Degradasi Moral Remaja kota Medan, Cukupkah “Ijazah” MDTA?


Oleh : Kiki Fatmala (Aktivis Muslimah Medan)

Fenomena generasi muda di negeri ini semakin hari semakin membuat geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, generasi muda yang sejatinya sebagai penerus peradaban, kondisinya malah makin memprihatinkan. Kasus-kasus kerusakan moral generasi terus bergulir hingga saat ini. Generasi yang liberal dan makin kebal nasihat. Gempuran tayangan dan informasi yang makin bebas diakses, kemudian ditiru dan menjadi viral.

Ketua Komisi IV DPRD Medan mendorong seluruh pihak untuk menyiapkan segala masukan agar revisi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 tahun 2014 tentang wajib Belajar Madrasah Diniyah Taklimiyah Awaliyah (MDTA) dapat segera diselesaikan. Beliau berharap agar ada Perda yang mewajibkan siswa sekolah dasar memiliki ijazah madrasah untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena pendidikan agama dirasa sangat penting dan bisa menjadi solusi bagi permasalahan amoral pemuda di Medan akhir-akhir ini, seperti pencurian dan begal. 

Degradasi moral remaja di Medan dipengaruhi banyak faktor tidak hanya pendidikan agama yang kurang. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah Masalah sebenarnya terletak pada sistem kapitalisme-sekuler yang diterapkan di dunia pendidikan maupun masyarakat kota Medan. Bukan hanya di tingkat dasar, pendidikan agama dibutuhkan semua warga Medan dan menyatu dalam keseharian mereka dalam bermasyarakat. Jadi keberadaan ijazah MDTA  seharusnya bukan hanya untuk syarat masuk sekolah, namun sudah menjadi kebutuhan yang disadari oleh semua pihak.

Adanya kesadaran dari pejabat publik bahwa pendidikan agama pada tingkat dasar sekolah sangat penting menjadi benteng yang kokoh bagi anak-anak agar terhindar dari sifat-sifat negatif patut disyukuri. Namun Pendidikan agama di MDTA jika tidak dibarengi dengan pembinaan yang intens dari keluarga, kontrol dari masyarakat, dan juga contoh dari negara, tidak akan berdampak secara efektif pada kepribadian agamis anak.

Sudah semestinya para pemuda dipahamkan terkait hukum-hukum syarak, termasuk cara mengaplikasikannya. Satu-satunya jalan hanya dengan menerapkan hukum Islam secara totalitas dalam kehidupan agar kondisi sekarang dapat mengalami perubahan.  Sebagaimana diketahui, dalam sistem pendidikan sekuler saat ini, peran agama (Islam) dikerdilkan, bahkan disingkirkan. Sehingga akibatnya sangat fatal, diantaranya adalah degradasi moral di kalangan remaja/pelajar yang makin parah, karena para remaja/pelajar tersebut tidak dibekali dengan bekal pendidikan agama yang cukup.

Oleh karena itu, betapa pentingnya sistem pendidikan bukan hanya sebatas ijazah MDTA saja. Namun sudah seharusnya Islam menjadi dasar bagi sistem pendidikan sekaligus aturan yang harus diterapkan ditengah tengah masyarakat, karena islam bukan hanya sekedar agama saja namun lebih daripada itu yakni sebagai Ideologi yang mengatur sistem kehidupan.





Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar