Kasus Perselingkuhan : Negara Harus Bertanggungjawab


Oleh : Ummu Umaroin 

Indonesia menjadi Negara keempat di dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak, dan untuk tingkat Asia Indonesia di urutan yang kedua. Fakta tersebut dilandasi oleh hasil survei yang dilakukan Justdating, sebuah aplikasi pencari teman kencan. (PIKIRAN RAKYAT, 17 February 2023)

Dalam survei aplikasi just dating juga ditemukan fakta bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak melakukan selingkuh ketimbang laki-laki. Persepsi mengenai selingkuh juga berbeda antara perempuan dan laki-laki. 

Dalam survei perempuan mengartikan pasangannya berselingkuh apabila sudah saling berkenalan dengan lawan jenis dan bertukar pesan. Untuk laki-laki, persepsi selingkuh apabila perempuan sudah berani pergi berdua dengan lawan jenisnya kemanapun. 

Sebanyak enam puluh persen laki-laki di Indonesia juga tidak suka apabila dikhianati oleh pasangannya. Karena itu laki-laki cenderung meninggalkan pasangannya atau membalas dengan berselingkuh juga.


Berbagai Alasan Perselingkuhan

Banyak alasan yang mungkin membuat seseorang memutuskan untuk berselingkuh, meskipun alasan-alasan tersebut tidak selalu beralasan atau benar. Berikut beberapa alasan umum mengapa orang berselingkuh, berdasarkan pemikiran masyarakat saat ini :

Pertama, Ketidakpuasan dalam hubungan : 
Jika seseorang merasa tidak puas atau kurang terpenuhi dalam hubungan mereka, mungkin mereka akan mencari kepuasan di luar hubungan tersebut. Ketidakpuasan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kecenderungan pasangan untuk mengabaikan kebutuhan emosional atau fisik mereka.

Kedua, Kesenangan : 
Beberapa orang mungkin merasa tertarik untuk berselingkuh karena mencari kegembiraan atau sensasi baru yang tidak mereka dapatkan di dalam hubungan mereka.

Ketiga, Masalah dalam diri sendiri: 
Beberapa orang mungkin berselingkuh karena masalah dalam diri mereka sendiri, seperti ketidakmampuan untuk mengendalikan keinginan atau dorongan seksual.

Keempat, Kurangnya komitmen: 
Seseorang mungkin memutuskan untuk berselingkuh karena mereka tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap hubungan mereka atau merasa bahwa mereka dapat dengan mudah mencari pengganti jika hubungan mereka berakhir.

Kelima, Masalah dalam hubungan : 
Ada beberapa masalah dalam hubungan yang mungkin memicu perselingkuhan, seperti adanya ketidaksetiaan atau pengkhianatan sebelumnya, ketidakcocokan dalam kebutuhan atau preferensi, atau perbedaan nilai yang signifikan.

Namun, perlu diingat bahwa alasan-alasan ini tidak beralasan atau benar, dan tindakan berselingkuh adalah sesuatu yang dapat menyakiti banyak orang serta merusak kepercayaan dalam hubungan. Dan perselingkuhan juga merupakan perbuatan yang tercela dalam ajaran agama Islam. 


Negara Bertanggung Jawab Atas Perselingkuhan

Kasus perselingkuhan di Indonesia ataupun di dunia, bukan hanya permasalahan individu suami istri semata, antara yang diselingkuhi dan yang menyelingkuhi. Alasan-alasan sebab terjadinya perselingkuhan yang diatas hanyalah sebagian kecil. Ada sebab yang lebih besar, yaitu peran negara yang tidak memberikan pengurusan serta pengaturan yang benar kepada masyarakat. Kasus perselingkuhan tidak bisa lepas dari yang namanya sistem, seperti sistem pergaulan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, dan sistem informasi atau media. Semua sistem ini hanya bisa dilakukan atau diterapkan oleh negara. 

Sistem pergaulan : Indonesia yang dikenal dengan umat Islam terbanyak, namun sistem pergaulan nya tidak mencerminkan suatu pergaulan yang islami. Namun lebih mengambil kepada pergaulan negara barat.  Pergaulan antara Pria dan wanita, di dalam paham liberal tidak memiliki aturan, sehingga menjadikan peluang bagi pasangan suami istri yang sah untuk bebas menjalin kedekatan dengan pria atau wanita lain, tanpa merasa bersalah dan berdosa, sehingga terjadilah perselingkuhan.

Sistem ekonomi : Beratnya tuntutan ekonomi masyarakat saat ini serta tingginya angka kemiskinan. Dan ditambah dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi para suami, menjadikan para istri mencari selingkuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yang tidak mereka dapatkan dari suami mereka.  Seharusnya negara memberikan fasilitas lapangan pekerjaan bagi para suami dan menstabilkan perekonomian. Namun itu sangatlah mustahil didapatkan dari negara yang menerapkan sistem kapitalisme.

Sistem pendidikan : Output dari pendidikan di negeri yang sekuler saat ini hanya mencetak generasi siap bekerja saja, tanpa negara menyediakan lapangan pekerjaan.  Untuk pendidikan khusus terkait dengan pranikah tidak pernah disampaikan, kalau pun ada hanya sekedar pembahasan alat reproduksi dan hubungan jinsiyah semata. Seharusnya yang diajarkan dan dipahami oleh generasi muda saat ini, terkait dengan pendidikan pranikah yaitu mengenai tujuan menikah, serta paham mengenai hak dan kewajiban antara suami istri. Sehingga menjauhkan mereka dari suatu perbuatan yang merusak pernikahan mereka dengan perselingkuhan. 

Sistem informasi (media) : Di zaman modern saat ini, masyarakat tidak bisa lepas dari yang namanya gadget, dari mulai anak bayi sampai manula. Alat inilah yang menjadi sumber informasi atau media yang digunakan oleh semua masyarakat dari berbagai kalangan. Namun negara  demokrasi tidak mampu memfilter informasi atau media yang dinikmati oleh semua masyarakat.  Mulai dari film, berita, hiburan dan yang lainnya semua memberikan efek yang negatif. Arus deras media membuat masyarakat menjadi hedonisme dan merangsang pasangan suami istri untuk mencari selingkuhan. Sehingga fasilitas dari media ini memberikan kemudahan dalam perselingkuhan.


Syariat Islam Menghilangkan Perselingkuhan.

Agama Islam bukan sekedar agama ritual biasa, seperti agama-agama yang hanya mengurusi urusan ibadah kepada sang pencipta semata. Namun Islam juga memiliki suatu aturan atau sistem kehidupan (mabda), dari sinilah semuanya akan terpancar suatu peradaban yang tinggi. Seluruh problematika kehidupan dapat dipecahkan, termasuk dalam kasus perselingkuhan. 

Didalam ajaran agama Islam, ikatan pernikahan merupakan pengaturan pertemuan antara dua jenis kelamin, yakni pria dan wanita, dengan aturan yang khusus. Didalam hadits Rasulullah Saw, yang diriwayatkan dari Ibn Mas'ud RA, ia berkata: "Wahai para pemuda,siapa saja diantara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaknya segera menikah. Sebab, pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya." (Muttafaq'alayhi)

Jadi sangat jelas bahwa tujuan menikah didalam ajaran Islam untuk menundukkan pandangan agar tidak terjerumus kepada perselingkuhan. Dan bagi laki-laki yang Allah berikan fitrah lebih, dalam tuntutan jinsiyah nya, maka Allah juga memberikan syariat Nya, boleh bagi mereka untuk menikah lebih dari satu perempuan (poligami). Dan tujuan menikah tidak hanya sekedar pemuasan kebutuhan biologis semata, namun juga untuk melestarikan keturunan yang bertaqwa kepada Allah SWT. 

Di dalam Nizhom ijtima' atau sistem pergaulan pria dan wanita, yang melahirkan berbagai interaksi, juga memerlukan pengaturan dengan suatu peraturan tertentu. Pria dan wanita yang bukan mahram dilarang untuk berdua-duaan (khalwat) apalagi berinteraksi. Ini mampu untuk menutup pintu perselingkuhan.  Allah SWT berfirman, yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (TQS. Al-Isra: 32)

Nizhom intishodi atau sistem ekonomi Islam mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan peraturan tertentu. Setiap Masyarakat akan diberikan fasilitas yang disediakan oleh negara, sekolah dan rumah sakit gratis. Dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi para suami, sehingga terpenuhinya nafkah bagi istri nya. Dan yang Ini semua mampu diterapkan dengan mengelola sumber daya alam negeri sesuai syariat Islam. Imam Ahmad bin Hambal telah menuturkan riwayat dari salah seorang Muhajirin yang mengatakan, bahwa Nabi Saw, pernah bersabda : "Kaum Muslim bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal : air, Padang gembalaan dan api." (HR. Ahmad)

Ketika kesejahteraan sudah didapat, maka tidak akan ada lagi kecemburuan sosial. Justru kan memberikan ketentraman didalam rumah tangga. 

Didalam sistem pendidikan Islam, seluruh manusia berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik. Islam sangat menjaga Aqidah umat agar tidak terjerumus kepada kesesatan. Aqidah Islam mengikat seluruh perbuatan semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dan di dalam pendidikan pranikah, generasi muda akan dipahami makna dan tujuan menikah serta diajarkan hak dan kewajiban suami istri, sebelum mereka menikah. Sehingga menjauhkan diri dari segala cela perselingkuhan. 

Untuk sistem informasi atau media didalam Daulah Islam, semuanya akan difilter. Tidak akan ada suatu kerusakan pemikiran yang akan diberikan, seperti film, berita, hiburan dan yang lainnya yang akan mendorong umat dalam melakukan kemaksiatan.  Apalagi rangsangan dalam memudahkan perselingkuhan.

Begitu indah dan tentram nya hidup didalam suatu sistem yang sistem itu langsung dibuatkan oleh Sang Maha Pencipta (Allah). Dan sistem ini hanya bisa di terapkan di dalam Daulah Khilafah. 

Wallahua'lam bishowab. 



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar