perselingkuhan dan tidak ingin bertanggungjawab. Jika pemuda kondisinya seperti ini maka bisa dipastikan masa depan pemimpin negeri inipun akan rusak. 
Banyaknya kasus yang menimpa pemuda dan berulang karena sistem kapitalisme sekulerlah yang jadi biangnya. Sebab sistem ini agama hanya sebatas urusan individu dan tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan umum.Manusialah yang bisa mengatur hidup mereka. Sehingga jika agama memberikan sanksi tegas dan menjerakan, tidak akan sejalan dengan sistem ini, mengapa? Karena solusinya parsial dan bahkan masih 'mengasihi pelaku kriminal'dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM). 

Harus ada upaya dalam melakukan perubahan terhadap pemuda agar kepemimpinannya sebagai agen perubahan dalam mengubah sistem kapitalisme sekuler dengan sistem Islam. Upaya perubahan dengan dakwah (edukasi) ummat terutama pemuda agar mereka kembali kepada Islam khususnya pemuda muslim. Membangkitkan cara berfikir mereka sesuai Islam. Agar kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat terselesaikan dengan tuntas.

Pemuda yang tampil sebagai pemimpin, yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar, memiliki visi masa depan sesuai dengan aqidah Islam sehingga akan menjadi khoiruh ummah sebagaimana dalam surah Al Baqarah (2) ayat 110 yang artinya "kalian adalah umat yang terbaik, yang diturunkan ditengah-tengah manusia, mengajak kepada kebaikan mencegah dari kemunkaran dan beriman kepada Allah".

Dengan demikian pemuda muslim harus menjadi pemimpin perdaban Islam, sudah saat kembali pada pemuda sebagai agen perubahan.Dari kegelapan menuju cahaya. Perubahan dari sistem kufur ke sistem Islam. Allahu 'Allam Bishowwab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar