Oleh: Amri (Mahasiswi & Aktivis Remaja)
Dilansir dari CNN Indonesia bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada sebanyak 7,99 juta pengangguran per Februari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 ini turun dari data Agustus 2022 yang sebanyak 8,42 juta orang atau 5,86 persen.
Pengangguran dari tamatan SMK masih merupakan yang tertinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,6%. Ini karena kompetensi lulusan SMK dianggap masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri. (Kumparan, 6-5-2023).
Padahal, infrastruktur untuk mendukung industrialisasi dilakukan secara masif. Tapi mengapa pengangguran masih tinggi? Apa akar penyebab masalahnya? Bagaimana Islam menyelesaikan masalah tersebut?
Kegagalan Pemerintah
Masalah pengangguran masih menjadi PR yang besar bagi pemerintah di berbagai negara tidak terkecuali Indonesia. Faktanya, pengangguran berkorelasi positif dengan kemiskinan. Pada saat yang sama, kemiskinan merupakan salah satu pemicu berbagai kerawanan sosial dan indikator tingkat kesejahteraan yang minimal.
Fenomena pengangguran yang tinggi menunjukkan bahwa pemerintah gagal menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya. Keadaan ini juga menegaskan kegagalan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Kurikulum SMK saat ini sedang menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan pengamatan bahwa penyumbang terbesar angka pengangguran adalah lulusan SMK, yaitu sebesar 9,42%. Persoalannya, sebenarnya orang yang sudah menyelesaikan pendidikan kejuruan selama ini sering dikatakan “siap terjun ke dunia kerja”.
Tingginya jumlah pengangguran dari lulusan SMK menggambarkan kesalahan perencanaan pendidikan terkait dengan program pembangunan. Pendidikan kejuruan, atau keterkaitan antara industri dan pendidikan, hanya menghasilkan tenaga kerja yang inferior karena terus mengikuti kepentingan industri.
Pendidikan by demand atau disesuaikan dengan kebutuhan industri hanya berorientasi pada kebutuhan industri. Mereka tidak dapat secara mandiri membangun industri mereka sendiri dan berinovasi. Akibatnya, banyak lulusan yang tidak diterima karena hambatan industri.
Perencanaan pendidikan semacam ini seperti mengunci anak bangsa untuk terus mendapatkan tenaga kerja murah tanpa memberi mereka kesempatan untuk mencapai visi besar dengan menciptakan industri baru yang inovatif.
Kapitalisme Akar Permasalahan
Evaluasi terhadap langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah tidak pernah menyentuh inti permasalahan. Bersama dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis neoliberal, yang menyebabkan negara tidak memiliki kemerdekaan dan kedaulatan. Sumber daya alam tidak dapat sepenuhnya dimiliki, bahkan jika itu adalah sumber lapangan kerja terbuka dan kesejahteraan bagi orang-orang.
Selama sistem saat ini terus bergantung pada kapitalisme sekuler, pengangguran akan terus menjadi ancaman bagi kesejahteraan manusia. Padahal, kesejahteraan adalah milik semua orang dan harus diukur secara individual.
Negara harusnya mendorong dunia pendidikan untuk menciptakan inovasi teknologi sesuai zaman yang bahkan melampaui apa yang dicapai negara lain.
Islam Solusi Semua Problem
Sistem kapitalisme sekuler sangat berbeda dengan sistem islam, dalam Islam para pemimpin atau negara menempatkan diri mereka sebagai pengurus dan penjaga. Negara bertanggung jawab mengurus kepentingan rakyat dan memberikan pelayanan. Oleh karena itu, negara semaksimal mungkin menyediakan infrastruktur pendukung, menyiapkan sumber daya manusia yang handal, dan merekrut tenaga kerja untuk membantu pemerintah menjalankan tugasnya.
Adanya rasa takut terhadap Allah swt. dalam kepemimpinan Islam membuat penguasa takut berlaku tidak adil dan dzalim kepada rakyat. Mereka mencoba yang terbaik untuk mengatur orang dan memberi mereka kemakmuran, menggunakan hukum Islam sebagai pedoman hidup.
Seorang pemimpin negara akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap orang yang dipimpinnya. Bahkan jika satu rakyat menderita karena kesalahannya, pemimpin harus bersedia menerima azab Allah SWT.
Islam memiliki seperangkat aturan yang dapat menyelesaikan masalah sampai ke akar-akarnya, sehingga tidak diragukan lagi. Artinya, Islam adalah agama yang utuh yang menjamin kesejahteraan manusia.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar