Sistem Kehidupan Rusak Lahirkan Mental Rusak


Oleh : Cindy Y. Muthmainnah (Anggota Lingkar Studi Muslimah Bali)

Belakangan ini viral adanya kebiasaan baru di masyarakat yaitu ‘mengemis online’ melalui aplikasi Tiktok. Pelaku akan melakukan Live dengan melakukan hal-hal yang mengundang simpati dari penguna social media. Mulai dari mengguyur diri dengan air dan berendam dalam waktu yang lama hingga rela mandi lumpur. Disayangkan pula karena diantara pelaku adalah para orangtua bahkan lansia. 

Saat live mereka mengharapkan gift dari orang-orang menontonnya. Setiap gift memiliki nilai yang poinnya berbeda-beda, kemudian akan bisa ditukarkan menjadi nominal uang tertentu. Nilainya bisa jutaan, misalnya TikTok Universe ini merupakan gift termahal, karena memiliki harga yang fantastis. Gift ini dibanderol senilai 34.999 koin atau seharga Rp8.049.000. Ada juga gift singa, kereta kuda, kereta kecana, bunga dan lain-lain. Oleh karena itu tidak sedikit yang mengaitkan hal ini sebagai aktivitas mengemis gaya baru karena memanfaatkan media online.

Mental meminta-minta sejatinya bukan mental yang baik melainkan sebuah kebobrokan moral. Apalagi menjadi jalan untuk mengais rizki tanpa ada rasa malu. Pasalnya dengan kesulitan hidup hari ini apapun dilakukan termasuk mengeksploitasi kemiskinan demi meraih uang. Sistem yang rusak terbukti melahirkan mental yang rusak, menghilangkan rasa malu dari melakukan aktivitas meminta-minta.

Berbeda dengan realitas hari ini, islam justru mengajarkan mengemis sebagai perbuatan yang seharusnya dihindari kecuali sangat terpaksa.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa meminta-minta, sedang ia mempunyai kecukupan, maka ia datang di hari kiamat dengan wajah yang tercakar-cakar.” [HR. Ahmad; Shahih al-Jami’: 6255]

Dalam hadis lainnya Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa meminta-minta, sedang ia mempunyai kecukupan, maka sungguh hanyalah memperbanyak bara api di jahannam. Para sahabat bertanya: Berapakah jumlah kecukupan yang menyebabkan ia tidak pantas meminta-minta? Rasulullah saw. menjawab: Sekedar untuk dapat makan pagi dan makan sore.” [HR. Abu Dawud; Shahih al-Jami’: 7280]

Dari dua hadits di atas dapat dipahami betapa Rasulullah mencela aktivitas meminta-minta. Akan tetapi di sisi lain memang islam memiliki sistem ekonomi yang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan setiap individu. Dengan demikian tidak akan menyebabkan rakyat kekurangan sampai meminta-minta. Hanya saja sistem ekonomi ini hanya bisa diterapkan dengan Khilafah Islamiyah, sebuah negara yang akan menerapkan aturan islam secara menyeluruh juga mengeman dakwah ke seluruh dunia. 

Khilafah Islamiyah akan memberikan akses kerja yang mudah bagi para suami atau wali. Dengan demikian mereka bisa mudah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu kebutuhan pokok masyarakat seperti layanan pendidikan, kesehatan dan juga keamanan akan dijamin dengan baik oleh negara sehingga tidak akan menjadi beban berat bagi setiap kepala keluarga. Dengan demikian kebutuhan pokok akan mudah dipenuhi dan jauh dari mental meminta-minta. Terlebih lagi suasana keimanan yang dibangun juga akan menjadikan masyarakat tersuasanakan untuk selalu berada dalam ketaatan.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar