Generasi Sadis Cetakan Kapitalis


Oleh : Elly Waluyo (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Pendidikan merupakan bidang krusial dalam membangun kepribadian rakyat. Melalui pendidikan yang ditanamkan sejak dini, dari keluarga hingga bangku sekolah, rakyat mendapatkan pemahaman akan baik dan buruknya suatu sikap yang akan melahirkan karakter dan perilaku. Oleh karena itu dalam pendidikan dengan sistem Islam keimanan dan ketakwaan adalah landasan dalam setiap perbuatan sehingga mampu mencegah anak dalam perbuatan mungkar dan mampu melahirkan generasi mulia. Sementara sistem sekuler kapitalis yang saat ini diterapkan hanya berkutat pada materi dan memisahkan agama dengan kehidupan. Tak pelak generasi yang dilahirkan pada umumnya jauh dari agama sehingga mudah  berbuat sadis.

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi. Perilaku sadis berujung kematian dialami oleh MHD, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Siswa yang masih duduk dibangku kelas 2 SD ini mengaku dikeroyok oleh 3 kakak kelasnya kepada dokter yang menanganinya di Rumah Sakit (RS) Primaraya, setelah sebelumnya dokter meminta kepada pihak keluarga untuk keluar dari ruang periksa. Pihak keluarga memutuskan sembunyi dibalik tirai ruang periksa untuk mendengarkan pengakuan korban yang semula tak mau mengaku penyebab pecahnya pembuluh darah, tulang punggung dan tulang dadanya retak yang terlihat pada hasil visum korban (https://bandung.bandung.kompas.com : 2 Mei 2023)

Korban sempat menyebutkan salah satu nama pelaku berinisial AZ yang telah menganiyaya dirinya sebelum menghembuskan nafas terakhir setelah dirujuk ke RS Hermina, karena RS Primaraya tak mau menangani pasien korban kekerasan. Pihak keluarga korban meminta pertanggungjawaban pada pihak sekolah dan keluarga pelaku. Namun keluarga korban belum melaporkan kejadian penganiyayaan tersebut pada kepolisian, sehingga kepolisian melakukan penyelidikan berdasarkan informasi dugaan pengeroyokan dan berencana mendatangi tempat korban, sekolah dan pihak yang terlibat untuk mengungkapkan kejadian yang sebenarnya (https://tangerang.tribunnews.com :21 Mei 2023)

Semakin maraknya kejadian bullying di kalangan pelajar menunjukkan kegagalan sistem pendidikan berbasis sekuler dalam mendidik dan mencetak generasi mulia. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan menghasilkan generasi berprilaku sadis dan bengis karena tak mampu memahami haram dan halalnya tindakan yang dilakukan. Sistem pendidikan berbasis sekuler berfokus pada pencapaian nilai akademik saja, bukan pada penanaman keimanan dan ketakwaan. Alokasi waktu 2 jam pelajaran dalam seminggu untuk pelajaran agama, mustahil mampu meletakkan pondasi keimanan dalam setiap perbuatan yang dilakukan, keluarga sebagai institusi pertama, minim pula dalam memberikan pemahaman keimanan dan ketakwaan bahkan sibuk berkutat dengan materi. Padahal melalui pondasi keimanan inilah, individu mampu membentengi dirinya dari perbuatan keji. 

Selain itu negara bersistem sekuler kapitalis tak peduli dengan kepribadian rakyatnya, hanya memperhitungkan untung rugi sehingga tak mampu menekan informai-informasi pemicu tindakan-tindakan kekerasan yang keji dan sadis.

Berbeda dengan negara bersistem Islam yang memiliki mekanisme komprehensif dalam membangun kepribadian rakyatnya pada semua lapisan usia sehingga terwujud generasi yang beriman,  berakhlak mulia dan terampil. Sistem pendidikan berbasis akidah Islam menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan. Penerapan pendidikan life skill, kemandirian dan berdakwah dalam keluarga menjadikan individu mampu melakukan problem solving sesuai syari’at terhadap persoalan yang menimpa dirinya maupun disekitarnya. 

Negara sebagai perisai rakyat akan membatasi bahkan menutup akses informasi dari media apapun yang berpotensi merusak akhlak, bersinergi dengan hukum Islam yang bersifat jawabir dan zawajir sehingga mampu mencegah perbuatan keji dan munkar terjadi.  

Serangkaian sistem Islam inilah yang mampu  menciptakan  atmosfir saling ta’awun dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam masyarakat karena terdiri dari individu-individu beriman dan bertakwa. Demikianlah Islam menyediakan seperangkat lengkap aturan untuk mengatur kehidupan setiap individu baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar