Maraknya Aksi Kriminal Geng Motor Bukti Bobroknya Sistem Sekuler Liberal


Oleh : Anindya Vierdiana

Maraknya kasus-kasus kriminal yang di lakukan oleh segerombolan geng motor tentunya sangat meresahkan warga, kian hari kian bertambah kasus kriminal yang sama yang di lakukan oleh orang-orang yang berbeda. Aksi kriminal yang di lakukan geng motor tidak serta merta berhenti padahal banyak kasus dari tindakan kriminal oleh geng motor ini sudah di tangani pihak kepolisian. Mengapa fenomena geng motor justru kian marak? 

Melansir dari Sindonews Bogor, lagi-lagi telah terjadi, aksi kriminalitas yang di alami oleh seorang pemuda berinisial LA (21). Ia di serang oleh sekelompok orang tak di kenal dan mengalami luka bacokan. Peristiwa ini terjadi di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 02.00 dini hari tadi. Bermula dari korban yang diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya. "Ada rombongan anak muda sekira 20 orang melintas mengunakan motor," ujar Adhimas dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023). Tiba-tiba, rombongan motor tersebut berbalik arah dan menyerang ke arah korban beserta teman-temannya. Korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggung. "Korban lalu dibawa ke RSUD Cibinong oleh kakaknya," jelasnya. Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan untuk saat ini polisi masih mendalami motif para pelaku atas aksi anarkis geng motor yang melakukan tindakan kriminal tersebut.

Inilah satu dari sekian banyak potret buram tingkah laku generasi muda, kenakalan khas remaja yang berubah menjadi tindakan kriminal yang meresahkan dan merugikan. 


Dampak Sistem Sekuler Liberal

Fenomena geng motor hadir di tengah warna warni kehidupan sekuler liberal. Paham sekulerisme membuat manusia bertingkah laku hanya mengikuti hawa nafsunya . Dengan menerapkan paham sekuler dalam kehidupan sesungguhnya membuka ruang pada diri untuk menjadi seorang yang liberal,yaitu mensahkan diri melakukan apapun yang artinya manusia di anggap mampu menyelesaikan seluruh urusan tanpa bantuan Sang Pencipta, padahal faktanya kemampuan manusia itu terbatas,akal manusia lemah, tubuhpun demikian dan jika di biarkan tanpa bimbingan Wahyu dari Allah sudah pasti akan mengantarkan pada kerusakan. 
Sistem sekuler liberal tidak lahir dengan sendirinya. Semua berawal dari kerakusan peradaban barat yang ingin menguasai dunia, mereka sengaja menghembuskan paham sekuler liberal keseluruh penjuru dunia terlebih pada negeri -negeri muslim agar meninggalkan Islam.

Propaganda Kebebasan akan mendatangkan kebahagiaan terus-menerus mereka gaungkan dan kini berhasil menginjeksi pemikiran umat manusia, termasuk generasi muda untuk hidup suka-suka gue dan mengacuhkan aturan agama. 


Efek liberalisme yang menjadi pemicu maraknya geng motor

1. Faktor keluarga
(madrasah pertama seorang anak adalah ibunya. Baik ibu maupun ayah penting sekali memiliki pemahaman agama dengan benar karena anak adalah amanah yang harus di jaga, di didik dengan baik agar anak dapat memiliki adab dan sopan santun. Pun demikian orang tua wajib memberi keamanan dan kenyamanan serta pentingnya membiasakan menjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga. 

Efek liberalisme ini pun menjadikan orang tua berpikir anak adalah beban sehingga orang tua dengan mudah mengeluarkan lisan yang menyakiti hati sang anak ataupun bersikap keras dan buruk terhadap anak, hal ini sesungguhnya membuat anak menjadi tidak merasa nyaman hadir di tengah-tengah orang tuanya , lalu mencari kenyamanan di luar yang boleh jadi menyesatkan, pola asuh orang tua sangat mempengaruhi kepribadian seorang anak, pun dengan perilaku dan sikap serta bagaimana Ia dalam menyelesaikan suatu masalah. Kebanyakan orang tua hanya mengandalkan sekolah sebagai pendidik anak- anak mereka, padahal sesungguhnya hadirnya orang tua bagi anak sangatlah penting dan sejatinya menjadi dambaan setiap anak.)

2. Lingkungan Sekolah
 (Sekolah yang umumnya menjadi andalan orang tua dalam memberi pendidikan kepada anak, dalam cengkeraman sistem sekuler ini nyatanya memiliki segudang persoalan yang lahir dari minusnya sistem pendidikan sekuler. Dewasa ini pendidikan jauh dari nilai-nilai Islam,generasi muda terus di cekoki dengan paham liberalisme yang membebaskan perilaku manusia. Liberalisme membuat mereka tidak bisa membedakan mana perilaku benar dan yang salah. Sistem pendidikan sekuler makin menyingkirkan peran agama dalam kehidupan, dengan dalih toleransi seragam muslimah di persoalkan,rohis di tuduh sebagai bibit-bibit lahirnya radikalisme serta buku-buku yang menerangkan wajibnya khilafah malah di berangus. Tak ada pembelajaran bagaimana Islam dulu mencetak remaja yang tangguh dan kuat baik fisik maupun mental. Adapun tujuannya anak di berikan edukasi terkait peran remaja di masa kekhilafahan agar dapat memberi contoh sehingga mereka para remaja dapat memfokuskan diri dalam kegiatan yang positif.)

3. Faktor negara
(Keberadaan geng motor bukanlah hal yang baru, hilangnya nyawa manusia akibat kebiadaban geng motor sudah berlangsung sejak lama, namun mengapa keberadaan mereka justru kian marak dan meresahkan masyarakat? Salah satunya adalah sangsi hukum tidaklah membuat mereka jera. Contoh kejadian baru-baru ini ada aksi dari ketua geng motor di Bandung Jawa barat yang menebas leher seorang remaja hingga tewas di lokasi. Pasal yang menjerat pelaku 338 KUHP dan pasal 80 KUHP dengan ancaman hukuman berkisar hanya 10 tahun penjara. Padahal pelaku sudah menghilangkan nyawa seseorang. Lhah kok enak? Akan tetapi atas nama HAM kisas tidak dapat di berlakukan. Adilkah ini? korban kehilangan nyawa, keluarga sanak saudara kehilangan anggota keluarga untuk selamanya, sementara pelaku hanya di hukumi 10 tahun penjara. Belum lagi hukum yang tumpul bagi yang beruang, oknum aparat yang kerap bekerja tebang pilih, memilih-milih mana yang lebih menguntungkan. Artinya keadilan dalam sistem sekuler liberal hanya sebuah ilusi. Sistem sekuler liberal juga bertanggung jawab atas banyaknya berbagai konten kekerasan yang mewarnai media sosial dewasa ini. Negara seolah bertekuk lutut di bawah kaki korporasi media yang acapkali menayangkan visual bermuatan sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Ini pulalah yang turut menyuburkan tindakan kriminal)


Islam Penyelamat Generasi Pembangun Peradaban yang Gemilang.

Ajaran Islam yang berasal dari Wahyu Allah sudah pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh problematika manusia,termasuk fenomena geng motor. Dalam Islam, agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Dalam Islam fungsi ayah dan ibu akan di kembalikan pada syariat, yakni ayah mencari nafkah sedangkan ibu menjadi ummun wa rabbatul baiti. Sosok ibu dalam Islam akan menjalankan fungsinya dengan optimal yang akan melahirkan generasi saleh dengan sentuhan kasih sayang dengan penuh sehingga akan membuat hatinya lembut dan tumbuh rasa sayang dan belas kasih dengan sesama. Orang tua merupakan teladan bagi anak, ketika orang tua mampu membekali anaknya dengan bekal yang baik tentunya anak tidak akan mungkin melakukan tindakan yang dapat menyakiti dan merugikan orang lain, mereka justru akan berusaha untuk bermanfaat bagi umat.

Sistem pendidikan pun wajib berbasis akidah, sikap dan perilaku anak -anak akan sesuai dengan tuntunan syariat sehingga syahsiah islamiyah akan terbentuk sedari dini. Negara akan menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh warga negaranya. 
Mengenai sangsi pidana bagi pembunuhan dengan kesengajaan yang akan di berlakukan adalah ada tiga macam sangsi syariat tergantung pilihan keluarga korban, yaitu : 

1. Kisas (hukuman mati),

2. Membayar diyat (tebusan/uang darah) termasuk diyat mughallazhah (berat) pelaku harus membayar tebusan kepada keluarga korban berupa 100 ekor unta yang dimana 40 ekornya dalam keadaan hamil. Dari Abdullah bin 'Amr, Rasulullah Saw berkhotbah pada saat Fathu Makkah. Beliau bersabda, "Perhatikanlah! Diyat untuk pembunuhan tidak sengaja yang tampak sengaja,seperti di lakukan dengan cambuk dan tongkat adalah 100 unta, 40 ekor di antaranya sedang hamil." (HR Abu Dawud,no. 1662.)

 3. Ataupun al- 'afwu (memaafkan pelaku).
Kendati mereka masih remaja hukuman bagi mereka sama dengan yang dewasa tersebab mereka telah Aqil baligh. Adapun jika mereka masih anak-anak yang belum baligh,mereka tidak akan di jatuhi sangsi pidana sebab mereka bukanlah mukalaf (berakal), baligh (dewasa) dan Mukhtar (melakukan perbuatan atas dasar pilihan dengan sadar tanpa paksaan). Jadi ketika anak yang belum baligh melakukan tindakan kriminal dalam Islam walinya lah yang akan di beri sangsi tetapi dengan catatan walinya mengetahui dan membiarkan perbuatan kriminal yang di lakukan oleh anaknya, namun bila bukan karena kelalaian wali,wali dan anak tersebut tidak akan mendapatkan sangsi. 

Selain itu media di dalam negara hanya akan menayangkan muatan- muatan yang bermanfaat bagi terbentuknya Jawi al-Imam di tengah masyarakat. Nah dari sekian banyak problem hidup termasuk maraknya aksi kriminal oleh geng motor tidak lain adalah akibat dari penerapan sistem sekuler liberal. Untuk itu solusi yang tepat yang mampu menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan hingga akar hanyalah sistem Islam yang salah satunya dapat mencetak sosok remaja yang tangguh yang menjadikan hukum Syara' sebagai tolok ukur perbuatan sehingga dapat menjadi jalan terbangunnya peradaban Islam yang gemilang.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar