Pemilu Bukan Perubahan Hakiki


Oleh: Nur Hidayati (Jembrana-Bali)

Setahun lagi pemilu di Indonesia akan berulang. Persiapan mengadakan pemilihan pemimpin pun sudah dilakukan. Pencalonan sudah mulai santer terdengar. Harapan dilambungkan tinggi pada pemimpin yang merakyat. Begitulah yang terjadi setiap lima tahun.

Masyarakat berharap dengan pemimpin yang baru, kehidupan mereka akan menjadi lebih baik. Tetapi mereka lupa kalau setiap lima tahun sekali, harapan itu pupus tak sesuai ekspektasi. Perubahan itu tidak bisa terjadi jika sistem yang digunakan masih sama dan aturan-aturan yang digunakan pun berasal dari manusia.  Intinya, siapapun yang akan menjadi pemimpin negeri ini, kehidupan kita hanya tetap seperti ini jika aturan yang digunakan berasal dari manusia.

Dalam Al Quran surah ar-Ra'du ayat 11, Allah telah berfirman yang artinya "Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri." Ini menjadi indikasi bahwa perubahan sesungguhnya itu adalah perubahan yang ditujukan untuk mendekat pada Allah, yakni melalui jalan yang Allah ridhai juga.

Dalam Al Qur'an juga telah jelas tertulis peraturan-peraturan dari Allah untuk menjalani hidup ini. Namun  ternyata aturan itu hanya diambil pada sebagian perkara saja, seperti ibadah. Sekulerisme sudah merasuk pada diri umat. Sehingga terlihat perbedaan yang terjadi, mereka tetap menyembah Allah, namun dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan bernegara mereka menolak aturan Allah. 

Maka jelas, jika suatu negara mengadopsi sistem yang sekuler, maka negara itu bisa dipastikan akan mendiskreditkan aturan Allah. Termasuk asas-asas yang mendukung terciptanya aturan dalam bernegara. Dan politik demokrasi termasuk di dalamnya, karena demokrasi menjadi penopang dalam melangsungkan politik kapitalisme.

Oleh karena itu, hasil pemikiran dari sistem ini sifatnya adalah merusak manusia karena yang datang dari selain Allah pastilah hanya akan menimbulkan kesengsaraan. Sampai kapanpun jika masih menggunakan aturan yang dibuat oleh manusia, hidup tidak akan pernah berubah secara hakiki.

Jika kaum muslimin segera menyadari bahwa mereka telah berpaling dari syariat Islam, kemudian mau bangkit, maka kesengsaraan yang dirasakan saat ini sudah bisa teratasi. Hanya aturan dari Allah sajalah yang mampu mengubah keadaan dan tentunya tak luput dari usaha kita untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, yakni dengan menerapkan syariah Islam di seluruh aspek kehidupan.

Wallahu a'lam bishowab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar