KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
(QS Al-Ma’idah [5]: 50)
Alhamdulillah, atas izin Allah, kita masih diberikan kenikmatan yang tak ternilai sehingga kita masih bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah, di tempat mulia ini, bersama dengan orang-orang insyaallah dimuliakan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Marilah kita terus berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah di tengah situasi dunia yang kian tua. Taati perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. Ingatlah, hanya dengan takwa inilah Allah akan angkat derajat kita di sisi-Nya.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Kalau kita mau jujur menilai kondisi negeri ini, kondisinya sedang tidak baik-baik saja, bahkan kian terpuruk. Beragam persoalan membelit negeri ini; dari persoalan ekonomi, sosial, keamanan hingga politik.
Utang negara hampir Rp 8.000 triliun. Pemberantasan korupsi malah makin lesu. Skandal keuangan Rp 341 triliun di Kementerian Keuangan, misalnya, sampai sekarang tidak ada titik terangnya. Undang-undang yang lahir seperti Undang-undang Cipta Kerja malah berpotensi merugikan rakyat. Di Papua, sudah 110 warga dan aparat jadi korban teroris OPM. Dan masih banyak lagi.
Sebagian besar kita menyimpulkan, penyebab utama berbagai masalah ini adalah kepemimpinan. Logika yang diingat: ikan itu busuk mulai dari kepalanya. Maknanya, jika pemimpin rusak maka yang dipimpin juga akan ikutan rusak. Karena itulah setiap kali Pemilu digelar, semangat perubahan itu kembali muncul. Harapannya, pergantian pemimpin akan mengganti keadaan menjadi lebih baik.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sekilas logika itu masuk akal. Namun sebelumnya, mari perhatikan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (TQS ar-Ra’d [13]: 11).
Ketahuilah, perubahan keadaan suatu kaum tentu tak hanya didasarkan pada perubahan (pergantian) pemimpin. Karena sekadar pergantian pemimpin jelas tidak menjamin kondisi negeri ini berubah menjadi lebih baik. Bukankah negeri ini bahkan makin memburuk walaupun telah berganti-ganti pemimpin?
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Semestinya kaum Muslim kembali merujuk pada analisis Al-Quran yang mengurai penyebab kerusakan umat manusia, yakni akibat meninggalkan aturan Allah subhanahu wa taala. Firman Allah subhanahu wa taala:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).
Maknanya, kata Syaikh Ali ash-Shabuni dalam tafsirnya, Telah tampak beragam kerusakan dan malapetaka di daratan dan di lautan disebabkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa manusia.
Kemaksiatan dan dosa itu terjadi ketika manusia meninggalkan ketaatan kepada Allah subhanahu wa taala; melalaikan yang fardhu dan mengerjakan kemaksiatan. Inilah yang dikatakan oleh Al-Quran sebagai penyebab kerusakan di daratan dan di lautan.
Selain itu, Allah subhanahu wa ta’ala juga menegaskan bahwa penyebab derita umat manusia adalah karena mereka berpaling dari Al-Qur’an.
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sungguh bagi dia penghidupan yang sempit (TQS Thaha [20]: 124).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna dari frasa berpaling dari peringatan-Ku adalah: menyelisihi perintah-Ku dan apa saja yang telah Aku turunkan kepada Rasul-Ku (yakni al-Qur’an); berpaling dari al-Qur’an lalu melupakannya dan (malah) mengambil selain al-Qur’an sebagai petunjuk.
Apakah Anda tidak yakin dengan kebenaran Al-Quran? Bukankah Allah subhanahu wa taala telah menunjukkan kepada kita bahwa akar persoalan umat hari ini adalah karena kita mencampakkan syariah-Nya yang kaaffah, dan malah mengambil aturan kehidupan yang lain, seperti sekulerisme-demokrasi di negeri ini.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ketahuilah, berbagai kerusakan hanya mungkin diperbaiki saat pemimpin kaum Muslim menerapkan Islam secara total. Inilah perubahan hakiki yang mestinya jadi program setiap pribadi, kelompok, dan partai politik Islam. Bukan sekadar mengusung calon pemimpin Muslim, tetapi juga sekaligus mendorong pemimpin Muslim menerapkan syariah Islam secara kaaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Bukan saja memilih siapa yang akan jadi pemimpin, tapi juga menentukan sistem kehidupan apa yang akan diterapkan; Islam atau selain Islam?
Pertanyaannya: Maukah kita memutus akar persoalan yang telah menyengsarakan rakyat di negeri ini? Ataukah kita tetap akan terus berputar-putar dalam lingkaran setan persoalan dengan mencari solusi di luar Islam? Sekadar memilih pemimpin yang lagi-lagi enggan menerapkan Syariah Islam? Janganlah umat ini seperti si pandir yang kehilangan uang di tempat gelap, lalu dia mencari uang yang hilang itu di tempat terang. Tentu umat ini tidak akan pernah menemukan jawaban atas persoalan mereka.
Akhirnya, ingatlah pesan Imam Malik rahimahulLaah:
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا
Tidak akan pernah bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat saat ini kecuali apa yang telah terbukti mampu memperbaiki kondisi generasi awal mereka. []
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar