Carut Marut Sistem Pendidikan Sekuler


Oleh : Lismayani (Praktisi Kesehatan)

Dilansir dari VOA bahwa Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat selama Januari-Juli 2023 telah terjadi 16 kasus perundungan di satuan pendidikan. Empat diantaranya bahkan terjadi saat tahun ajaran sekolah 2023/2024 yang baru saja dimulai pada medio Juli 2023.

Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, mengatakan dari 16 kasus perundungan pada satuan pendidikan mayoritas terjadi pada tingkat sekolah dasar (25 persen), sekolah menengah pertama (25 persen), dan sekolah menengah atas (18,75 persen), dan sekolah menengah kejuruan (18,75 persen).

Retno merinci jumlah korban perundungan di satuan pendidikan berjumlah 43 orang yang terdiri dari 41 peserta didik (95,4 persen) dan dua guru (4,6 persen). Adapun pelaku perundungan didominasi oleh peserta didik yaitu sejumlah 87 peserta didik (92,5 persen). Sisanya dilakukan oleh pendidik yaitu sebanyak lima orang (5,3 persen), satu orang tua peserta didik, dan satu kepala madrasah.

"Artinya korban terbesar adalah peserta didik yaitu 95,4 persen dan pelaku perundungan terbanyak juga peserta didik yaitu 92,5 persen," sebutnya.


Buah dari Sistem Pendidikan Sekuler

Kasus ini menambah daftar panjang buramnya sistem pendidikan sekuler.Lembaga pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi tidak luput dari masalah perundungan, kekerasaan hingga pembunuhan kerap mewarnai jalannya pendidikan sekuler.

Kasus kekerasan seperti ini telah lama dan terjadi di Indonesia, namun tindakan ini luput dari perhatian pemerintah. Dan seolah-olah hanya hal yang biasa terjadi.

Sungguh miris,  tindakan pelanggaran HAM di dunia pendidikan sangat memprihatinkan. Sekolah yang semestinya menjadi tempat aman dan nyaman untuk para peserta didik berubah menjadi menggelisahkan, menakutkan, dan penuh dengan kejahatan.

Demi keberlangsungan generasi muda kedepan maka perlindungan generasi diera globalisasi sangat dibutuhkan, maka harus diselesaikan dengan penyelesaian yang tuntas.

Kasus perundungan ibarat mata rantai yang tidak pernah bisa diputus inilah petaka sistem pendidikan sekuler. Sistem ini hanya melahirkan generasi yang minus akhlak, adab, berkepribadian yang labil.

Mari berpikir sejenak, berkali-kali negeri ini berganti kurikulum, tetapi faktanya pendidikan tetap tidak menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Krisis adab,merosotnya moral dan generasi jatuh kejurang kebinasaan. Program pendidikan berbasis pendidikan karakter juga tidak berdaya menghadapi problematika pendidikan. Sebaik apapun program pendidikan jika nafas pendidikan masih berbasis sekuler, tidak akan terwujud generasi berkualitas.


Islam Sebagai Solusi Tuntas  Masalah Pendidikan

Kegemilangan Islam dan peradabannya dipentas dunia membuat barat segan terhadapnya. Dalam catatan sejarah Peradapan Islam banyak melahirkan cendikiawan dan ilmuwan.

Negara melaksanakan sistem pendidikan berbasis Islam, ditopang sistem ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam. Alhasil seluruh lapisan masyarakat merasakan hak pendidikan disemua jenjang secara gratis tanpa dipungut biaya.

Selama 13 abad, sistem Islam (Khilafah) mampu membangun generasi beriman dan berilmu. Tidak heran jika pada masa khilafah meminpin peradapan, terlahir sosok - sosok terbaik dikalangan ulama, cendikiawan, maupun ilmuwan. Kecerdasan ilmu yang mereka miliki  didedikasi untuk kemaslahatan umat.

Sudah saat nya kita campakkan sistem pendidikan sekuler Kapitalisme didalam kehidupan kita, saatnya kita kembali ke dalam pangkuan aturan  Illahi yaitu Islam Kaffah.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar