Marak Geng Motor, Potret Buram Kehidupan Sekuler Kapitalis


Oleh : Ummi Niki

Pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kasus ini masih dalam penyelidikan oleh polisi.

Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari tadi. Ketika itu, korban diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya. "Ada rombongan anak muda sekira 20 orang melintas mengunakan motor," ujar Adhimas dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023).

Tiba-tiba, rombongan motor tersebut berbalik arah dan menyerang ke arah korban beserta teman-temannya. Alhasil, korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggung. "Korban lalu dibawa ke RSUD Cibinong oleh kakaknya," jelasnya.

Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus tersebut.

Aksi geng motor makin banyak dan meresahkan masyarakat. Tidak sedikit korban yang langsung tewas di tempat. Hanya dengan alasan ingin bertarung, gerombolan remaja tega menganiaya siapa pun yang dilewatinya. Bermodalkan motor dan senjata tajam,mereka menjalankan aksinya.

Inilah satu dari sekian banyak potret buram tingkah laku generasi. Kenakalan remaja telah menjelma menjadi kriminalitas yang sangat meresahkan. Mengapa fenomena geng motor ini kian marak?


Sistem Kehidupan Sekuler Liberal

Fenomena geng motor hadir di tengah corak kehidupan sekuler liberal. Sekularisme adalah paham yang menjauhkan agama dari kehidupan manusia. Walhasil, manusia bertingkah laku berdasarkan nafsunya semata. Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme, yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia. Manusia dianggap mampu menyelesaikan seluruh urusannya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal, akal manusia lemah dan terbatas yang jika dibiarkan tanpa bimbingan wahyu akan mengantarkan pada kerusakan. Inilah pangkal malapetaka umat manusia saat ini.

Sistem ini pun tidak ada dengan sendirinya. Kepemimpinan peradaban Baratlah yang telah sengaja mengembuskannya ke seluruh penjuru dunia, terlebih ke negeri-negeri muslim agar umatnya meninggalkan agamanya. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menguasai dunia.

Propaganda “kebebasan akan mendatangkan kebahagiaan” terus mereka gaungkan  dan kini sukses merasuki pemikiran umat manusia, termasuk generasi muda untuk hidup semaunya dan tidak peduli pada agamanya. 

Keberadaan geng motor bukan baru terjadi tahun ini. Hilangnya nyawa manusia akibat perilaku biadab geng motor ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lampau. Namun, kenapa keberadaan mereka masih ada dan kian meresahkan masyarakat?

Salah satunya adalah karena sanksi yang diberikan tidaklah menjerakan. Misalnya, seperti baru-baru ini, ada aksi ketua geng motor di Bandung yang menebas leher seorang remaja hingga tewas di tempat. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP dan Pasal 80 KUHP dengan ancaman hukuman berkisar hanya sekitar 10 tahun penjara. Padahal, pelaku sudah menghilangkan nyawa. 

Akan tetapi, atas nama HAM, qisas tidak bisa diberlakukan. Belum lagi hukum yang tumpul pada pemilik uang dan oknum aparat yang kerap bekerja untuk pejabat, menjadikan keadilan bagai mimpi di siang bolong bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain gagal menghadirkan rasa aman, negara sekuler juga gagal menjaga generasi dari buruknya berbagai tayangan di media. Negara seolah bertekuk lutut di bawah kaki korporasi media yang acapkali menayangkan visual sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Jadilah generasi mudah sekali terpapar pornografi dan tayangan kekerasan. Ini pulalah yang turut menyuburkan tindakan kriminal.


Islam Menyelamatkan Generasi

Ajaran Islam yang berasal dari wahyu Allah Taala sudah pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh persoalan manusia, termasuk fenomena geng motor. Berkebalikan dengan sekularisme, Islam memandang bahwa agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Dari sanalah kita akan meyakini bahwa Islam adalah agama yang mampu menyelesaikan seluruh urusan umat manusia.

Agama juga menjadi landasan amal seseorang yang akan mengantarkan pada bangunan rumah tangga yang berlandaskan akidah Islam. Ayah-ibu yang memahami agama akan menempatkan anak sebagai amanah yang harus dijaga sehingga pengasuhan pun akan optimal. Fungsi ayah-ibu dikembalikan pada syariat, yakni ayah mencari nafkah, sedangkan ibu menjadi ummun wa rabbatul baiti. Sosok ibu yang menjalankan fungsinya dengan optimal akan melahirkan generasi sholih, hati yang lembut, dan menyayangi sesama. Teladan kedua orang tuanya akan membekali tingkah laku mereka. Walhasil, jangankan menyakiti orang, mereka justru akan berusaha untuk bermanfaat bagi umat.

Begitu juga sistem pendidikan pun wajib berbasis akidah islam. Pola sikap anak-anak akan sesuai dengan tuntunan syariat sehingga syahsiah islamiah akan terbentuk sedari dini. Mereka pun akan gemar beramal saleh.  Dalam asuhan Islam, pemuda tumbuh menjadi generasi terbaik, berkontribusi positif terhadap masyarakat dan negara. 

Peran negara juga sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Negara akan mengontrol setiap gerak gerik masyarakatnya. Ngara juga akan menjamin keamanan bagi seluruh warga. 

Sejatinya fenomena geng motor yang merebak ini adalah buah dari penerapan sistem sekuler liberal. Dengan demikian, membuangnya dan menggantinya dengan sistem Islam akan mampu menghadirkan sosok remaja yang gemar berbuat kebaikan dan berkontribusi besar demi terbangunnya peradaban gemilang. 




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar