KHUTBAH JUM'AT : MENGKAJI ISLAM WAJIB DAN PERLU


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ‏
(QS al-Mujadalah [58]: 11)


Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Dia-lah Sang Penguasa Langit dan Bumi. Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemberi Rezeki. Yang Memuliakan hamba-Nya dan Menghinakan mereka yang menentang ketentuan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Bertakwalah kepada Allah. Ingatlah, inilah bekal yang akan kita bawa nanti ketika menghadap Allah subhanahu wa taala. Siapa yang taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan karuniakan derajat yang tinggi di sisi-Nya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 
Para ulama sepakat, wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim (HR Ibnu Majah).

Hanya dengan ilmu, kita bisa tahu yang haq dan yang batil. Yang benar dan yang salah. Mana yang dibolehkan, mana yang dilarang. Perbuatan apa yang akan diganjar pahala, dan mana yang diancam dengan neraka. Bukankah setiap perbuatan kita, sekecil apapun, baik dan buruk akan dibalas oleh Allah subhanahu wa ta’ala?
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ٨
Karena itu siapa saja yang melakukan kebaikan sekecil apapun akan melihat balasan (kebaikan)-nya dan siapapun yang melakukan keburukan sekecil apapun akan melihat balasan (keburukan)-nya (TQS al-Zalzalah [99]: 7-8).

Ingatlah, tak ada perbuatan yang tidak terikat dengan hukum syariah. Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, menyebutkan
اَلْأَصْلُ فِي اْلأَفْعَالِ التَّقَيُّدُ باِلْحُكْمِ الشَّرْعِيِّ
Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum syariah.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Maka, agar paham agama, seorang Muslim harus banyak belajar agama. Kata Nabi:
وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ
Sungguh ilmu itu hanya (bisa dikuasai)  dengan belajar (HR al-Bukhari dan Muslim).

Belajar bisa dengan bertanya kepada para ulama, menghadiri majelis-majelis para ulama yakni majelis-majelis ilmu, dengan kata lain mendatangi pengajian-pengajian.  

Sungguh sangat aneh, bila ada yang nyinyir terhadap kaum Muslim yang datang ke pengajian. Ingatlah, apa yang dikatakan oleh Imam Ibnu al-Jauzi rahimahulLaah: 

“Ketahuilah bahwa tipuan iblis yang pertama kali kepada manusia adalah dengan membuat mereka berpaling dari ilmu. Sebab sesungguhnya, ilmu adalah cahaya. Saat iblis mampu memadamkan cahaya-cahaya manusia maka iblis bakal mudah menjatuhkan mereka dalam kegelapan (kesesatan) sebagaimana yang dia kehendaki." (Ibnu al-Jauzi, Talbiis Ibliis, hlm. 739).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 
Apakah kita tidak sadar, berbagai kerusakan, kemaksiatan, dan dosa terjadi di depan mata kita, karena kita miskin ilmu agama, awam terhadap halal dan haram, bodoh terhadap aturan Islam.

Kurang contoh apalagi bahwa umat ini kian jauh dari agama? Narkoba, seks bebas, LGBT, korupsi, manipulasi, hanyalah dampak kecil karena kita jauh bodoh terhadap agama. Negara tak lagi mau menerapkan aturan Allah subhanahu wa taala.

Lalu kenapa Islam yang disalahkan? Kenapa yang sering datang ke pengajian dipojokkan? Dianggap menelantarkan anak-anaknya sehingga kekurangan gizi? Sungguh pernyataan ini sangat tidak patut keluar dari mulut seorang Muslim.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ketahuilah, Allah subhanahu wa taala memuji kaum Muslim yang berilmu.
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan mereka yang diberi ilmu beberapa derajat (TQS al-Mujadalah [58]: 11).

Tidak hanya orangnya, majelis ilmu adalah tempat yang dimuliakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Siapa saja yang ke luar rumah dalam rangka meraih ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali pulang (HR at-Tirmidzi).

Dalam sabdanya yang lain:
مَا مِنْ خَارِجٍ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ إِلَّا وَضَعَتْ لَهُ الْمَلَائِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ
Tidaklah seseorang ke luar rumah untuk mencari ilmu kecuali para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha atas apa yang dilakukan oleh para pencari ilmu (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Karena itu, sangat penting rajin ikut pengajian atau hadir di majelis-majelis taklim. Termasuk kaum ibu. Sebab, para ibu atau para wanita calon ibu adalah pendidik generasi. Bahkan baik-buruknya generasi salah satunya bergantung pada peran ibu-ibu mereka. Meminjam kata-kata penyair Mesir, Hafizh Ibrahim:
ألأُمُّ مَدرَسَةٌ إِذا أَعْدَدْتَها أَعْدَدْتَ شَعباً طَيِّبَ الأَعراقِ
Ibu itu madrasah (sekolah). Jika Anda  mempersiapkan (dengan baik) kaum ibu, berarti Anda mempersiapkan (dengan baik) generasi keturunan yang baik.

Maka, jangan larang ibu-ibu datang ke majelis ilmu. Justru para bapak harus mendorong diri dan istrinya agar menjadi ahli ilmu agama. Dari bapak dan ibu yang faqih agama akan lahir generasi yang paham agama. Inilah calon generasi Islam harapan umat. 

Akhirnya, ingatlah pesan Umar bin Abdul Aziz rahimahulLaah:
إِنْ اسْتَطَعْتَ فَكُنْ عَالِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَكُنْ مُتَعَلِّمًا، وَ إِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَأحِبهُمْ، وَ إِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَلاَ تُبْغِضُهُم
Jika engkau mampu, jadilah seorang alim (ulama). Jika engkau tidak mampu, jadilah pembelajar (murid/santri). Jika tidak engkau mampu, cintailah para ulama dan para pembelajar (murid/santri). Jika engkau pun tidak mampu, janganlah sekali-kali membenci mereka. (Ibnu Abdil Barr, Jaami Bayaan al-‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/35). []

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم





KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar