Oleh: Sri Widiyastuti (Muslimah Karawang)
Masyarakat dan para pemuda telah memperingati hari santri, yang telah berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2023, telah berlangsung berbagai acara di berbagai wilayah Nusantara.
Dari peringatan hari santri tersebut diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan peranan santri dalam proses pembangunan nasional.
Bahkan para santri pun dituntun, ketika mendapat bekal dari pondok dapat menjadi santri yang berakhlak mulia sebagai faktor yang terpenting dalam membangun karakter sumber daya manusia di negeri ini.
Setiap pondok pesantren pun dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas didik para santri.
Namun disisi lain ada tuntutan, dimana para santri harus memiliki serta cara pandang kehidupan berbekal dengan nilai-nilai kebangsaan yang kuat.
Dimana diperkuat juga dengan tema hari santri tahun ini "Jihad Santri Jayakan Negeri". Jadi seolah-olah santri berjihad atas nama negeri, bukan berjuang atas nama agama.
Dari peringatan hari santri yang semestinya mampu melahirkan generasi yang Islami dan mulia pun masih sangat jauh.
Pasalnya saat ini para pemuda justru mendapat gempuran yang kuat dari sistem yang ada saat ini, sistem sekular yang menghantui pemuda dan masyarakat.
Potensi pemuda pun dibatasi oleh slogan nasionalis yang hanya berpihak pada negeri sendiri, kurang perhatian serta peduli terhadap negeri-negeri muslim lainnya.
Tak luput juga kondisi saat ini melahirkan pemuda individualis, serta memiliki pemikiran dan perbuatan pemuda yang mudah terpengaruh oleh cara berpikirnya orang-orang barat.
Sehingga banyak perbuatan pemuda yang tidak mencerminkan dari nilai-nilai agama. Para pemuda pun akhirnya rela berbuat apa pun hanya untuk kepuasan kehidupan di dunia.
Seharusnya dengan adanya peringatan hari santri setiap tahunya mampu membuat pemuda sadar dan bangkit dari kondisi yang buruk saat ini.
Bangkit menuju perubahan kehidupan yang berasas pada SyariatNya.
Seharusnya pemuda dan masyarakat dalam bernegara dan dalam tatanan bermasyarakat mampu berasaskan pada SyariatNya, yang sudah di contohkan oleh Rasulullah.
Dimana ketika SyariatNya diterapkan mampu membawa kehidupan yang mulia, terwujud pemuda yang unggul dan cemerlang. Serta akan muncul pemuda yang menjadi garda terdepan pembela bagi muslim lain yang tertindas.
Mereka pun mempunyai visi misi yang jelas untuk menghadapi kehidupan. Serta apa yang mereka perbuat bukan hanya untuk kepuasan semata.
Tetapi mereka akan melihat dulu apa yang mereka perbuat itu sesuai hukum suara atau tidak. Serta merugikan orang lain atau kah tidak.
Para pemuda yang berakhlak mulia hanya mengerjakan perbuatan yang diridhoi Allah SWT, bukan berprestasi pada kehidupan duniawi semata.
Sehingga akan lahir para pemuda yang siap berjuang demi agamanya. Mampu membela saudara muslim lain yang tertindas.
Tentu perubahan ini akan terwujud jika didukung oleh peran negara sepenuhnya. Negara satu-satunya wadah dan poros pengendali kebijakan. Serta poros pengatur kehidupan, pemuda dan masyarakat nya.
Wallahualam bishowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar