Ayo, Terapkan Islam Kaffah Agar Kriminalitas Musnah


Oleh : Neneng Sriwidianti (Pengasuh Majelis Taklim)

Label "Gotham City" yang diberikan oleh warganet sangat relevan untuk Kota Bandung saat ini. Why? Berbagai kasus kriminalitas dan kerusakan di kalangan generasi muda marak bak jamur di musim hujan. Dari mulai kecanduan narkoba, LGBT, angka sifilis yang tinggi, free sex yang berujung pada tindakan aborsi, permintaan dispensasi nikah dini, pembegalan, geng motor, teranyar kasus balap liar yang meresahkan masyarakat. Keamanan di Kota Bandung seperti jauh panggang dari api, semakin sulit didapatkan.

Tim Prabu, berhasil membubarkan kegiatan balap liar di Jalan BKR, kota Bandung setelah ada laporan dari warga sekitar pukul 04.00 WIB. Para pemuda peserta balap langsung kocar-kacir ketika Tim Prabu datang ke lokasi. Petugas berhasil meringkus 11 pemuda peserta balap liar dengan barang bukti sepeda motor berjumlah delapan. Padahal, Polrestabes Bandung telah membentuk tim patroli baru yang bertugas mengamankan Kota Bandung dari aksi-aksi kriminal jalanan. Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, tim ini akan berperan memberantas kejahatan jalanan seperti geng motor, begal, jambret, hingga pencurian kendaraan bermotor. Menurutnya, tim tersebut akan membantu tugas dari Tim Prabu yang sudah ada namun belum mampu menjangkau ke seluruh titik. (prfmnewd.pikiranrakyat.com, 26/6/2023)

Secara umum kriminalitas adalah tindak kejahatan yang melanggar hukum, undang-undang, norma, dan nilai yang berlaku di masyarakat. Kriminalitas adalah masalah umum yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Terlebih lagi, dalam kehidupan masyarakat yang sekuler seperti saat ini. Mirisnya, kriminalitas justru banyak dilakukan oleh generasi muda. 

Balap liar yang identik dengan remaja adalah salah satu potret buram akan rusak dan hancurnya moral anak-anak muda saat ini. Mereka yang berpotensi menjadi "agent of change" dan tonggak peradaban justru terpapar berbagai macam kerusakan yang diakibatkan oleh aturan hidup yang diterapkan hari ini yaitu kapitalisme sekularisme. 

Sekularisme telah mencetak remaja menjadi generasi yang beringas, liar, egois, dan  tak punya empati, bahkan berani berlaku kejam untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Generasi muda sangat permisif terhadap segala sesuatu yang berbau kebebasan yang berorientasi pada kesenangan dunia. Sebaliknya, mereka minim prestasi dan cenderung apatis terhadap lingkungan sekitar dan permasalahan umat. 

Gempuran budaya dan gaya hidup ala barat telah membawa dampak buruk bagi anak-anak kaum muslimin khususnya para remaja. Paham kebebasan yang keblangblasan telah menyeret generasi muda menjadi generasi yang tak terarah. Pemahaman mereka terhadap Islam hanya sekedar ibadah ritual bahkan mulai menjauhkan aturan agama dari kehidupan mereka. Pemisahan agama dari kehidupan telah merasuki pikiran-pikiran mereka. 

Maka, di sinilah pentingnya generasi dididik dan dijaga dengan akidah yang sahih yang datang dari Zat yang menciptakan manusia dan isinya. Sehingga, generasi muda nantinya akan mempunyai kepribadian Islam yang tinggi. Pola pikir dan pola sikapnya hanya merujuk kepada Islam. Generasi seperti inilah yang bisa membedakan, apakah perbuatannya mengarah kepada kebaikan, atau sebaliknya perbuatannya akan menjerumuskan dirinya kepada kriminalitas. 

Namun, melahirkan generasi yang mempunyai kepribadian Islam yang hakiki, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi, butuh proses dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, di antaranya:

Pertama, pihak keluarga. Orang tua khususnya seorang ibu adalah madrasatul ula' bagi anak-anaknya. Dari rumah anak-anak dikuatkan akidahnya. Anak sejak dini diajarkan agar senantiasa terikat dengan hukum-hukum syariat secara keseluruhan. Menghadirkan rasa takut kepada Allah Swt. dalam setiap perbuatannya adalah pemahaman yang wajib diajarkan kepada anak-anak kita. Sehingga, mereka tidak mungkin melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam. 

Kedua, adanya peran serta masyarakat dan lingkungan. Masyarakat wajib melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap segala kejadian yang terjadi di lingkungannya. Karena, masyarakat yang jauh dari Islam dan cenderung sekuler turut menyumbang aksi kriminalitas saat ini. Amar makruf yang tidak jalan, menyebabkan generasi muda akhirnya keblangblasan karena sikap tak peduli dari lingkungan tempat dimana mereka hidup. 

Ketiga, adanya negara yang menerapkan hukum Islam secara kafah.  Tetapi, faktanya saat ini, justru negara telah melakukan kesalahan dengan menerapkan sistem hidup yang bertentangan dengan agama mayoritas di negeri ini yaitu sistem sekuler liberal dan abai terhadap penjagaan akidah umat. Alih-alih memberantas semua hal yang menjadi pencetus timbulnya kriminalitas, penguasa malah membiarkan hal-hal pemicunya tetap ada. Seperti tayangan kekerasan, artis dan publik figur yang menampilkan bentuk pribadi hebat, hedonis,  membiarkan tayanyan pornografi dan pornoaksi menjejali benak-benak remaja, dan lain sebagainya. 

Negara dalam Islam pun, akan memberlakukan sistem persanksian sesuai dengan apa yang diturunkan Allah Swt. dan Rasul-Nya. Karena, sanksi dalam Islam bersifat sebagai pencegah dan penebus (jawazir dan jawabir). Dipastikan kasus-kasus kriminal yang hari ini marak di kalangan remaja, khususnya Kota Bandung dapat distop dan ditanggulangi, karena sanksi dalam Islam akan melahirkan efek jera. 

Ayo, segera terapkan Islam kaffah, agar kasus kriminalitas yang marak saat ini musnah sampai ke akar-akarnya. Khilafah satu-satunya sistem pemerintahan yang bisa mewujudkannya bukan demokrasi seperti saat ini. 

Wallahu a'lam bishshawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar