Tanpa Khilafah, Konflik Palestina-Israel Terus Abadi


Oleh : Riza Maries Rachmawati

Media mainstream baru-baru ini menayangkan bagaimana Israel digempur oleh rudal-rudal yang dikirim oleh tentara Hamas. Opini pun semakin digiring bahwa Israel adalah korban dari aksi ini. Pemimpin negara-negara kapitalisme seperti Amerika dan kawan-kawannya memberikan komentar bahwa Hamas adalah teroris. Netanyahu dalam pidatonya memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan membayar harga yang belum mereka ketahui sebelumnya. Pernyataan ini merupakan pernyataan pertamanya sejak penguasa Hamas di jalur Gaza melancarkan serangan besar-besaran dari beberapa penjuru terhadap Israel pada sabtu 7 Oktober  2023 dini hari. (www.voaindonesia.com, 07-10-2023)


Israel Penjajah Adalah Teroris Sesungguhnya

Fakta yang sesungguhnya yang harus kaum muslimin ketahui, apa yang terjadi di Israel saat ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan kehidupan kaum muslim di Palestina. Selama berpuluh-puluh tahun Israel telah merampas tanah milik muslim Palestina dan membuat kehidupan kaum muslimin disana dalam kondisi sulit dan penuh penderitaan. Sebenarnya Israel bukanlah apa-apa, mereka bisa eksis serta berlaku sewenang-wenang tanpa dukungan Amerika dan sekutu-sekutunya. Serangan yang dilakukan oleh Hamas hanya bentuk perlawanan membalas perbuatan Israel. Jelas sudah bahwa penggiringan opini Israel sebagai korban sementara Palestina sebagai teroris adalah gambaran nyata standard ganda media Barat terhadap konflik Israel Palestina. 


Fakta Sejarah Tanah Palestina Milik Kaum Muslimin

Tanah Palestina merupakan tanah kharajiyah milik kaum muslim sejak 637 M. Peperangan kaum muslimin melawan ratusan ribu kaum romawi diperang Yarmuk lah yang menjadi titik awal futuhat kota Al Quds. Kemudian setelah mengetahui bagaimana Islam mengurus orang-orang yang berada di dalam kekuasaannya pemimpin gereja kristen Patriach Sophoronius menyerahkan kunci kota Al Quds kepada Khalifah Umar Khalifah Umar pada saat itu menjadi Khalifah Daulah Khilafah. Selanjutnya tanah Palestina terus menerus berada di bawah perlindungan dan penjagaan Khilafah. Namun setelah adanya perjanjian Balfouryang disetujui Inggris pada tahun 1971 M Israel bisa menduduki tanah Palestina.

Selama bertahun-tahun dibawah perlindungan Negara Islam yakni Daulah Khilafah tanah Israel tetap bertahan menjadi tanah milik kaum muslimin. Meski sempat dikuasai oleh tentara salib setelah dibebaskan pada masa Khalifah Umar, namum dibawah kepemimpinan Panglima Salahuddin Al Ayyubi, tanah Palestina kembali ke pangkuan kaum muslimin. Tanah suci ini pun terus menerus dijaga oleh para Khalifah hingga pada masa Khilafah Utsmaniyyah. Abdul Hamid II yang merupakan Khalifah terakhir pada masa Kekhilafahan Utsmaniyyah pun pernah menolak dan menghardik seorang yahudi laknatullah Theodor Herzl yang meminta tanah Palestina untuk kaum Yahudi. Beliau mengatakan: “Tanah itu bukan milikku, tetapi milik umatku. Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Karena itu, silahkan yahudi menyimpan saja harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Namum, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah”. Demikianlah penjagaan Khilafah kepada tanah suci Palestina, ia dijaga dengan darah kaum muslimin.


Kehadiran Daulah Khilafah Sebagai Solusi Tuntas

Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 191, “Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir”. Berdasarkan firman Allah ini, ketika ada pihak-pihak yang merampas tanah Palestina maka kaum muslimin wajib berjihad merebut kembali tanan suci Palestina. Keputusan yang seperti itulah yang selama ini dijalankan Khalifah Daulah Khilafah sebab mereka sangat memahami status kepemilikan tanah Palestina. Disamping itu pula Rasulullah dalam haditsnya menegaskan bahwa Khilafah adalah junnah kaum muslimin yang wajib melindungi mereka dari bahaya musuh. Rosulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya”.

Selama kurang lebih 13 abad para pemimpin Negara Islam atau Khalifah telah membuktikan bagaimana mereka dengan sepenuh jiwa menjaga dan melindungi tanah Palestina. Tanah suci palestina dijaga dengan darah kaum muslimin sehingga tidak ada solusi lain kecuali mengirimkan pasukan kaum muslimin untuk berjihad mengusir yahudi dari tanah Palestina. Hanya saja kau muslimin telah kehilangan perisai itu. Maka tidak hanya mencukupkan diri dengan mengumpulkan donasi, mengirim logistik, bantuan medis dan sejenisnya ketika kaum muslimin benar-benar ingin menolong saudara muslimnya yang ada di Palestina. Solusi ini hanyalah solusi pragmatis yang tak pernah menyelesaikan masalah atau bahkan menyetujui solusi-solusi dari PBB. Tindakan ini tidak lain justru membunuh kaum muslimin Palestina. Karena semua pihak telah mengetahui PBB bergerak dibawah kendali Amerika dan Amerika berdiri disamping yahudi.

Oleh karena itu, menghadirkan kembali Daulah Khilafah di tengah-tengah umat adalah satu-satunya solusi tuntas atas persoalan tanah Palestina ini dan kaum muslimin wajib untuk mengupayakannya. Upaya penegakan kembali Daulah Khilafah ini diawali dengan berdakwah bersama kelompok Islam ideologi yang mengikuti metode Rasul. Dengan kesungguhan dalam memperjuangkannya maka akan semakin mendekat pada kemenangan dan kaum muslimin di Palestina akan segera tertolong. InsyaAllah.

Wallahu’alam bi shawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar