Hari Santri, dari Refleksi Perjuangan Hingga Spirit Kebangkitan Islam


Oleh: Astriani Lydia, S.S

Pejabat Wali Kota Bekasi Gani Muhamad didampingi istri Yolla Kusuma beserta Forkopimda, para tokoh ulama dan para Kepala OPD melaksanakan upacara peringatan Hari Santri 2023 di Alun-alun Hasibuan Kota Bekasi. 

Sebelum dilakukannya upacara peringatan, Pj Wali Kota Bekasi beserta tamu undangan menyaksikan Pawai Hari Santri 2023 yang diikuti oleh para santri dari berbagai pondok pesantren yang ada di Kota Bekasi. 

Dalam pidatonya Gani Muhamad mengatakan peran santri terhadap merebut, mempertahankan serta mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, melalui resolusi jihad mendorong negara mempertahankan NKRI. 

Selain itu, peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa, mampu mencetak generasi yang unggul dan berkarakter. 

Santri adalah sosok yang luar biasa dan berkonsisten dalam belajar ilmu agama dengan mendalami Al-Qur’an maupun hadis yang selalu khusyuk disaat menjadi santri. Jutaan santri masa kini adalah aset bangsa masa depan. Terlebih pada 2045 nanti negara kita memiliki cita-cita Indonesia emas. Maka hal tersebut harus disambut baik oleh pesantren lembaga pendidikan menjadi tempat santri menggantungkan masa depannya. 

“Saya bersyukur karena dalam peringatan hari santri tahun 2023 Pemerintah Kota Bekasi akan menganggarkan di APBD 2024 untuk mengembangkan produk dunia pesantren pada dunia usaha mikro maupun makro,” ungkap Gani.(koranpelita.co, 22/10/2023) 

Hari Santri Nasional rutin diperingati setiap tanggal 22 Oktober.  Hal ini ditetapkan sejak 15 Oktober 2015 lalu. Mengapa 22 Oktober? Karena tepat hari Ahad, 21 Oktober 1945, berkumpul para kiai se-Jawa dan Madura di kantor ANO (Ansor Nahdlatul Oelama). Setelah rapat darurat sehari semalam, pada esoknya dideklarasikanlah seruan jihad fi sabilillah yang belakangan dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Inti dari Resolusi Jihad adalah, membela kemerdekaan Indonesia sebagai negeri Muslim dari kaum penjajah adalah kewajiban syar’i. 

Menurut KH Salahuddin Wahid, cucu KH Hasyim Asy’ari, resolusi atau fatwa itu telah berhasil mendorong puluhan ribu Muslim, utamanya di Surabaya, untuk bertempur melawan Penjajah Belanda dengan gagah berani. 

Pertempuran berkepanjangan itu berlangsung pada tanggal 27, 28 dan 29 Oktober 1945, dan berakhir dengan kematian Jenderal Mallaby dan sekitar 2.000 pasukan Inggris. Kejadian ini memicu kemarahan angkatan perang Inggris, yang kemudian memuncak dalam Peristiwa 10 November 1945.

Melihat latar belakang lahirnya hari Santri, sejatinya santri wajib berada di garda terdepan dalam membela kehormatan kaum muslimin. Merekalah pelopor kebaikan, penerus ulama demi meraih ridho Allah Swt. Bukan malah disibukkan dengan pengembangan ekonomi kreatif, ataupun menjadi duta moderasi beragama yang jauh dari spirit kebangkitan Islam. 

Apalagi tahun ini, Hari Santri bertepatan dengan masih berlangsungnya derita rakyat Palestina karena penjajahan dan kezhaliman Zionis Yahudi. Zionis Yahudi terus memerangi dan membombardir warga Palestina tidak perduli apakah pria, wanita, anak-anak, orang tua, bangunan Masjid, Gereja, ataupun rumah sakit. 

Perlawanan yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di Palestina merupakan jihad yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan untuk melawan kafir penjajah yang menyerang negeri Islam dan menduduki tanah milik kaum muslimin. 

Maka atas dasar Aqidah Islamiyyah hendaknya “ruh” Resolusi Jihad yang menjadi salah satu landasan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional menjadi dasar kita kaum muslimin di Indonesia khususnya para santri untuk mendukung, membantu dan menolong saudara-saudara kita di Palestina. 

Slogan "Jihad Santri Jayakan Negeri" yang diusung sebagai tema Hari Santri tahun ini hendaknya menjadi Spirit kebangkitan para santri untuk tidak hanya jayakan negeri tempat tinggalnya. Tapi juga negeri kaum muslimin.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar