NTB Semakin Panas, Mengapa?


Oleh : Lucki Bunda Zanki (Aktivis Muslimah)

Belakangan dunia digemparkan dengan sapuan gelombang panas yang menyapu hampir seluruh dunia, tidak luput pula didalamnya Indonesia. Sapuan gelombang panas ini berdapak pada kenaikan suhu pada sebagian besar wilayah di Indonesia dengan suhu tertinggi 37,5° C. 

Kenaikan suhu ini juga dialami oleh Provinsi NTB. Cuaca di Nusa Tenggara Barat (NTB) terasa menyengat dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, suhunya mencapai 33 derajat celsius. Padahal, rerata suhu harian di NTB hanya 31 derajat celsius.


Perubahan Iklim di NTB

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, M Andre Jersey mengatakan naiknya suhu di NTB karena aliran massa udara yang membawa uap air kering. "Sehingga menyebabkan kondisi atmosfer menjadi kering dan panas," tuturnya, Selasa (25/4/2023).

Andre menambahkan pada masa peralihan musim kemarau tahun ini masih ada potensi hujan di wilayah NTB. Masyarakat diminta waspada akan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor, yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau saat ini.

Kondisi musim saat ini berdampak meningkatkan kekeringan yang terjadi di NTB. Data ketersediaan air per kapita pada 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Jawa, Madura, Bali, dan Nusa Tenggara merupakan daerah yang rawan mengalami kelangkaan air. Berdasarkan data Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2019, ketersediaan air dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan hingga mendekati 50% dalam waktu 40 tahun (2000—2040).


Akibat Tata Kelola Kapitalistik

Pemanasan global saat ini terjadi karena aktivitas manusia yang serakah tanpa memperdulikan lingkungan, yang menjadi fokus utamanya adalah bagaimana menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. 

Seperti aktivitas pembakaran material tambang (industri) yang menyumbang bertambahnya kadar CO2 di udara yang menimbulkan efek rumah kaca hingga merusak lapisan ozon dan menyebabkan suhu bumi naik (panasan global) yang berimbas pada perubahan iklim. Ada juga pengalihan fungsi lahan gambut ke lahan lainnya yang menyebabkan kadar CO2 yang harusnya disimpan lahan gambut menguap ke udara.

Seluruh negara di dunia pun memberikan sumbangsih bagi kondisi yang ada saat ini. Inilah dampak nyata kerakusan kapitalisme yang hanya memikirkan kesejahteraan pribadi tanpa memikirkan akibatnya. Demi kekayaan/keuntungan, mereka melakukan penambangan besar-besaran, menebang pohon, menyulap hutan menjadi daerah usaha atau gedung bertingkat, mengubah lahan gambut menjadi lahan lainnya, dll.

Kapitalisme memang telah merusak bumi ini. Namun, tidak sedikit pun upaya yang dapat dilihat untuk memperbaiki kondisi ini. Mereka memang menyerukan perubahan energi terbarukan. Namun, pada kenyataannya, seruan itu kalah dengan para kapital yang hanya ingin mendapatkan uang.

Gambaran ini menunjukkan pada kita bahwa sistem kapitalisme yang menjadikan materi sebagai fokus utamanya, tidaklah akan mampu memberi solusi tuntas pada permasalahan iklim saat ini.


Islam Memberi Solusi

Kita tidak dapat berharap pada kapitalisme, maka perlu mencari penyelesaian lainnya. Dalam hal ini, Islam memberikan jawabannya. Islam memandang masalah alam disebabkan oleh dua hal. Pertama, murni bencana alam dan kedua, ada campur tangan kerusakan oleh manusia.

Mencermati gelombang panas yang tidak biasa dengan analisa akibat pemanasan global dan perubahan iklim, artinya tidak sebatas fenomena alam, tetapi ada campur tangan manusia. Untuk itu, Islam akan menyelesaikannya sampai ke akar.

Islam tidak akan membiarkan eksploitasi tambang sembarangan (apalagi oleh para kapitalis) hingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Islam justru akan mengelola tambang tersebut dengan memperhatikan kondisi lingkungan. 

Islam juga tidak akan membiarkan pengusaha seenaknya mengalihfungsikan lahan, lahan subur dipakai untuk pertanian, yang tidak subur untuk bangunan, dan yang berfungsi sebagai hutan lindung termasuk wilayah gambut akan tetap dijaga. Dengan begitu, kondisi udara akan berangsur-angsur membaik.

Semua kebijakan tersebut tentu membutuhkan aturan yang kuat. Negara yang memiliki kebijakan ini harusnya negara yang besar dan disegani seluruh negara dunia agar setiap pandangannya diambil dan dilaksanakan. Inilah negara adidaya yang mengambil Islam sebagai landasannya. Dengan kepemimpinannya, negara Islam akan mampu menyelamatkan dunia.

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al Araf: 96).

Sungguh penerapan sistem Islam akan menjadi solusi dan mendatangkan keberkahan karena datang dari Sang Pencipta Alam yang Maha Sempurna.





Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar