Pemerintah Abai, Aliran Sesat Meresahkan


Oleh :  Mawar Al Fihri, Spd

Penyimpangan ajaravn Islam yang dilakukan oleh Pondok pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat,begitu sangat meresahkan. Karena Pondok pesantren Al-Zaytun telah mengajarkan ajaran sesat kepada para santrinya.

Adapun dugaan yang menyatakan bahwa pondok tersebut menyimpang diantaranya dengan memberikan ajaran sesat kepada ribuan santrinya, bermula dari terungkapnya praktik janggal yang dilakukan di pesantren itu.

Di antara kejanggalan itu, misalnya, mengubah ketentuan haji dan melempar jumrah. Mereka mengatakan bahwa menunaikan ibadah haji bisa dilaksanakan di Al-Zaytun, yaitu dengan mengelilingi pesantren seluas 1.200 hektar itu dengan memakai mobil.

Selain itu, pimpinan pondok juga mengubah syahadat dari “Tiada tuhan selain Allah” menjadi “Tidak ada negara, selain negara Islam”, serta mencampuradukkan saf salat pria dan wanita.

Hal tersebut menyebabkan polemik di kalangan masyarakat sehingga masuk pada ranah penistaan agama.

Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali meminta aparat penegak hukum untuk segera menindak pondok pesantren Al Zaytun yang diduga mengajarkan ajaran menyimpang. Ia melihat keberadaan pesantren itu lahir dan ada dari kepentingan politik pada zaman orde baru.

Menanggapi banyaknya aliran sesat yang muncul di Indonesia, cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan, ini bukti pemerintah abai

“Ini sesungguhnya menunjukkan kepada kita betapa pemerintah atau pemimpin yang ada ini hari itu abai terhadap satu tugas pokok dan fungsi yang sangat penting dari seorang pemimpin menurut Islam,” ungkapnya di acara Focus to The Point: “Az-Zaitun Diduga Sesat, kok Seperti Dibiarkan?” melalui kanal UIY Official, Kamis (22-6-2023).

Ia mengutip pendapat Imam Al-Mawardi dalam kitab Al-Ahkam al-Sulthaniyyah yang menyebutkan bahwa tugas pokok pemimpin adalah hirasatuddin wa siyasatud dunya (menjaga agama dan mengatur dunia dengan agama).

“Jadi pemimpin dalam pandangan Islam itu harus menjaga agama karena agama bukanlah perkara yang bisa bergerak sendiri, tumbuh sendiri. Agama harus didakwahkan, diperjuangkan, dan karena itu juga harus dijaga,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Imam Al- Ghazali menyebut agama dan kekuasaan seperti saudara kembar, ‘agama sebagai pondasi dan kekuasaan sebagai penjaga’.

“Imam Al- Ghazali mengatakan, apa yang tidak ada pondasi itu akan hancur dan apa yang tidak ada penjaga dia akan hilang,” ucapnya.

UIY lalu menjelaskan, agama itu harus dijaga dengan mendakwahkan dan memahamkan agama ini kepada umat agar umat paham. “Kalau umat paham, maka umat akan siap untuk mengamalkan dan ikut memperjuangkan. Termasuk ketika ada yang menyerang agama atau menyimpangkan agama harus diluruskan,” bebernya.

Sistem Islam merupakan satu-satunya sistem kehidupan yang mampu berperan penuh untuk menjaga akidah warga negaranya beserta kelurusannya. Khilafah justru berkepentingan untuk mengedukasi dan membina warganya perihal aturan Islam. Ini karena Islam ibarat napas dan aliran darah bagi kehidupan sehari-hari manusia.

Kehidupan berlandaskan akidah Islam bukanlah kehidupan sempit layaknya kehidupan sekuler. Islam akan membuat hidup para pemeluknya menjadi hidup lapang dan tenang karena Islam sesuai fitrah mereka.

Di sisi lain, Sistem Islam tidak akan memberikan celah sedikit pun bagi berkembangnya ide-ide sesat sebagaimana produk Al-Zaytun maupun yang serupa dengannya. Sistem Islam justru menjadikan dakwah dan jihad sebagai visi-misi negara untuk terus menjaga kejayaan Islam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar