Oleh : Halimatus sa'diah S.Pd
Kota Bontang memang terkenal sebagai kota industri, lengkap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh pekerja dan keluarga mereka, seperti bandara, sekolah, hotel berbintang, dan lain-lain. Bermacam zona industri semacam migas, petrokimia, pulp serta kertas, dan pupuk sudah tumbuh di kota ini. Alhasil, Bontang kemudian menjadi kota industri yang jadi tujuan untuk para investor nasional ataupun internasional
Tak hanya itu, seiring berjalannya waktu, wisata Bontang turut berkembang hingga menjadi salah satu destinasi utama bagi masyarakat Kalimantan Timur dan sekitarnya. Meskipun wilayah Bontang mencakup hutan dan pantai, atraksi wisata yang bisa di kunjungi lebih dari itu.
Wisata pantai beras basah merupakan salah satu destinasi pariwisata di Bontang yang menawarkan beragam Objek atau Daya Tarik Wisata yang sangat mengagumkan.
Seperti yang di lansir dari Kaltimprov.go.id(15/10/2023), Setelah menghadiri upacara dan Rapat Paripurna DPRD Kota Bontang dalam rangka Peringatan HUT Ke-24 Kota Bontang, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Dr Akmal Malik menyempatkan mengunjungi Wisata Pantai Beras Basah di Kota Bontang, Kamis (12/10/2023).
Akmal Malik mengaku kagum dan menilai Pantai Beras Basah sangat indah dan bersih. Lautnya pun bersih. Selanjutnya agar pengelolaan objek wisata ini agar bisa terus maju. Maka, semua pihak saling berkolaborasi.
Selanjutnya, Akmal berpesan, agar Bontang bisa terus maju, maka mereka harus terus menggali potensi yang bisa diandalkan selain pantai atau laut. Karena, tidak lama lagi kurang lebih 1,8 juta orang akan hadir ke Kaltim, disebabkan kehadiran IKN.
Beliau berpesan jika tidak mulai sekarang disiapkan, maka mereka yang 1,8 juta itu berwisata ke mana. Tentu pasti ke Bontang. Jadi, kita sama-sama dukung objek wisata di Bontang untuk kebahagiaan masyarakat.
Sambil menikmati keindahan Wisata Pantai Beras Basah, Pj Akmal Malik juga mencoba olahraga paddling kesukaannya. Paddling adalah olahraga yang sangat popular di Hawaii dengan cara berdiri di atas paddle board dan sambil mengayuh.
Pemerintah berupaya dengan segala cara untuk menyejahterakan Masyarakat, salah satunya dengan membangkitkan kembali sektor pariwisata. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan UMKM. Sebagai bukti keseriusannya, pemerintah menggandeng perusahaan-perusahaan besar untuk menyukseskan targetnya. Kontribusi Perusahaan diwujudkan dengan memberikan pelatihan pengembangan pariwisata, pembinaan pengembangan program Guntung Eco Culture Sport Tourism (CEST).
Sektor pariwisata diproyeksikan mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15%, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019. Secara PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto )kaltim, pariwisata hanya menyumbang 0.82 persen, sangat rendah dibandingkan hasil dari batu bara yang menjadi sektor unggulan.
Menjadikan sektor pariwisata sebagai tumpuan untuk pemulihan ekonomi sangat sulit di wujudkan. Secara fakta, sektor ini justru menjadi kantong bisnis para pengusaha besar. Sebagai contoh, pusat destinasi wisata mangrove yang ada di bontang hanya satu yang menjadi milik pemerintah daerah yaitu mangrove Berbas Pantai. Banyak daerah yang menjadi destinasi wisata justru pebisnis lokal malah berkurang karena di gerus oleh pebisnis yang modalnya besar.
Indonesia memiliki SDA yang melimpah. Harus dicermati bahwa pariwisata dalam kacamata kapitalis adalah bagian dari upaya liberalisasi ekonomi dan budaya. Apalagi hasil yang didapatkan dengan pariwisata yang jelas-jelas tidak bisa menyejahterakan dibandingkan dengan pengoptimalan mengelola SDAE yang melimpah.
Menjadi renungan bagi kita semua bahwa pengelolaan pariwisata sejatinya adalah memberikan jalan bagi pengusaha-pengusaha besar atau para kapitalis untuk merampas SDAE negeri. Sektor Pariwisata jauh dari kata bisa mendongkrak perekonomian rakyat, karena sangat kecil di bandingkan SDAE.
Pengelolaan pariwisata pun menyimpan bahaya yang besar berupa liberalisasi kehidupan Masyarakat. Ada dampak pariwisata di bidang Sosial, gaul bebas, narkoba, dan lain sebagainya.
Di dalam Islam pariwisata adalah tempat syiar yang efektif karena selain menyodorkan keindahan alam juga sebagai bukti kebesaran Allah Swt. Ketika melihat dan menikmati keindahan alam, yang harus ditanamkan adalah kesadaran akan Kemahabesaran Allah, Dzat yang menciptakannya.
Sementara bagi wisatawan non-Muslim obyek-obyek ini bisa digunakan sebagai sarana dakwah untuk menanamkan keyakinan mereka pada kebesaran Allah SWT. Karena manusia, biasanya akan tunduk dan takjub ketika menyaksikan keindahan alam. Pada titik itulah, potensi yang diberikan oleh Allah bisa digunakan untuk menumbuhkan keimanan pada Dzat yang menciptakannya. Di sinilah, proses dakwah itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan obyek wisata tersebut.
Meski sektor pariwisata mungkin bisa menjadi salah satu sumber devisa ataupun pendapatan daerah, tetapi sektor ini tidak akan dijadikan sebagai sumber perekonomian Negara dalam sistem Islam. Karena tujuan utama adanya sektor pariwisata ini adalah sebagai sarana dakwah, maka negara tidak akan mengeksploitasi sektor ini untuk kepentingan ekonomi dan bisnis. Dan ini sangat berbeda, ketika sebuah negara menjadikannya sebagai sumber perekonomiannya, maka apa pun akan dilakukan demi kepentingan ekonomi dan bisnis. Meski harus melegalkan berbagai praktik kemaksiatan.
Negara mempunyai peran yang strategi dalam menerapkan seluruh aturan Allah dan mendakwahkannya ke seluruh dunia, karena Islam adalah rahmat untuk semesta, sebagaimana firman Allah, "Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (Qs. Al Anbiya : 107).
Sebagai negara pengemban dakwah yang menyampaikan Islam ke seluruh dunia, maka harus bisa menjaga kemurnian ideologi Islam dan peradabannya dari berbagai invasi budaya yang datang dari luar yang dapat merusak akidah dan akhlak masyarakat.
Negara juga harus mendakwahkan Islam baik kepada mereka yang memasuki wilayahnya maupun orang-orang yang berada di luar wilayahnya. Sebagaimana yang dilakukan para khalifah terdahulu sehingga Islam sampai di negeri kita, sehingga kita sampai saat ini bisa merasakan manisnya iman dari perjuangan dakwah tersebut.
Wallahu alam bisshowwab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar