Sama Agama Sendiri Kok Takut?


Oleh: Nur Hidayati (Jembrana-Bali)

Di Indonesia dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam, masih banyak yang takut akan agamanya sendiri. Itu semua karena kurangnya pemahaman tentang Islam. Di sisi lain, mereka ditampakkan oleh sejarah di zaman kenabian yang memperlihatkan seringnya terjadi perang. Hal ini tentu membuat mereka menganggap Islam adalah agama yang keras, tentunya karena kurangnya pemahaman tentang Islam sendiri dan tak mau belajar tentang sejarah Islam.

Ini merupakan siasat barat yang sengaja memutar balikkan fakta tentang sejarah Islam agar umat Islam menjadi takut akan agamanya sendiri dan semakin menjauhkan agama dari kehidupan. Seperti itulah sekularisme saat ini, Barat sengaja memberikan gambaran menyeramkan tentang Islam. Mereka menyusup dalam pikiran setiap umat Islam. 

Meski begitu, pemerintah Indonesia menyangkal jika di Indonesia ada islamophobia karena penduduknya mayoritas beragama Islam. Padahal, nyata-nyata banyak sekali narasi-narasi yang melecehkan Islam, seperti ungkapan Sukmawati yang membandingkan konde dengan hijab, suara adzan dengan kidung dan pernyataan menteri agama yang membandingkan suara adzan dengan suara hewan dan masih banyak lagi kasus yang seperti ini yang beredar di masyarakat.

Di Barat, islamophobia semakin meningkat. Di Asia sendiri, kasus muslim yang mengalami diskriminasi makin banyak seperti di India, muslim Rohingya di Myanmar dan muslim Uighur di China. Menteri luar negeri AS mengeluarkan gagasan untuk memperingati hari internasional memerangi islamofobia, tapi ironisnya kasus islamfobia di Barat dan seluruh dunia makin marak terjadi.

Ini adalah bukti lemahnya posisi umat Islam yang saat ini tidak memiliki perisai atau junnah yaitu Khilafah. Dalam Islam, semua telah diatur dan sudah seharusnyalah sebagai seorang muslim mempelajari dan mendalami agama kita sendiri secara kaffah.

Wallahu a'lam bishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar