Palestina Hancur, Pemimpin Muslim Kabur


Oleh: Eliyanti (Jembrana)

Saat ini umat Islam di seluruh dunia merasakan dilema melihat nasib saudaranya di Palestina. Ledakan demi ledakan tak henti-henti menghujani tanah Palestina. Hantaman sebanyak 6 ribu bom yang diluncurkan oleh kaum Yahudi dengan berat mencapai 4 ribu ton menerangi langit-langit Palestina.

Dentuman yang sangat besar dengan diiringi tangisan bayi, teriakan lansia dan derai air mata seorang ibu menyelimuti tiap saat. Kami di negeri muslim terbesar melihat dan mendengar teriakan itu, tubuh kami iku gemetar merasakan sakit yang sama dan nafas kamipun terasa sesak mendengar kabar Palestina.  

Kezaliman ini tak mungkin berhenti di satu tempat saja, muslim Myanmar, Uighur dan masih banyak lagi muslim di negara-negara lain merasakan hal yang sama yaitu penganiayaan, penindasan bahkan pembantaian. Namun tak satupun ada pemimpin di negara-negara Islam yang berani membantu mengirim senjata kepada mereka.

Dengan diamnya pemimpin-pemimpin di negeri yang mayoritas Islam cukup mengoyak hati kami dan kutukan para pemimpin yang dilontarkan membuat kami tersadar bahwasanya pemimpin negeri muslim hanya mampu mengecam saja. Tak ada yang berani melawan Amerika, dan terkungkung atas nama nation state. 

Sejak runtuhnya Khilafah, umat Islam memang tak lagi memiliki pemimpin yang menjadi perisai saat umat ditindas, dihinakan dan saat kehormatan kaum muslimin dihancurkan. Sekeras apapun teriakan kami menggema di muka bumi ini, tak akan ada satupun pemimpin yang berani mencabut pedangnya dan berdiri di barisan terdepan kaum muslimin demi kemuliaan Islam.

Sudah saatnya umat Islam sadar dan bangkit satukan barisan kembali kepada syari'at Islam. Karena yang mampu membantu kita hanyalah penerapan hukum Allah yang secara kaffah.  Saat hukum Allah diterapkan, maka janji Allah pasti datang. Islam akan membebaskan seluruh umat dari kezaliman pemimpin laknat. Khalifah sebagai perisai umat akan berdiri di barisan terdepan untuk melindungi darah kaum muslimin yang terjajah.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar