Sistem Kehidupan Rusak Lahirkan Generasi Jahat


Oleh: Wity

Ada saja kelakuan generasi muda sekarang yang membuat publik geleng-geleng kepala. Kejahatan yang mereka lakukan makin hari makin di luar nalar. Baru-baru ini publik dihebohkan oleh kasus penganiayaan yang dilakukan anak pejabat pajak MDS (20) terhadap putra petinggi GP Anshor D (17) lantaran seorang gadis bernama AGH (15). Akibatnya, D mengalami koma karena luka serius di kepalanya.

Aksi brutal juga terjadi di Purwakarta. Polsek Pasawahan, Polres Purwakarta mengamankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan. Kelima pemuda tersebut masih berstatus pelajar di salah satu SMK Swasta di kabupaten Purwakarta. Meski gagal merampas handphone korban, namun korban mengalami luka bacokan di punggung akibat sabetan celurit. (jurnalpolri.com, 22/02/2023)

Ada pula kelakuan biadab sekelompok remaja di Bone, Sulawesi Selatan.  Remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut dengan keji memperkosa teman sekolahnya hingga meninggal. Polisi baru menetapkan satu tersangka dan melakukan penahanan terhadap pelaku berinisial AM (15). (tvonenews.com, 28/02/2023)

Publik pun kembali dikejutkan oleh aksi menjijikan sejoli mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat. Mereka diduga melakukan pelecehan terhadap temannya. Pihak kampus mengatakan total korban pelecehan mencapai 12 orang. Pelecehan terjadi saat pelaku menginap di kos dan rumah teman-teman dekatnya. Saat korban tidur, pelaku membuka pakaian korban kemudian memfoto dan memvideokan. Hasil foto dan rekaman video tersebut dikirim ke pacarnya. (kumparan.com, 26/02/2023)

Sungguh mengerikan, berbagai macam kejahatan yang dilakukan generasi muda seakan tak ada habisnya. Seolah isi otak mereka dipenuhi ide-ide jahat. Apa yang salah dengan mereka?


Buah Sistem Sekuler

Maraknya aksi kejahatan yang dilakukan generasi muda sejatinya tidak lepas dari sistem kehidupan sekuler yang diterapkan saat ini. Sekulerisme adalah sistem kehidupan yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Aturan agama hanya boleh diterapkan dalam ranah individu saja. Sementara dalam ranah publik, agama tidak boleh dilibatkan. Hanya aturan manusia yang boleh diterapkan. Padahal, manusia adalah makhluk yang lemah. Akalnya terbatas. Sekadar untuk mengetahui apa yang akan terjadi esok atau lusa saja manusia tak dapat mengetahuinya. Maka, aturan-aturan yang dihasilkan dari sistem kehidupan yang sekuler ini pun hanya melahirkan kerusakan dan kejahatan.

Dalam sistem pendidikan misalnya, sekulerisme gagal menghasilkan generasi beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Hal ini karena dalam pendidikan sekuler, pelajaran agama dianggap tidak penting bahkan berusaha dihapuskan dari kurikulum pendidikan. Maka tak heran, bila generasi yang dihasilkan sistem pendidikan ini minus pemahaman agama dan mudah melakukan kejahatan.

Kapitalisme-sekuler pun telah mengobok-obok peran dan fungsi keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat pendidikan pertama dan utama dalam meletakan dasar-dasar akhlak terpuji tak berjalan dengan baik. Orangtua sibuk bekerja karena tuntutan hidup yang kapitalitik menyebabkan banyak anak yang tumbuh tanpa bimbingan dari orang tua. Negara juga abai dalam membekali ilmu pengasuhan pada calon orang tua, sehingga banyak anak yang tumbuh menjadi anak manja, haus perhatian, dan nirakhlak akibat salah asuh.

Di sisi lain, negara hanya menindak pelaku kriminalitas tanpa ada upaya pencegahan. Liberalisme dan budaya permisif pun semakin menggerogoti jiwa pemuda. Alhasil, kejahatan kian membudaya di kalangan remaja.

Sangat disayangkan, generasi muda yang merupakan aset peradaban justru tumbuh menjadi generasi jahat akibat penerapan sistem kehidupan yang rusak. Lantas dapatkah umat berharap akan hadirnya generasi berakhlak mulia?


Islam Kaffah Lahirkan Generasi Berakhlakul Karimah

“Masih SMP saja sudah sejahat itu, bagaimana besarnya nanti?”, “Calon dokter melakukan pelecehan, setelah jadi dokter bisa-bisa pasiennya dilecehkan”. 

Komentar-komentar semacam itu banyak bermunculan di media sosial. Ini menunjukkan kekhawatiran publik akan masa depan umat.

Kerinduan akan hadirnya generasi berakhlakul karimah pun kian membuncah. Namun, jelas tak bisa diharapkan dari sistem kehidupan saat ini (sekurelisme). Satu-satunya sistem kehidupan yang mampu melahirkan generasi mulia berakhlakul karimah hanyalah Islam. Bagaimana bisa?

Sebab, Islam adalah sistem kehidupan yang lahir dari Sang Pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan ini. Dzat yang Maha Sempurna dan tidak memiliki kelemahan sedikitpun. Maka aturan yang dihasilkan pun niscaya sempurna. Yang jika diterapkan seluruhnya dalam segala aspek kehidupan akan melahirkan kebaikan. 

Akidah Islam yang menjadi dasar sistem ini menuntut pemeluknya menyadari bahwa dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak. Pemahaman seperti ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. Karena itu Islam memandang bahwa menjaga kualitas generasi sangat penting. Sehingga semua elemen dilibatkan untuk membentuk kualitas generasi terbaik.

Keluarga misalnya, Islam memerintahkan orangtua untuk mendidik anak-anak dengan akidah Islam. Akidah Islam inilah yang akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Baik anak pejabat maupun orang biasa tak akan ada yang merasa tinggi hati maupun rendah diri. Karena dalam Islam, semua manusia kedudukannya sama di mata Allah. Hanya ketakwaanlah yang membedakannya.

Dalam sistem pendidikan, kurikulum pendidikan Islam disusun dalam rangka membentuk kepribadian Islam yang utuh pada siswa, baik dari sisi akidah, tsaqofah, maupun penguasaan iptek. Inilah yang akan melahirkan generasi tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia.

Masyarakat Islam pun memiliki budaya yang sangat mulia, yakni amar makruf nahi munkari. Masyarakat seperti ini tak akan mendiamkan adanya kemaksiatan. Sehingga generasi muda akan terjaga dari berbagai bentuk kejahatan.

Negara pun akan memberikan sanksi yang tegas sesuai syariat Islam bagi pelaku kejahatan yang telah baligh. Hukuman diberlakukan bukan berdasarkan batasan usia, melainkan dilihat apakah pelaku telah baligh atau belum.

Inilah kondisi yang akan mendukung lahirnya generasi mulia berakhlakul karimah. Kondisi ini hanya bisa terwujud ketika negara menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.[]




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar