Harga Beras Naik, Rakyat Panik!


Oleh : Kiki Fatmala (Aktivis Muslimah Medan)

Sudah satu minggu berlalu sejak harga beras di sejumlah pasar tradisional Kota Medan mengalami kenaikan. Tingginya harga beras yang terjadi di kota Medan membuat pelanggan mulai mengeluh akibat penjualan yang terus menurun bahkan mulai sepi. 

Berbagai macam spekulasi mengenai penyebab kenaikan beras pun muncul. Pertama, adanya penurunan pasokan beras dalam negeri akibat musim kemarau. Kedua, terjadinya El Nino yang menyebabkan suhu permukaan air laut naik sehingga berdampak kekeringan ekstrem pada pertanian. Ketiga, India mengeluarkan kebijakan penutupan ekspor beras nonbasmati (beras pecah).Keempat adanya persaingan pasar. Para pengusaha tidak mau rugi dengan usahanya. Mereka tidak peduli stok surplus ataupun minus, yang penting dapat untung. Kelima, adanya konversi lahan secara besar-besaran. Peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman atau industri membuat luas lahan pertanian makin sempit. Keenam, biaya produksi yang tinggi. Kenaikan pupuk dan tenaga kerja disinyalir juga berpengaruh pada kenaikan harga beras. 
      
Kalau harga beras ini terus naik, bencana kelaparan dan krisis pangan bisa saja terjadi dan tidak segan-segan memakan korban. Sebagaimana diketahui, rantai tata niaga beras di Indonesia panjang dan rumit. Setiap pelaku yang terlibat di dalamnya mengambil margin keuntungan sehingga harga dari produsen sampai ke tangan konsumen melambung tinggi. Tidak hanya itu, para pelaku pasar khususnya para pedagang besar bisa mengendalikan harga. Meskipun pasokan melimpah, tetapi karena pasar dikuasai pedagang besar, maka kenaikan harga tidak bisa dihindarkan. Hal ini akibat paradigma kapitalisme yang diterapkan hari ini. Ditambah lagi disentralisasi kekuasaan pada sistem politik kapitalisme menyebabkan pengurusan pangan juga menjadi rumit. Tentu berbeda didalam Islam, Negara tidak boleh kalah oleh para pemilik kartel ini. Negara harus memberangus praktik kartel dan monopoli perdagangan. Sebabnya, salah satu kewajiban Negara menurut Islam adalah melindungi hajat hidup masyarakat serta menjaga keamanan dan ketertiban termasuk dalam perdagangan.

Selain itu  Negara juga berfungsi sebagai ra’in dan junnah, yakni mengatur seluruh urusan umat. Kekuasaan diberikan kepada pemerintah guna menyelesaikan persoalan umat secara keseluruhan. Kekuasaan bersifat sentralisasi, yakni pada Khalifah sehingga ketika ada persoalan akan lebih cepat diselesaikan.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar