Tanpa Khilafah, Konfik Palestina Israel Terus Abadi


Oleh: Ummu Ihsan/Rembulan Purnama (Aktivis Muslimah)

Lagi-lagi kabar duka menghampiri kaum umat muslim. Bagaimana tidak kaum Yahudi Israel telah menyerang kembali  negri syam/palestina di jalur Gaza.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi menyatakan keadaan perang setelah Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan darat, Sabtu (7/10/2023).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada bangsa Israel bahwa negaranya sedang dalam kondisi “berperang” melawan militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Komentar Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi merupakan pernyataan pertamanya sejak penguasa Hamas di Jalur Gaza melancarkan serangan besar-besaran dari beberapa penjuru terhadap Israel pada Sabtu (7/10) dini hari. Dia memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan “membayar harga yang belum mereka ketahui sebelumnya.”

“Kita sedang berperang,” kata Netanyahu. “Bukan sebuah 'operasi', bukan sebuah 'putaran', tetapi perang.”

Perdana Menteri juga memerintahkan militer untuk membersihkan kota-kota yang disusupi militan Hamas yang masih terlibat baku tembak dengan tentara Israel. Hamas pada Sabtu (7/10) menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan anggotanya untuk melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat. Hal itu merupakan sebuah unjuk kekuatan besar-besaran pada hari libur besar yang membuat Israel lengah.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 198 warga Palestina tewas dalam serangan udara ketika bom menghantam Kota Gaza, menimbulkan awan asap hitam yang membubung ke langit.

Militer Israel melancarkan serangan terhadap target di Gaza sebagai respons atas lebih dari 2.000 roket yang membuat sirene serangan udara berbunyi terus-menerus hingga ke utara, sejauh Tel Aviv dan Yerusalem. Israel mengatakan pasukannya terlibat dalam baku tembak dengan militan Hamas yang menyusup ke Israel di setidaknya tujuh lokasi. Para tentara tersebut menyusup melintasi pagar pemisah dan bahkan masuk ke Israel melalui udara dengan menggunakan paralayang, kata militer.

Utusan perdamaian Timur Tengah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tor Wennesland mengutuk serangan terhadap Israel itu, dan memperingatkan dalam sebuah pernyataan: "Ini adalah jurang yang berbahaya, dan saya mengimbau semua orang untuk mundur dari jurang tersebut." Insiden tersebut juga menuai kritik dari Washington dan negara-negara Barat lainnya.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyerukan “penghentian segera kekerasan antara Israel dan Palestina," kantor berita negara melaporkan.

Sementara kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan operasi tersebut merupakan “tanggapan yang menentukan terhadap pendudukan Israel yang terus berlanjut dan merupakan pesan kepada mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel.”

Kembali  terjadi ‘perang’ antara Palestina dan Israel.  Serangan Palestina dianggap sebagai  pemicu,padahal  sebenarnya adalah bentuk balasan atas kekejaman Israel selama bertahun-tahun.

Konflik Palestina-Israel tak mungkin dapat terselesaikan selama khilafah belum tegak karena akan terus terjadi perbedaan persepsi tentang hak atas tanah Palestina.  Dan dua negara bukan solusi.


Hanya Khilafah yang Mampu Mengusir Israel dari Bumi Palestina

Palestina adalah bagian dari negeri Syam. Syam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina (termasuk yang diduduki Isr4el) saat ini. Rasulullah saw. memberikan banyak pujian pada negeri Syam. Di antaranya:
طُوبَى لِلشَّامِ فَقُلْنَا لِأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا
“Keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).” (HR At-Tirmidzi).

Syam juga adalah negeri para nabi. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun Kota Baitulmaqdis, kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR At-Tirmidzi).

Di Palestina, sebagai bagian dari negeri Syam, juga terdapat Masjidilaqsa. Masjid ini merupakan kiblat pertama kaum muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Mikraj. Wilayah di sekitarnya juga tempat yang Allah berkahi (Lihat: QS Al-Isra’ [17].

Pertama, khusus terkait keutamaan Masjidilaqsa, Rasulullah saw. bersabda,
ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Datangilah Masjidilaqsa. Lalu salatlah di dalamnya karena sungguh salat di sana seperti seribu kali salat di tempat lain.” (HR Ahmad).

Rasulullah saw. pun bersabda, “Sekali salat di Masjid al-Haram sama dengan 100.000 salat. Sekali salat di Masjidku (di Madinah) sama dengan seribu salat. Sekali salat di Masjidilaqsa sama dengan 500 salat.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Bazzar).

Masjidilaqsa adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang rasulullah saw. rekomendasikan untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidilharam (di Makkah) dan Masjidilaqsa.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu Al-Quds di Syam juga merupakan tanah ibu kota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, “Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di Al-Quds (Baitulmaqdis). Jika Khilafah ada di Al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibu kotanya keluar dari sana (Al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya.” (HR Ibn Asakir).

Fakta lainnya, Palestina adalah tanah air kaum muslim dan telah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah Islam. Kaum muslim pun terikat dengan Palestina serta Yerusalem karena dua alasan. Pertama, wilayah Yerusalem telah menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. pada 637 M. Setelah peperangan yang berkecamuk selama berbulan-bulan, akhirnya Uskup Yerusalem, Sophronius, menyerahkan kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. secara langsung.

Kedua, kaum muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah. Dalam perjanjian tersebut, Khilafah berkewajiban memberikan jaminan kepada kaum Nasrani baik terkait harta, jiwa, dan ibadah mereka. Khilafah juga diminta untuk tidak mengizinkan orang-orang Yahudi tinggal bersama kaum Nasrani dan kaum muslim di Yerusalem. Khalifah Umar kemudian menjamin tidak ada satu pun orang Yahudi yang lewat dan bermalam di wilayah tersebut. Perjanjian Khalifah Umar dengan kaum Nasrani Yerusalem ini mengikat kaum muslim hari ini bahkan hingga akhir zaman.

Dengan alasan inilah, haram hukumnya mengakui keberadaan negara Yahudi penjajah di Palestina. Haram pula mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat. Semua itu hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan kaum Yahudi penjajah di tanah kaum muslim.

Ironinya, hari ini sejumlah penguasa Arab dan Islam malah mengakui keberadaan negara Israel serta menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama lainnya, yaitu Mesir, Yordania, UEA, Arab Saudi, Maroko, Bahrain, Sudan, dan Turki.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya para penguasa Arab dan muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para mujahidin Palestina dalam mengusir kaum Y4hud1 penjajah dari negara itu.

Di sisi lain, jihad (berperang melawan musuh) di jalan Allah Swt. adalah amalan yang utama. Rasulullah saw. bersabda:
مَوْقِفٌ سَاعَةً فِي سَبِيل اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ اْلْأَسْوَدِ
“Berjaga-jaga satu jam di medan perang fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatulqadar di dekat Hajar Aswad.” (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

Oleh karena itu pula, sudah sepantasnya kaum muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit muslim, menyambut panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tidak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan.

Oleh karena itu, umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum muslim sedunia. Rasulullah saw. telah bersabda,
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum muslim berperang dan berlindung.” (HR Al-Bukhari Muslim).

Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan kaum muslim di sana. Bahkan Khilafah pula yang akan menyelamatkan kaum muslim di berbagai negeri di mana mereka ditindas. Di sinilah pentingnya umat ini untuk serius dan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan kembalinya Khilafah ala minhaj Nubuwwah.

‘Ala kulli hal, haram kita membiarkan kaum muslim Palestina menderita tanpa pembelaan kita. Haram pula kita membiarkan Palestina tetap dikuasai kaum Y4hud1 penjajah. Sebabnya, jika kita hanya diam, berarti kita telah berkhianat kepada bangsa Palestina, saudara sesama muslim; berkhianat kepada Umar bin Al-Khaththab ra. yang telah membebaskan Tanah Palestina untuk pertama kalinya; berkhianat kepada Sultan Abdul Hamid II dan para khalifah yang beratus-ratus tahun mempertahankan Bumi Palestina; berkhianat kepada para syuhada yang telah mempersembahkan darah dan nyawanya demi kemerdekaan Palestina; bahkan berkhianat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang telah menetapkan Palestina sebagai tanah milik kaum muslim. Sumber : muslimahnew.id

Wallahualam bissawab. []




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar