DPR, Partai Politik, dan Kepercayaan Umat


Oleh : Melinda S. Si

Menjelang pemilu 2024, berbagai partai politik termasuk calon legislatif berlomba menawarkan berbagai visi, misi dan program kerja mereka. Pada dasarnya mereka memiliki tujuan yang sama yaitu ingin menyejahterakan rakyat. Namun, realitanya berbagai visi dan misi tersebut sebatas jargon, seolah terkubur setelah mereka masuk ke parlemen. 

Memperjuangkan kepentingan rakyat yang diusung para anggota dewan dan partai politik nyatanya hanya janji manis. Rakyat saat ini menjerit dalam berbagai himpitan persoalan hidup. Kemiskinan meningkat, PHK tak terbendung, sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan, sementara harga kebutuhan pokok semakin melonjak. Pendidikan, layanan kesehatan, sarana publik dan akses lainnya semakin dikapitalisasi. Bebagai kriminalitas semakin marak, korupsi di kalangan pejabat tak kunjung tertuntaskan. Kerusakan moral pun semakin merajalela sementara islam semakin dijauhkan dari kehidupan. Maka, wajar jika akhirnya rakyat tidak percaya lagi terhadap DPR dan partai politik. Hal tersebut dapat diperkuat berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada April 2023 bahwasanya kepercayaan masyarakat terhadap DPR dan partai politik menunjukkan tingkat yang rendah yaitu sebesar 63,4% terhadap DPR sedangkan sebesar 61,8% terhadap partai politik. 

DPR dan partai politik yang berada dalam bingkai demokrasi atau mereka yang mengusung ideologi sekuler/kapitalis yakin akan senantiasa gagal untuk menyejahterakan rakyat. Wajah demokrasi yang tampak manis nyatanya jalan untuk kepentingan para elit partai dan oligarki. Anggota dewan menjadi petugas partai, mereka tidak bisa berlepas dari dominasi pemimpin partai dan balas jasa terhadap oligarki yang telah membiayai partai. 

Menjadi partai politik yang didambakan rakyat memang tidak mudah. Begitu juga mengemban amanah dari rakyat adalah tugas berat. Menjalankan amanah adalah kewajiban yang harus dipertanggung-jawabkan kepada pemilik alam semesta dan seisinya.

Sesungguhnya, Allah Ta'ala menciptakan manusia ke bumi beserta seperangkat aturan (hukum syara'). Dan islam pastilah sistem yang sempurna karena datang dari Allah. Partai politik yang benar haruslah berasaskan Islam, seluruh aktivitasnya senantiasa terikat kepada hukum syara', mempunyai ikatan ideologis (pemikiran) diantara para anggotanya. Selain itu, partai politik memiliki tugas mendidik umat untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Kemudian bersama umat memperjuangkan agar hukum-hukum Islam bisa diterapkan secara total. 

Islam adalah jalan satu-satunya meraih kepercayaan umat dan mewujudkan kesejahteraan. Campakan demokrasi dan ideologi sekuler, tunduk kepada sistem Islam. Allah berfirman, “Hanya ucapan orang-orang beriman, yaitu ketika mereka diajak menaati Allah dan Rasul-Nya agar Rasul-Nya tersebut memutuskan hukum diantara kalian, maka mereka berkata: Sami’na Wa Atha’na (Kami telah mendengar hukum tersebut dan kami akan taati). Merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. An Nur: 51).

Wallahu a'lam bishshowwab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar