Aksi Tawuran Merajalela Dikalangan Remaja, Semua Makin Sadis Dalam Sistem Sekuler


Oleh : Arini Fatma Rahmayanti

Semakin kesini dunia remaja semakin gelap saja ya, sudah tidak heran lagi kita mendengar kelakuan remaja zaman sekarang yang semakin brutal saja. Baru-baru ini kembali maraknya aksi tawuran remaja. Parahnya tawuran saat ini terjadi pada bulan ramadhan. Dilansir dari detikSumut.com, video aksi pelajar saling serang dengan membawa senjata tajam di Jalan Ringroad, Kota Medan, beredar di media sosial. Para pelajar ini ada yang membawa senjata tajam serta bendera merah putih. Puluhan pelajar tersebut memadati jalan dengan mengendarai sepeda motor. Terlihat aksi saling kejar terjadi. Beberapa pelajar ada juga yang menggenggam kayu. Para pelajar ini pun mengenakan seragam yang telah dicoret-coret tanda kelulusan. Ada pula seorang pelajar yang membawa bendera merah putih di lokasi. Rabu (12/4/2024).

Tidak hanya di Medan, Tawuran di Cilincing juga terjadi sampai Lukai Pelajar. Dilansir dari detikNews. Tawuran di Jakarta dan sekitarnya saat bulan Ramadhan kembali memakan korban. Di Cilincing, Jakarta Utara, seorang pelajar terluka akibat tawuran. Selama Ramadan telah terjadi beberapa kali tawuran di Jakarta dan sekitarnya. Padahal patroli polisi berjalan rutin, terutama pada jam-jam rawan. Tawuran terjadi  pada Selasa (21/3) melukai korban berinisial KM (17). Diawali janjian di media sosial, tawuran yang melukai seorang pelajar ini terjadi karena saling ejek di media sosial.  "Telah kami amankan 3 orang remaja (siswa SMP) yang terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap korban KM," kata Kaapolsek Cilincing Kompol Haris Akhmat Basuki dalam keterangannya, Jumat (31/3).

Ada juga sampai yang meninggal dunia. Dilansir dari KOMPAS.com seorang pria berinisial MJ (29) ditemukan tewas bersimbah darah saat tawuran antarwarga terjadi di Pasar Gili, Jatipulo, Palmerah, Jakart Barat, Kamis(23/3/23).

Sungguh sangat miris, baru saja umat islam memasuki bulan ramadhan, namun bulan ini sudah dikotori oleh aksi tawuran. Inilah potret kondisi pemuda sekarang, agar dianggap jagoan mereka gemar adu jotos, dan temperamental. Parahnya  kelakuan mereka ini, malah mereka anggap keren. Sungguh beginilah apabila pemuda kehilangan jati diri dan arah hidupnya. Mereka tidak paham untuk apa mereka diciptakan di dunia ini, mereka juga bingung harus menghabiskan masa remajanya seperti apa, sehingga mereka memilih berprilaku bebas sesuka hati mereka. 

Kondisi ini sebenernya menunjukkan rusaknya sistem kehidupan saat ini yaitu sistem sekuler-kapitalisme. Sistem sekuler-kapitalisme inilah yang menjadi penyebab tercetaknya remaja-remaja liar, sistem yang memisahkan peranan agama (islam) dari kehidupan ini membuat remaja berani untuk melanggar aturan-aturan agama hanya untuk kepuasan hawa nafsu pribadinya dalam menyelesaikan permasalahan. Mereka tentunya paham bahwa tawuran yang didalamnya ada aktivitas kekerasan pasti akan mendatangkan bahaya bagi yang melakukannya, tetapi mereka malah tetap melakukannya. mereka merasa bahwa mereka keren ketika berhasil membahayakan satu sama lain, padahal dalam islam kita dilarang untuk mendzolimi orang lain. 

Namun dalam Sistem sekuler-kapitalisme hal ini wajar terjadi, karena sistem ini mencetak manusia yang haus akan perhatian, mereka akan bangga dianggap kuat dan keren, mereka ingin keberadaannya diakui walau dengan cara yang salah sekalipun, meskipun mengejar eksistensi diri ini bukan sesuatu yang salah karena itu bagian dari garizah baqa’ atau naluri yang di ciptakan Allah kepada manusia, tapi eksistensi diri ini juga tidak boleh lepas dari aturan Allah, harus disalurkan dengan cara yang benar. 

Terbentuknya pemuda yang jauh dari sosok berkepribadian islam juga tidak lepas dari  peran pendidikan keluarga, dan pendidikan di sekolah. Orang tua seharusnya memberi bekal pemahaman ilmu agama islam kepada anak agar anak terbiasa beramal dan berprilaku sesuai syariat islam, begitu juga sekolah tempat mereka menuntut ilmu seharusnya memberikan pemahaman tsaqofah islam yang mempengaruhi perilaku mereka. Namun keduanya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ini terjadi akibat dari arus pendidikan sekuler yang menghiasi pendidikan saat ini.

Ditambah juga dengan circle pertemanan yang memberikan dampak besar terhadap prilaku generasi, sementara itu Negara abai akan peran sentralnya sebagai pelindung dan penjaga generasi dari pengaruh budaya dan pemikiran asing yang dapat merusak moral generasi. Untuk menjauhi generasi dari perilaku yang bebas dan jauh dari aksi tawuran, serta mewujudkan generasi yang berkepribadian islam haruslah dengan cara yang komprensif yaitu menerapkan sistem kehidupan islam secara kaffah.

Dalam sistem islam, penerapan sistem pendidikan islam tersistem dengan memadukan tiga peranan pokok dalam pembentukan kepribadian generasi yaitu keluarga, masyarakat, dan Negara. Orang tua berperan penting dalam mendidik anak dengan panduan islam, materi tentang jalan menuju iman dan penerapan syariat islam kaffah harus dipahami oleh anak sehingga anak paham akan hakikat dan tujuan kehidupannya di dunia. Penerapan syariat islam kaffah dalam kehidupan akan membentuk masyarakat islami, masyarakat yang membentuk budaya amar makruf nahi mungkar sehingga kemaksiatan sekecil apapun yang nampak pada masyarakat akan menjadi perhatian untuk dinasihati dan dilaporkan kepada pihak berwenang.

Syariat islam telah menentukan batasan baik/buruk dan halal/haram dalam berprilaku. Inilah yang akan menjadi asalan dalam kehidupan masyarakat untuk beramar makruf nahi mungkar bukan hanya sekedar manfaat. Selain itu juga Negara dalam sistem islam kaffah menerapkan aturan tegas dan sistem sanksi yang bisa memberi efek jera bagi perilaku kriminal. Sistem islam dengan tegas melarang aksi kekerasan serta melakukan kejahatan baik secara verbal maupun fisik. Sanksi dalam islam yang memberi efek jera kepada yang lain agar tidak melakukan kejahatan yang sama. Dengan aturan islam kaffah yang diterapkan secara menyeluruh dibawah institusi khilafah maka Negara akan mampu melindungi generasi dari berbagai kerusakan pemikiran dan tingkah laku mereka.

Wallahu'alam bissawwab…




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar