MENGENTAS KEMISKINAN DENGAN RIBA, MANA MUNGKIN!


Oleh : Siti NR

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengatakan, pihaknya optimis dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Sebab sebesar 47 persen masyarakat miskin di Indonesia yang telah keluar dari status tersebut kebanyakan mendapatkan bantuan modal dari PNM untuk membangun usaha. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) meluncurkan produk PNM Mekar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang memberikan layanan khusus bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha. PNM sendiri dengan program Mekar sudah mencapai 11.011.194 nasabah ditahun 2021. Namun benarkan cara ini dapat mengentas kemiskinan?

Nyatanya bukan mengurangi angka kemiskinan, masyrakat malah banyak terjebak dalam lilitan hutang riba.  SERANG (KM) – Organisasi Masyarakat Ormas Satria Buana menerima 40 pengaduan dari masyarakat yang merasa terjerat terlilit utang ke rentenir berkedok koperasi atas utang yang dipinjamnya. Pengakuan seorang warga bernama Emah (45) yang bertempat tinggal di kampung Pangenetan, kabupaten Serang tersebut mengaku terlilit hutang yang awalnya ia pinjam dari emok/mekar untuk modal usaha nasi uduk dan kebutuhan hidup, namun ibu Emah tak sanggup mebayar dan berutang lagi kepada rentenir lain untuk menutupi hutang tersebut hingga hutang membekak di banyak rentenir dan koperasi yang berkedok rentenir perorangan, dan lembaga yang disebut warga sebagai bank emok seperti PNM/Mekar, BPTN, NBK, MBK, Amarta dan Komida.

Melihat problem warga masyarakat di Kampung pangenetan, Desa Damping sangat tersiksa kala terjerat hutang dari para rentenir tersebut banyak permasalahan sosial yang kemudian muncul dari jerat rentenir itu, mulai usaha bangkrut, berantakan rumah tangga, dan terpaksa sampai meninggalkan rumah menghindari hutang karena tidak sanggup membayar, maka mana mungkin dengan meminjamkan uang dengan bunga dapat mengurangi angka kemiskinan. Dalam kasus ini lagi-lagi yang dirugikan adalah rakyat kecil dan pastinya yang medapatkan keuntungan adalah para kapitalis. Bukan mengurangi angka kemiskinan namun hal ini akan mengundang  murka Allah karena semakin banyaknya pelaku riba. Dimana riba berarti memerangi Allah Sang pencipta alam semesta. Bagaimana mungkin sesuatu yang diciptakan memerangi Penciptanya?

Berhutang bukanlah solusi tuntas memperbaiki perekonomian, bahkan bisa menjadi teror yang menakutkan sebagai Rasulullah saw bersabda, "Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman." Para sahabat bertanya." Apakah itu, wahai Rasullah?" Rasulullah menjawab "Itulah utang!" (HR Ahmad dan ath-Thirmizi). Berhutang bagi orang yang membutuhkan memang dibolehkan. Namun bukan dengan hutang riba, Allah melarang dengan sangat tegas hambanya agar tidak melakukan riba.
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." (Qs. Ali Imron [3]: 130).

PNM bukan jalan menempas kemiskinan, melainkan jalan memiskinkan yang miskin dan mengayakan yang kaya. Aktiftas PNM adalah aktifitas sebagaimana orang-orang yahudi yang dilaknat Allah.  
فَبِظُلْمٍ مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَن سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًاوَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Artinya: "Maka disebabkan kedhaliman orang Yahudi, maka kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka. Dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Dan Kami telah menjadikan untuk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (QS an-Nisa: 160-161)

Maka sudah sepatnya pengaturan negara dikembalikan kepada Islam karena sangat nyata bahwa sistem kapitalis hanya mensejahterakan para kapital bukan rakyat. Dalam sistem islam seorang khalifah sebagai pempimpin negara tidak akan membiarkan ada 1 orang pun yang akan kesusahan karena seorang khalifah bertanggung jawab penuh setiap nyawa dan aqidah rakyatnya terhadap Allah swt.  Wallaahu a'lam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar