Oleh : Masrina Sitanggang
Menjelang bulan mulia yakni bulan suci ramadhan. Sudah seyogyanya setiap kaum muslim berbahagia dan mempersiapkan diri dalam menyambutnya. Hal ini tampak kita lihat dalam budaya masyarakat adanya punggahan dan tarhib ramadhan dalam rangka memeriahkan bulan ramadhan. Kenapa tidak, ramadhan adalah bulan penuh Rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist Rasulullah :
أول شهر رمضان رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار. رواه ابن أبي الدنيا والخطيب وابن عساكر.
Dari Abu Hurariah, Ramadhan itu adalah bulan yang awalnya penuh dengan rahmat. Di pertengahannya penuh dengan ampunan. Dan, di ujungnya pembebasan dari api neraka.” (HR Ibnu Abi Dunya dan Ibnu 'Asakir)
Pahala amal dalam bulan Ramadhan berlipat ganda sampai dengan 70x lipat dibandingkan dengan bulan-bulan selainnya. Jelas ini adalah momen yang sangat dirindukan oleh setiap muslim yang paham akan keutamaan bulan ramadhan yang mulia.
Untuk mengisi bulan ramadhan dengan maksimal, semangat taat dan beribadah itu harus dipupuk di bulan- bulan sebelumnya terutama bulan Rajab dan sya'ban. Untuk membiasakan dan konsisten diri dalam amalan kebaikan.
Setiap orang muslim paham akan wajibnya puasa bagi setiap jiwa. Sekalipun orang yang awam dalam agamanya. Namun apakah hanya puasa yang menjadi kewajiban kita dibulan ramadhan? Tidak. Kita wajib mengikuti seluruh perintah Allah dan menjauhi laranganNya disetiap helaan nafas tanpa terkecuali.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS.Al-Baqarah : 183)
Perintah untuk puasa merupakan salah satu dari banyaknya perintah Allah kepada hambaNya. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman ! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah : 208)
Dalam ayat diatas Allah memerintahkan agar masuk kedalam Islam secara totalitas, tidak memilah dan memilih syariat Islam yang dikerjakan, tapi wajib mengambil semua hukum-hukum Allah dalam segala aspek kehidupan. Ketika puasa, bukan hanya makan dan minum yang Allah larang, tapi juga menjaga segala perbuatan kita dari hal-hal yang sia-sia atau bahkan di murkai Allah, Naudzubillah.
Momen Ramadhan memberikan penjelasan kepada kita akan berharganya setiap detik untuk kita pergunakan dalam keadaan taat pada Allah. Dengan pembiasaan taat dan menahan diri di bulan ramadhan, maka akan terbentuk habits di bulan-bulan berikutnya dengan ketaatan yang totalitas, bukan saja soal ibadah tapi juga taat dalam segala aktifitas baik aspek ekonomi, pendidikan, muamalah, politik. Semuanya wajib mengikuti aturan yang Allah tetapkan. Namun lagi-lagi kita sadari, di sistem kapitalis sekuler aturan Allah dicampakkan dan diganti dengan aturan hasil akal manusia yang lemah serba terbatas dan penuh nafsu akan dunia. Ketaatan totalitas hanya dapat terwujud dalam sistem yang menjadikan halal haram sebagai standar perbuatan dalam segala aspek kehidupan, sistem itu tidak lain adalah sistem Islam yang diterapkan dalam wadah negara.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar