Oleh: Mariyam Sundari (Kontributor Proaktif Media)
Kasus kekerasan yang dilakukan oleh pemuda saat ini sering kali terjadi. Pelakunya tidak lain adalah anak-anak usia remaja yang berstatus pelajar. Seperti yang terjadi baru-baru ini beredar di media, kasus seorang siswi SMP di Bone yang meninggal karena diperkosa beramai-ramai oleh 5 orang teman sekolahnya. Sehingga, mengalami kerusakan pada alat vital akibat benda tumpul. Ini jelas menunjukkan rusaknya sistem kehidupan di negeri ini.
Bagaimana tidak, sistem yang diterapkan saat ini adalah kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga, pemahaman agama secara utuh tidak lagi diterapkan dalam berbagai bidang. Seperti, gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk anak didik yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Dimana pemahaman agama di sekolah hanya diajarkan paling lama 2 jam saja dalam sepekan. Sehingga, tidak dipungkiri akan melahirkan anak didik yang cerdas namun tidak punya adab.
Seharusnya, negara memberikan fasilitas terbaik dalam pendidikan. Memberikan pemahaman agama, sampai anak didik mampu memahami baik buruk permasalahan. Sehingga, bisa memilih mana perilaku yang harus dikerjakan, dan mana perilaku yang menyimpang dari syariat yang harus ditinggalkan.
Banyak pemuda melakukan perbuatan yang dilarang agama itu diakibatkan dari lemahnya iman, apalagi ditambah dengan pergaulan bebas, media sosial yang banyak menghadirkan konten pornoaksi, pornografi, kekerasan, kini semua bisa diakses dengan mudah. Dengan cara melihat, mendengar, kemudian mempraktikkannya pada orang-orang yang lemah seperti anak-anak dan perempuan yang sering jadi korban.
Ditambah dengan lemah dan kurang tegasnya pada kalangan keluarga dalam mendidik generasi, kurang meletakkan perilaku terpuji, memahamkan akhlak, akidah, dikarenakan minimnya ilmu yang didapat. Termasuk rusaknya kehidupan dalam masyarakat.
Sungguh miris! Negara Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam, kini sudah meninggalkan aturan Islam itu sendiri. Yang ada justru mengadopsi sistem kufur yang datangnya bukan dari ajaran Islam. Dimana aturannya dibuat sendiri oleh manusia yang serba terbatas dan banyak menimbulkan kontradiksi. Akibatnya, kerusakan dimana-mana terjadi, yang menjadi korban lagi-lagi rakyat, termasuk para generasi muda.
Hal ini, tentu berbeda dengan aturan yang ada dalam Islam. Islam mempunyai suatu sistem yang jelas lagi sempurna. Aturan yang dipakai bukanlah buatan manusia, melainkan aturan yang berasal dari pencipta alam semesta yaitu Allah Swt. Dimana akidah Islam dijadikan asas seluruh aspek dalam kehidupan. Sehingga, menyadari bahwa dunia merupakan tempat beramal mencari pahala, yang hasilnya akan dirasakan di akhirat kelak.
Islam akan menjaga setiap individu untuk berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Kalau individu saja sudah dijaga, otomatis dalam kehidupan keluarga pun akan menjadi keluarga Islami yang taat syariat, juga termasuk dalam masyarakat akan terjaga dari kerusakan.
Jika Islam diterapkan dalam kehidupan, maka tidak akan ada lagi kasus kekerasan pada generasi. Islam akan menjaga dan menjadikan generasi yang kuat, beriman dan taat syariat. Sehingga, tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang rusak, pergaulan bebas, termasuk media sosial yang banyak mengajarkan hal yang menyimpang.
Bukan hanya generasi yang terlindungi. Namun, kehidupan umat pun akan aman dan sejahtera. Dengan memakai aturan Islam yang diterapkan. Maka, kehidupan dalam suatu masyarakat pun akan menjadikannya terarah. Sehingga, akan mendatangkan keberkahan dari Allah Swt. Sudah saatnya menyelamatkan generasi dengan aturan Islam dan meninggalkan aturan kufur. []
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar