Oleh: Rhany (Pemerhati Remaja Andoolo Sulawesi Tenggara)
Demam k-pop saat ini tak terbendung tanpa disadari. Kaum hawa menjadi sasaran korban dari demam ini. Berbagai koleksi mulai dari kaset, poster, pernak-pernik aksesoris, TTD, bahkan foto gambar makanan pembungkus, asal ada idola dikoleksi juga.
Trend Hallyu yang menyasar hampir elemen seluruh budaya korea ini menjadi fokus utama negeri ginseng tersebut. Terbukti hampir sebagian kaum hawa menggilai boyband maupun girlband dan menjadi sasaran utama, tentunya pemuda. Jika idola dihina, siap menjadi temeng untuk membela dan itu melebihi sikap ketika agama dinista, selalu diabaikan dan ditoleransi atas nama agama.
Tidak hanya menghasilkan irama musik atau gaya tarian yang membuat penggemarnya kudu histeris tiap nonton. Tapi menjadi kiblat, standar hidup, dan teladan bagi para fansnya dan tentu melahirkan fans garis keras demi idola, bahkan sudah menjadi antara hidup atau mati.
Dikutip suara.com, laga antara Persija Jakarta dan Persib Bandung terpaksa ditunda karena bentrok dengan persiapan konser BLACKPINK di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Hal ini memicu keributan antara fans K-Pop dan fans sepakbola.
Menurut situs E-Reservasi GBK, stadion utama GBK tidak bisa digunakan untuk kegiatan lain mulai 2 Maret hingga 14 Maret 2023. Laga Persija vs Persib dijadwalkan di GBK pada Sabtu (4/3/2023), tapi panggung konser BLACKPINK sudah didirikan. Sebelumnya, big match ini direncanakan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Namun Persija tidak mendapatkan izin penggunaan stadion karena alasan keamanan sehingga GBK menjadi opsi venue yang lain.
Fans BLACKPINK, didukung oleh pecinta K-Pop lainnya, tak terima konser idola mereka dijadikan kambing hitam atas ditundanya laga Persija vs Persib. Mereka bersatu melawan fans bola yang marah-marah karena laga yang ditunda (4/3/2023).
Fans garis keras Idol Korea yang mengidolakan sudah tahap ekstrem bahkan di luar nalar lagi. Ada yang marah dan menjadi pembela utama ketika sedikit saja idolnya disinggung dalam arti konotasi negatif, pasti akan dibela mati-matian, tanpa memandang saudara dan sesama aqidah. Seribu dalih dijadikan alasan walau idolanya melakukan kesalahan dan akan dimaklumi.
Bahkan ada yang sampai diet ketat untuk merasakan seperti apa yang idolanya rasakan, dan masih banyak lagi demi menunjukan simpati. Tak jarang saling hujat menghujat antar sesama fans maupun klub sepakbola seperti yang baru-baru terjadi di atas.
Jika ditelusuri K-Pop lebih dari sekadar melodi dan tarian goyang, ada keterikatan dan rasa saling memiliki yang terjalin antara fan dan idol dan akhirnya melahirkan fenomena yang dinamakan celebrity worship. Kedekatan antara idola dengan fannya secara emosional akan terjalin di dunia maya maupun dunia nyata. Bahkan walaupun orang tua sendiri diabaikan.
Saking dekatnya, bisa membuat fan lupa diri dan terjangkiti toxic fandom. Perilaku penggemar yang buruk dan tidak dapat diterima. Berbagai hal dilakukan demi idolanya, tanpa peduli dampaknya pada orang lain.
Memiliki idola adalah normal. Oleh karena itu, manusia sifatnya cenderung ikut-ikutan. Namun tentu bukan hanya sekadar kagum atas suara dan fisiknya saja, tapi kudu memiliki karakter positif yang patut untuk ditiru, dan Allah menurunkan para nabi sebagai bentuk role model kehidupan sehari-hari sebagai bentuk figur panutan dalam berpikir dan bertindak.
Tapi jika sosok gambaran yang hari ini media tampilkan sangat jauh dari kebaikan yang bakal kita dapatkan. Kebayang nanti bakal jadi ibu dan membimbing anak-anak, seharian hanya fokus nontonin drama dunia kehaluan dan sibuk bergoyang.
Apa yang akan nanti di didik dengan generasi ke depan? Hanya bikin pengagumnya lupa diri, apalagi sampai terjangkit toxic fandam, rugi mencintai dan membela mati-matian. Bahkan dengan itu jadi wasilah membersamainya nanti di akhirat kelak.
Dunia sistem kapitalis khususnya media dijadikan alat perauk cuan menarik banyak massa. Remaja dengan naluri ba'qanya tentu akan mudah ditarik melalui jalan fisik dan materi. Tak heran hari ini remaja berlomba-lomba mempercantik fisik, dan semua diukur berdasarkan materi tak lagi mengukur isi kepala.
Akhirnya para pemuda akan mudah insecure jika fisik tidak sesuai dengan tampilan media yang disodorkan para artis K-Pop. Hasilnya lebih insecure wajah nggak glowing ketimbang mengasa isi kepala. Hanya alasan jika mengidolakan karena perjuangannya dan tekadnya ingin jadi idol, padahal jika fisiknya kurang menarik tak akan dilirik.
Jangan sampai salah pilih idola. Menjadikan idola yang doyan bermaksiat, mengumbar aurat dimana-mana, rajin berzina. Nggak kebayang nanti di akhirat, kita akan bersamanya para pelaku maksiat, jelas-jelas tidak akan menolong di akhirat. Cukup Rasulullah SAW sebagai idola utama, sebab beliau yang dijamin masuk surga dan akan memberi syafaat kelak.
Rasulullah saw. bersabda dari sahabat Anas bin Malik berkata, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi sallallahu alaihi wasallam, ‘Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai). Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi sallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. BUKHARI)
Dalam sistem Islam, negara akan membendung tayangan yang tak layak ditampilkan ranah publik. Apalagi sampai memfasilitasi nonton konser di dalamnya terdapat aktivitas campur baur yang bisa mengundang kemaksiatan terstruktur. Hanya di bawah naungan penerapan Islam secara Kaffah tercipta bumi yang diberkahi dan mengundang kedamaian dan ketenangan bagi seluruh penduduk bumi dan langit.
Wallahu a'lam bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar